"HEI! BISAKAH KALIAN TENANG?!"
Suara lantang perempuan dari luar berhasil membuat mereka terperanjat.
Cukup terdengar familiar, Joseph segera menghampiri ke asal suara. Di mana ia membuka jendela kamar dan melihat seorang gadis jendela kamar asrama seberang.
"Eh? Lo yang tadi pagi nabrak gue, 'kan?" tanya Cayla dari jendela kamarnya.
"Iya! Gara-gara lu, gua jadi telat." Joseph tak mau kalah berteriak dari jendela.
"Sama kayak tadi pagi, lo berani ngomong informal sama gua?"
"Gak usah sok lebih tua deh. Suka jadi tua, ya?" Joseph membuat Cayla semakin geram.
Kemudian Eric berbisik, "Jo, itu kakak kelas kita."
"Loh? Ternyata lu bisa bahasa korea juga? Terus kenapa dari tadi ngomong inggris? Bikin kita kek orang bego aja." Dan Jiho mengatakan hal yang tidak tepat sekarang.
Sementara Joseph hanya mematung. Ia kira gadis di seberang jendela itu siswi seangkatannya. Maka dengan berani ia bicara informal.
"Ah, maaf."
Cayla menghela napas. "Hari pertama udah bikin perkara aja." Lalu menutup jendelanya.
"Kenapa berisik?" tanya Sara yang baru keluar dari kamar mandi.
"Cuma anak-anak baru yang tinggal di asrama seberang kita," jawabnya.
Bisa dilihat, Haeya sibuk dengan dunianya sendiri. Dia memanjakan tubuh di sofa sambil berkutat pada ponsel. Bukan kecanduan game, dia hanya butuh pelarian.
"Ih! Bunuh aja! Ayo cepet! Sebentar lagi menang!" Game online yang memiliki fitur audio di antara para pemain. Tak heran bila Haeya memakai earphone.
"Yes!" serunya langsung berdiri tiba-tiba mengagetkan Sara dan Cayla.
"Hae, kenapa lo tinggalin gue sih pagi tadi?"
"Mikir aja lah, lu lelet banget."
"Kalian gak kerjain tugas Matematika?" Sara menyela. Anak itu memang rajin.
"Gue tau lo kerjain. Jadi, gue tenang, tinggal nyalin," kata Haeya. Sara tersenyum. Sudah biasa mendengar kata-kata itu.
"Kenapa diingetin sih? Gua mau pergi sebentar."
"Seenggaknya ganti seragam dulu lah." Sarah memperingati.
"Sekalian ngotorin." Tanpa basa-basi, gadis itu benar-benar pergi dari asrama.
Dia fokus pada ponsel sambil sesekali melompat kecil. Hingga tak sadar, ia menabrak seorang pemuda di depannya.
Bruk!
Tubuh Cayla terhempas. Wajahnya terkejut tanpa bisa menyeimbangkan diri. Beruntung sebelum tubuhnya mencium tanah, sang pelaku berhasil menyelamatkan Cayla.
Joseph menarik dasi seragam Cayla sebelum tepat jatuh ke tanah.
"Uhuk-uhuk!" Cayla segera berdiri dengan elegan, setelah dasinya yang ditarik Joseph sedikit mencekik leher.
Antara rasa lega atau jengkel, Joseph mendecak. "Ck! Apa ini hobimu jatuh di depanku terus?"
"Aish, sialan! Apa ini hobi lu muncul di depan gua terus?!" balas Cayla tak mau kalah, dengan bicara informal.
"Mungkin matamu gak ditakdirkan untuk melihat, se.ni.or!" tukas Joseph menekan kata terakhir.
Cayla melotot mendengar jawaban Joseph yang terdengar seperti membawa enteng dirinya. Dia mendengus kasar, dalam hati Cayla terus merutuki Joseph yang tidak tau diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYCTOPHILIA
Fantasy| hiatus • on going | nyctophilia (n.) love of darkness or night. finding relaxation or comfort in the darkness. ❝ Kiranya kita akan selalu ada, dalam restu Semesta. ❞ #2 - soorin //3.3.2021// #2 - joseph //29.11.2020// #3 - soorin //3.2.2021// #5...