"Baik semua, sudah mengantuk? atau bosan?" Dosen yang sedang berbicara di depan kelas pun mengedarkan pandangannya, melihat sekeliling.
Banyak mahasiswa yang sudah suntuk terlihat malas duduk dikursinya, ada yang sedang menyenderkan kepalanya ke tembok sembari memainkan pulpen, tak sedikit pula yang menaruh pasrah kepalanya diatas meja, bak menanggung beban gajah, dan sisanya sedang sibuk mencoret asal atau membuat mahakarya seni yang luar biasa pada buku catatan mereka.
"Materi saya tentang sosialisasi program jurusan sudah selesai. Ada pertanyaan?-" Dosen itu pun terdengar menggantungkan kalimatnya, kurang lima detik ia melanjutkan,
"Sepertinya semua sudah PAHAM ya" Dosen yang lebih akrab disapa Bu Alit itu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia menghela napas.
"Karena hawa liburan juga semakin panas, pertemuan saya akhiri satu jam lebih awal. Sampai ketemu semester depan dan saya harap mahasiswa kelas saya tidak ada yang mengulang ya!"
Kata penutup yang baik, semoga harapan Ibu terkabul.
Bu Alit pergi meninggalkan kelas, perlahan ruangan kembali riuh. Seli memasukkan buku catatan kedalam tas dan segera melangkah keluar. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, mengeluarkan smartphonenya dan mengirim pesan kepada Ali.
*Ali*
Ali
Ali
boleh minjem nov- send
"Seli! Sel, tunggu!" Andrea berlari kecil menyusul seli di depan. Merasa terpanggil, seli menoleh kebelakang."Ada apa Rea?" Belum selesai mengetik, Seli memasukkan smartphonenya kembali ke dalam tas.
"Biasa ehehe, bisa gak Sel? hari ini motorku ke bengkel lagi" Balas Andrea mengangkat bahunya, pasrah. Motor maticnya sudah mogok dua kali padahal umurnya baru dua bulan.
"Boleh lah, searah ini" Seli tersenyum dan segera melemparkan kunci mobilnya ke Andrea, "gedung parkir C, E 23, kuning. Aku ke toilet dulu"
"Tumben Jauh banget Sel"
"Kampus lagi rame kayaknya, aku tunggu di lobby nanti"
"Siapp" Suara Andrea menggema sepanjang lorong, Ia segera berlari ke gedung parkir, mereka berpisah menuju tujuan masing-masing.
Seli pergi ke toilet tanpa ingat Ia belum selesai mengetik pesan ke Ali.
🌸🌸🌸
"Re tolong berhenti di kiri depan ya, sebentar aja kok" Kali ini Andrea yang memegang kemudi (ya kan dia nebeng? 🤣 ), Ia segera menepikan mobil di sisi kiri jalan. Seli langsung membuka pintu dan masuk kedalam toko kecil bertuliskan 'Hur florist'.
ddrrrttt, ddrrtt, ddrrttt
Andrea sedikit terkejut mendengarnya. Ia mendekat, ternyata suara itu berasal dari tas Seli. Ia langsung membuka tas itu dan mengambil barang yang menjadi sumber suara. Hp seli bergetar, ada telpon masuk.
Ali? Siapa ya? Andrea bergumam dalam hati, tapi tidak terlalu memikirkan hal ini. Ia memasukkan kembali hp Seli kedalam tas. Nanti aku bilang Seli deh ada yang telepon.
Tanpa menunggu lama, Seli segera kembali dengan membawa buket bunga indah, perpaduan bunga tulip putih dan kuning. Ia segera meletakkan buket itu di kursi belakang dan segera kembali duduk di depan.
"Sel" Andrea menatap Seli dengan waspada. "Baru kali ini aku lihat kamu beli bunga" Seli menoleh sebentar, sambil memasang sabuk pengaman ia sedikit terkekeh, "Memangnya kenapa?" Beberapa detik tak ada balasan, Seli terdiam.
"Buat siapa itu?" Andrea memberikan tatapan menyelidik, siap mengintrogasi. Seli berpikir sejenak lalu menggerakkan tangannya seperti ingin membisikkan sesuatu, Andrea yang super ingin tahu pun mendekat.
"ssstttt, Bimil" (Rahasia)
Ternyata Seli memberikan harapan palsu, padahal Andrea berekspektasi tinggi bahwa seli dapat menyebutkan satu nama.
"Yaaaa! Malhaebwa!" (Yahh kasih tau dong!) Andrea sedikit kesal, ia pun mengangkat tangannya, memukul angin.
"Shireo" (gak mau) Tiba-tiba Andrea terpikir satu nama, Ali. Teori cocoklogi berputar dikepalanya. Jangan-jangan..
"Dwaesseo" (sudahlah, lupakan) Andrea menyerah. Namun, Ia jadi terpikir nama itu, apa hubungan temannya dengan Ali?
Seli menoleh, semudah itu kah Ia menyerah?
Mereka pun sama-sama tersenyum, sedikit terkekeh. Seli merasa menang, begitu pun Andrea. Mereka tidak tahu bahwa apa yang mereka pikirkan tidak sepenuhnya benar. Perjalanan pun terus berlanjut, dan mereka tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
🌼🌼🌼
"Makasih ya Sel!" Andrea melambaikan tangannya.
Seli tersenyum, "Sama-sama, aku duluan ya Re!" Seli menutup jendela. Ia menoleh ke belakang, mengambil buket itu dan memindahkannya ke kursi depan. Sejenak menghela napas. Seli memacu mobil dengan cepat meninggalkan Andrea yang perlahan menjauh dibelakang sana.
✨✨✨
Hari semakin terik, karena kuliah selesai terlalu awal dari jadwal, seli jadi memiliki waktu lebih. Sebelum pulang, Seli ingin mampir dulu ke rumah Ali karena jaraknya tidak terlalu jauh dari kampus. Ia berniat meminjam novel yang ada di perpustakaan klan bulan, novel yang menceritakan kisah tiga sahabat, novel yang sangat Seli tunggu-tunggu kelanjutannya.
Tapi sebelum itu, Ia akan mengantar bunga ini dulu. Setelah sekian lama, Ia baru bisa kembali. Mobil Seli melaju kencang ditengah jam makan siang, menuju luar kota Jakarta.
Ia akan kesana, tempat dimana semua harapannya telah menguap pergi.
Bagian prolog akan dibagi menjadi 2 part biar gak kepanjangan ✌️
🌼🌼🌼
0221
HEI! HEI!
:") gatau dah mo nulis apa, ini cerita kesekian yg akhirnya 'udh lah di publish aja' jadi ya gitu.
Semoga gue bisa konsisten menyelesaikan yang satu ini :)
Kritik dan saran sangat dibutuhkan supaya saya bisa lebih berkembang di dunia kepenulisan yang penuh imajinasi ini wahahahha
Yaudh gitu aja. Bye.
Oiya, manteman bisa panggil gue Reva, Eva, Rev, Zoe, Jo atau apa pun terserah.. tapi jangan panggil min, admin, author apalagi thor, karena saia bukan dewa 🙃 oiya i'm '01 dah cukup. 👋👋
Luv luv,
Reva Zoe.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold [ Seli ]
AventuraKarena udh banyak novel fanfic ttg rali, jadi ini novel ttg seily ✌️ (Seli-Ily BUKAN Seli-Ali) *** "Sel, dengarkan aku. Apapun yang terjadi, berjanjilah" Sepasang mata itu menatap Seli dalam-dalam, "jangan terpisah dariku, megerti?" Seli mengangg...