"Ayo Ra, cepetan biar dapet kursi tengah" Seli menggandeng tangan Raib dengan sedikit berlari menuju pintu masuk basketball hall.
Suara riuh semakin terdengar saat Raib dan Seli memasuki area tribun. Beruntung, mereka mendapat posisi yang pas untuk dapat melihat tanding basket nanti.
"Ra, kapan mulai nih?" Seli sudah mulai bosan menunggu. Raib mengangkat bahunya, ia juga tidak tahu. "Kayaknya ngaret deh Sel"
La-in! (suara Notifikasi di HP Raib)
"Eh buka grup deh Sel, Ali chat nih"
Seli lantas mengambil HPnya di dalam tas, ia segera membuka grup mereka bertiga.
"Chat terakhir waktu Raib nunggu aku di Lobby, mana chat Ali?" batin Seli.
Penasaran, ia tetap mencoba scrolling chat grup itu. "Ra, coba tethering deh. Kayaknya jaringanku bermasalah, ini masa chat Ali belum masuk di HPku" Raib mengangguk.
"udah Sel"
"Makasih Ra" "Sama-sama Seli"
Merasa ada yang tidak beres, Seli kemudian melirik Raib. "Ra, coba lihat chatnya deh" Raib segera memberikan HPnya kepada Seli.
satu detik,
dua detik,
"NAH KAN!"
"Ra, ini chat pribadimu sama Ali. Bukan di grup hadeehhh" Seli menggelengkan kepalanya sedikit tertawa, sambil mengembalikan HP ke tangan Raib. "Eh! masa sih Sel?" tanya Raib dengan polosnya.
"Iya Raaa, eh itu Ali chat lagi"
"Oh iya" Raib segera membuka pesan tersebut. Tak lupa, Seli sedikit melirik untuk melihat chatnya.
*Ali*
Ra, kamu sama Seli duduk dimana?
|Raib is typing...
Raib dan Seli saling bertatapan, dimana kita duduk?
"Foto aja yuk Sel biar cepet" Raib memberi solusi. Sesudah selfie, ia mengirim foto itu ke Ali.
*Ali*
Ra, kamu sama Seli duduk dimana?
(Photo)
Disini
Seli menoleh ke belakang, biru?
Oh iya!
"Ra! tambahin kursi biru, kita duduk di deretan kursi biru" Raib mengangguk.
✨✨✨
Tak berbeda jauh dengan keadaan di luar sana, ruang ganti pemain pun juga tak kalah riuhnya. Banyak hal yang terjadi sebelum pertandingan yang membuat pemain semakin gugup. Terlebih, jika ada hal tak terduga yang tiba-tiba terjadi. Contohnya saja saat ini, Nathan, salah satu tim basket putra yang diketuai oleh Ali, ia lupa meletakkan sepatunya dimana setelah mencuci kaki. Semua orang dalam ruang ganti itu pun panik dan akhirnya membantu Nathan mencari sepatu yang hilang tersebut, menjadikan ruangan itu semakin berisik.
"Nathan!" suara Ali sedikit bergema di ruang ganti, memecah keributan yang terjadi. Seketika, semua mata tertuju pada sumber suara, yaitu kapten mereka sendiri. Ali memanggil anggotanya itu sambil mengangkat sepasang sepatu yang baru ditemukannya. "Ini, bukan?" Semua orang menghembuskan napas lega. Masalah selesai.
"Gila! makasih banyak Li! gak nyangka sepatunya ketutupan tas" Bibir Nathan tersenyum lebar, perasaan lega dan bersyukur menjadi satu.
"Yoi Nath, hati-hati aja lain kali" Ali sedikit menepuk pundah Nathan, lalu melangkah pergi.
La-in! (Suara notifikasi HP Ali)
Sebuah notifikasi pesan terlihat di layar HP Ali.
Raib : di bangku penonton warna biru Ali
"Nath!" Ali membalik badan, memanggil Nathan sekali lagi.
"Tribun biru disebelah mana ya?"
✨✨✨
"Aduh Ra, kapan sih ini dimulai?" Tepat setelah Seli mengeluh, MC mulai berbicara, tanda pertandingan tidak lama lagi akan dimulai. Seketika semua supporter dan penonton dalam hall basket itu pun berdiri, mereka berteriak menyebutkan jagoannya masing-masing. Seli dan Raib kemudian ikut berdiri dan terbawa dalam suasana pertandingan. Tak lama, kedua tim satu persatu masuk kedalam hall basket itu, yel-yel masing-masing sekolah pun terdengar bersahut-sahutan.
"Garuda bisa, pasti Juara! Garuda Go! Go! Garuda!" itulah yel-yel yang diteriakkan Seli. Berbeda kondisi dengan Raib, ia lupa untuk menghapal yel-yel sekolahnya.
"Aliiiiii!" Seli berteriak lebih kencang lagi, saat melihat sahabatnya itu di pinggir lapangan. "Ra itu Ali, Ra!"
Terkejut dengan teriakan Seli, Raib malah terlihat sedikit menutup telinganya dengan tangannya, "Anak ini" batinnya sambil terkekeh. "Iya Seli! aku juga udah lihat Ali disana kan?" Raib menunjuk posisi Ali saat ini, ia terlihat masih melakukan beberapa pemanasan kecil.
"HAH?! apa Ra?"
"Enggak, gak papa Sel" Jawab Raib dengan senyum yang terlihat dipaksakan.
"Aku lelah, ini terlalu riuh" batinnya.
Raib heran, kenapa bisa Seli semangat seperti itu, apa tenggorokannya baik-baik saja? oh! apa karena dia sudah terbiasa menonton konser k-pop ya? Raib tertawa melihat Seli, "baiklah ayo kita bersenang-senang" Raib pun mengikut Seli menyuarakan yel-yel (walaupun tidak hapal, hehe)
Pertandingan pun akhirnya benar-benar dimulai. Suara riuh perlahan memudar, mereka semua terpaku pada permainan di depan sana.
✨✨✨
0421
Haiii! Maaf baru bisa update dengan chapter pendek sekarang. Semoga suka yaa! tunggu chapter selanjutnya..
Luvluv,
Reva Z

KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold [ Seli ]
AvventuraKarena udh banyak novel fanfic ttg rali, jadi ini novel ttg seily ✌️ (Seli-Ily BUKAN Seli-Ali) *** "Sel, dengarkan aku. Apapun yang terjadi, berjanjilah" Sepasang mata itu menatap Seli dalam-dalam, "jangan terpisah dariku, megerti?" Seli mengangg...