prologue

154 16 1
                                    

"Bintang telah pergi!"

"Anakku...."

"Langit begitu gulita."

"Kamu di mana?"

"Aku melihatnya, bagaimana bisa?"

"15 November? Hari apa itu?"

"Bencilah dirimu sendiri, bukan pada kenyataan!"

"Bukannya tidak percaya. Aku merasa tidak ada orang yang jujur."

"Senyumanmu... begitu rapuh."

"Jika pertemuan ini bukan takdir.
Lalu untuk apa?"

"Aku akan bicara terus terang, Noona."

"Adikku... sudah mati?!"

"Cinta adalah mimpi buruk, penyakit, dan ... hukuman."

"Dewa, Dewi ... kumohon...!"

"Berdoalah di bawah langit merah."

"Telah tertulis ... takdir yang dipermainkan Semesta."



















——
nyctophilia°
cheexycake kuinach
© banxnamilkeu ; 2020

NYCTOPHILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang