Jordan Luna.
Laki-laki yang gue anggap Dewa waktu ketemu di California.
Dia selalu mengatakan dirinya Bulan dari semesta. Entah harus percaya atau berpura-pura bodoh, gue merasa canggung kalau panggil dia begitu. Jadi, gue kasih nama sendiri.
Padahal rencananya nama itu buat anak gue nanti.
Mungkin karena gua terlalu baik, sampai nggak tega tinggalin Jordan waktu itu sendirian. Sehingga gua ajak dia ke Korea. Ya, anggap sebagai adik sendiri.
Orangtua gue nggak begitu ambil pusing. Karena gue udah punya penghasilan sendiri, yah makin bangkrut deh. Padahal biasanya gue nggak sebaik ini. Apa gue disihir? Disantet gitu?
Oh iya, kerjaan gue penulis dan fotografer. Makanya gue suka jalan-jalan buat cari referensi inspirasi.
Sekarang yang gue lakukan adalah....
"Jordan!"
Menjadi seorang ayah yang menunggu sang putra pulang sekolah.
Mungkin karena gue anak tunggal, jadi keberadaan Jordan terasa menyenangkan daripada menyulitkan.
"Matt, memangnya manusia diperbolehkan main kasar?"
"Ada yang kasarin lo?!" Gue spot jantung sambil pegang wajahnya.
"Engga. Gadis itu, Kang Sara, dia disuruh mengerjakan tugas anak-anak yang tadi pagi memukulku."
"Ya udah, itu kan urusan dia." Gue menepuk-nepuk bahu Jordan yang sesungguhnya lebih tinggi. "Oh iya, ini kertas apa?"
"Ini daftar ekstrakurikuler. Kayaknya aku harus balik ke semesta dulu," jawab Jordan menilik kertasnya.
"Tiba-tiba?"
"Iya. Guru bilang, kertas ini harus ditanda tangani orangtua. Orangtuaku di alam semesta." Dia menjelaskan itu berulang kali seolah benar-benar fakta.
Haruskah gua percaya?
"Ah, gak perlu. Selama lo di sini, gue yang bakal jadi wali lo di Bumi."
"Nah jadi di sini ada daftar ekskul sama club yang harus lo ikutin. Kayaknya lo cocok basket sama fotografer, gimana?" Gue menyarankan. Karena semenjak gue kasih ponsel ke Jordan, dia kecanduan banget foto-foto.
Jordan hanya mengangguk menerima.
"OH MY GOD?! JORDAN IKUT FOTOGRAFER?!" Rupanya sedari tadi ada beberapa siswi menguping.
Lee Chaeyeon dan Lee Chaeryeong. Saudari kandung bak kembar itu menghampiri Jordan.
"Wah! Kebetulan banget kita butuh model ganteng!" seru Lee Chaeryeong.
"Kalian klub fotografi?" tanya gue. Mereka malah saling menatap sengit.
"Apa-apaan?! Gue yang nemu Jordan duluan!" Chaeyeon menarik lengan kanan Jordan.
"Senior, yuk!" Chaeryeong pun menarik lengan kiri Jordan tak mau kalah.
"Heh, jadi adek tuh ngalah! Jordan udah jadi kandidat club fotografi duluan," tegas Chaeyeon, sang kakak.
"Paras setampan ini percuma di belakang kamera, mending jadi wajah sekolah di club model!" Sang adik, Chaeryeong membalas.
Lee Chaeyeon mendecak. "Gimana kalo kita suruh dia coba keduanya, nanti biar Jordan yang memutuskan sendiri?"
"Oke!"
"Oke! Siapa takut?!"
"Ehhh! Mau dibawa ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NYCTOPHILIA
Fantasy| hiatus • on going | nyctophilia (n.) love of darkness or night. finding relaxation or comfort in the darkness. ❝ Kiranya kita akan selalu ada, dalam restu Semesta. ❞ #2 - soorin //3.3.2021// #2 - joseph //29.11.2020// #3 - soorin //3.2.2021// #5...