Chapter 5 : Again and Again

41 9 0
                                    

Festival Ulang Tahun UHS.

Suasana sekolah amat ramai. Dari pagi, para panitia OSIS sudah berkumpul. Halaman sekolah dipenuhi stand dari berbagai panitia club, demi mempromosikan club mereka.

Agenda acara penyambutan dari kepala sekolah dan guru-guru berlalu cepat. Giliran para club pentas seni yang akan meramaikan acara selanjutnya.

"Let's go, guys! Sekarang waktunya kalian tampil. Tampilah semaksimal mungkin," Lalisa melirik pada Cayla, "jangan sampai ada kesalahan."

Club dance. Anggota gabungan kelas 10 dan 11 itu mempersiapkan formasi masing-masing di atas panggung. Sebelum musik menyala, degup jantung mereka bahkan tak karuan.

Lalu musik berbunyi. Siap tak siap, mereka memulai koreografi dengan indah sesuai waktu latihan.

Sialnya. Joseph tak bisa mengimbangi diri saat tarian pergantian rekan.

Jatuh.

Untungnya. Kata itu tidak terjadi.

Seorang gadis secara refleks menarik poni Joseph, lalu menyangga punggung Joseph dengan tangan kanannya.

Terukir lebar senyum pada wajah Joseph. "Ah, Noona menyelamatkanku," ucapnya pada Cayla.

Kekacauan yang dibuat Joseph membuat penampilan mereka kacau. Musik terhenti. Namun, sorak-sorai penonton kian ramai. Bahkan atensi mereka hanya berpusat pada panggung. Bisikan dan pekik kamera mulai memenuhi telinga seakan Joseph dan Cayla adalah pasangan baru.

"Bagaimana kak Cayla bisa sekuat itu?"

"Wah. Menurutku mereka cocok."

"Bukankah mereka terlihat seperti noona-dongsaeng?"

"Aku kapal mereka mulai sekarang."

"Sebentar lagi koran sekolah akan ramai dengan nama mereka."

Cayla langsung mendorong tubuh Joseph untuk menjauh. Namun seolah menolak, Joseph menarik lengan Cayla lagi hingga menabrak dadanya. "Noona, kau harus bertanggungjawab."

"Musik!" teriak Joseph. Terputarlah lagu Havana. Joseph berinisiatif mencairkan suasana, maka Joseph menjadikan adegan itu seolah sengaja dan mengubah tarian musik freestyle berpasangan. Untung semua anggota pun dapat mengikuti irama.

Cayla hanya bisa pasrah sesuai arahan adik kelasnya itu. Karena dia tak ingin dipermalukan depan umum. Juga, karena tangan kanannya yang menahan punggung Joseph terasa sangat sakit.

° ° °

Sekarang, mereka berkumpul di ruang dance. Mereka semua menunduk. Dan Lalisa menatap sengit para pembuat onar di panggung tadi.

"Joseph, Cayla. Kalian tau apa yang kalian lakukan?" celetuk Lisa.

Mereka hanya diam.

"Di panggung tadi, apa kalian tau kalo itu salah?"

Mereka masih diam. Suasana kian menegang.

Lalu tak segan Lisa menghadap pada Cayla. Tangan kirinya hampir dilayangkan ke tangan kanan Cayla yang sakit.

"SENIOR!" teriak Joseph menahan pergerakan Lisa. "Ini salah saya!"

"Kau membuatku seolah akan melakukan penganiyaan." Tangan kiri Lisa mengelus pelan tangan Cayla yang cidera. "Kerja bagus, Cay."

"Kalian tau? Meski ada yang jatuh, kalian tetap bisa kreatif menari. Itulah yang dinamakan kerjasama tim. I proud with you guys," ungkap sang ketua club begitu senang.

NYCTOPHILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang