Chapter VI

38 8 12
                                    

AYO TINGGALKAN JEJAK KALIAN DAN IKUTI CERITA INI SAMPAI TAMAT YA

∆∆∆


Terutama saat kami berpapasan dengan pendaki yang turun gunung dengan setengah berlari.

Afa, Nisa, dan Syila hanya butuh waktu sekitar 1.5 jam untuk sampai di Pos 2.

Di pos ini mereka menghabiskan istirahat agak panjang untuk makan siang dan sholat Dzuhur. Sebungkus nasi putih dengan lauk telur dadar dan sayur tahu pedas yang mereka bawa dari basecamp menjadi menu siang itu.

Makan siang yang sederhana terasa lebih nikmat karena mereka sesekali bersendau gurau mengomentari tingkah polah pendaki lainnya.

Setelah beristirahat lebih lama, mereka bertiga mulai menuju Pos 3 (Batu Tulis) satu jam lagi perjalanan, tetap dengan jalur yang berdebu dan panas. mereka harus bergantian lewat dengan pendaki yang hendak turun karena jalur pendakian hanya muat untuk seorang pendaki saja.

Titik-titik seperti ini tentu saja mereka manfaatkan untuk sedikit mengatur napas. Dari pos 3, gagahnya gunung Merapi mulai bisa kita lihat. Sumpah! Pemandangannya cakep banget!

Apalagi di pos Batu Tulis ini adalah pertemuan antara jalur Selo dan Gancik. Ada bukit kecil di atas pos 3 yang menuju jalur pendakian Gancik, dari sini bisa terlihat gunung Merapi dengan lebih jelas lagi.

"Liat deh fa," ucap Nisa yang berada disamping Afa.

"Indah banget ya Nis, makin gak sabar," balas Afa sambil tersenyum.

"Seneng banget bisa muncak bareng kalian lagiiii," ucap Nisa.

"Jangan ngobrol. plis deh," ketus Syila yang sedari tadi berjalan didepan.

"Jangan tegang-tegang amat kenapa sih Syil," ucap Afa merengek.
Syila kembali menengok ke arah belakang melihat Afa dengan tatapan tajam nya.

"Udah udah bisa-bisanya ya kalian masih adu mulut," ucap Nisa dengan lembut.

"Maksud gue ya fa, nis ini belum seberapa. Pasti nanti kalian lebih gak bisa ngeluarin kata-kata," tambah Syila yang terus melajutkan jalan nya.

Afa dan Nisa hanya mengangguk senang. Sesampainya di pos 3. dari pos inilah mereka harus benar-benar mempersiapkan fisik dan mental untuk menuju pos 4, karena mereka bertiga akan melalui tanjakan yang terkenal dengan nama tanjakan setan!

sebuah tanjakan yang lurus memotong naik punggungan gunung Merbabu, dengan jalur tanah berdebu, hanya ada tali pegangan yang sangat minimalis, sementara kemiringan jalurnya mungkin hampir 70 derajat. 

Makanya, disarankan banget dari pendaki lain yang sudah sering mendaki merbabu ini mereka  bertiga disuruh beristirahat agak lama di pos 3 sebelum melanjutkan perjalanan ke pos 4 atau Sabana 1.
Dibutuhkan waktu sekitar 1.5 jam hingga 2 jam untuk mendaki tanjakan setan ini, dan tentu saja kesabaran dan kehati-hatian yang sangat luar biasa.

Rintangan pendakian terus di lalui dengan tekad mereka bertiga untuk mencapai puncak menjadi semangat mereka tanpa menyerah.

Nisa yang sudah terlihat hijab nya semerawut dan basah karna keringat terus mengucur dari dalam tubuhnya. Sepatu mereka yang sudah terlihat kotor dan berdebu tebal menandakan mereka sudah hampir setengah jalan dalam pendakian. tanpa ada rasa keluh kesah mereka gantikan dengan sedikit canda tawa untuk menghilangkan rasa lelah.

Setelah sampai di pos ke 4 atau sabana 1 waktu baru menunjukan pukul 4 sore lewat 5. sejujurnya mereka masih sanggup  melanjutkan  pendakian hingga ke pos 5 alias sabana 2.

Namun, setelah di rembukan satu sama lain mereka memutuskan untuk berkemah di sabana 1 karena  mempertimbangkan sabana 1 pemandangan matahari terbenam dan terbitnya  lebih terlihat dan tidak terhalang bukit.

∆∆∆

𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐩𝐚𝐫𝐚 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!
𝐁𝐚𝐧𝐭𝐮 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐢 𝐧𝐚𝐥𝐚 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚🔥

𝘀𝘄𝗶𝗽𝗲 𝘂𝗽⬇

Senja Merbabu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang