Last Chapter!

51 8 14
                                        

AYO TINGGALKAN JEJAK KALIAN DAN IKUTI CERITA INI SAMPAI TAMAT YA

Namun, setelah di rembukan satu sama lain mereka memutuskan untuk berkemah di sabana 1 karena mempertimbangkan sabana 1 pemandangan matahari terbenam dan terbitnya lebih terlihat dan tidak terhalang bukit.

Mereka akhirnya memilih tempat yang paling pojok belakang di sabana 1, sedikit lebih belakang dibanding kemah-kemah para pendaki lainnya.

Dari depan tenda mereka dapat bisa melihat langsung sang surya mulai turun di sela-sela gunung sindoro dan sumbing. sungguh indah ciptaan mu tuhan! tak terbayang esok pagi mereka pun bisa melihat matahari kembali terbit dengan sangat elok.

"Btw dari sini kepuncak masih harus berjalan 2 jam lagi, mau mulai jam berapa?" tanya Syila sembari mengeluarkan bahan-bahan makanan untuk makan malam in.

"Hm gimana kalau lebih pagi aja? jam 5?" jawab Nisa yang masih menikmati pemandangan yang sangat luar biasa ini.

"Boleh lihat gimana nanti nya aja, rasanya baru sampai sini aja udah puas banget liat senja," ucap Afa sambil tersenyum.

"Uw dasar anak senja hahaha!" ledek Nisa.

Mendengar hal itu Afa hanya tertawa kecil dan merangkul Nisa yang tepat berada di samping nya.

Melihat kebersamaan Afa dan Nisa, Syila pun langsung bergabung untuk melihat senja bersama-sama dan beberapa kali mereka berfoto bersama untuk mengabadikan momen yang jarang terlihat.

Ini adalah menjadi salah satu moment sunset terbaik yang pernah Afa lihat. Gumpalan awan putih menutupi kaki gunung, perlahan-lahan langit mulai menggelap, menyisakan sebaris warna jingga di horizon. garis jingga itu tak lama berganti menjadi warna ungu dan tak lama kemudian menghitam. amazing!

"Udah di atas sini aja sama kalian tuh rasanya gue adalah orang yang bahagia, makasih ya selalu ada dan menuhin keinginan gue," ucap datar Afa.

"Jangan kegeeran!" ucap Syila kembali dengan nada ketusnya.

"AMBU!!!!" teriak Afa mendengar ujaran Syila. Syila pun hanya tertawa geli dengan sikap manja Afa kepada kedua teman nya.

"Iya semoga kita selalu seperti ini. dimanapun! kapanpun!" teriak Nisa.

"Aamiin," ucap Afa pelan.

"Amin semoga tuhan selalu memberkati," tambah Syila sambil memejamkan matanya.











Pukul 21:00

Usai menyantap makan malam dan melihat pemandangan rasi bintang yang sangat menakjuban, Afa segera mencari posisi paling nyaman di tenda dan menggelar sleepin bag nya.

Melihat Nisa dan Afa yang sudah tertidur pulas. Afa terdiam dan tersenyum. Afa merasa sangat senang dan beruntung bisa kenal dan memiliki kedua teman nya itu.

Setelah termenung sejenak Afa kembali membetulkan posisi tidurnya dan menutup resleting sleeping bag hingga kelehernya.

Keputusan untuk membuka tenda di sabana 1 gunung merbabu memang pilihan yang sangat tepat , disini mereka bisa melihat pemandangan matahari terbenam dan terbit tanpa halangan apapun, cuaca dan angin di sabana 1 relatif lebih sedikit dibanding di sabana 2.

∆∆∆

Keesokan paginya Syila bangun lebih awal dilanjut Afa dan Nisa. sekitar pukul 04:30 subuh, mereka segera bersiap untuk melanjutkan perjalanan kepuncak sudah banyak pendaki yang melanjutkan pendakian pukul dini hari, dikarenakan kita ladies dan harus tetap menjaga stamina apalagi tanpa adanya guide.

Untuk menuju puncak merbabu dari sabana 1 membutuhkan sekitar 2 jam pendakian.

Sejujurnya Afa, Nisa, dan Syila bukan lah pendaki yang ambisius untuk punya target harus muncak pukul sekian. yang terpenting bagi mereka adalah kebersamaan nya untuk bisa mendaki bersama.

Melihat pemandangan sunset atau sunrise tak selalu harus berada dipuncak.

Sebelum melanjutkan pendakian mereka menikmati matahari terbit terlebih dahulu, bagi mereka melihat matahari terbenam dan terbit di sabana 1 saja sudah menjadi pencapaian yang sangat besar.

Meninggalkan sabana 1 mereka langsung disambut tanjakan menuju sabana 2, tanjakan nya tidak seekstrim tanjakan setan kemarin. namun lumayan tinggi untuk di daki pagi-pagi.

Beberapa kali Afa dan Nisa meminta kepada Syil untuk time out beristirahat 1 sampai 2 menit.

"Masih pada kuat?" tanya Syila.

"Insyaallah Syil," ucap Nisa dengan terengah-engah.

"Kalau emang ga kuat jangan dipaksain, kita bisa turun lagi?" tanya Syila dengan nada khawatir.

"Tanggung deh dikit lagi, masih kuat kok. Nisa gimana?" tanya Afa kembali berdiri.

Nisa hanya mengangguk dan kembali berdiri. "Lanjut lah yuk," ucapnya kembali semangat.

Hampir 40 menit perjalanan, kemudian sampailah di sabana 2 untungnya karena masih banyak embun pagi, jalanan setapak yang mereka lewati tidak terlalu berdebu seperti kemarin.

Meninggalkan sabana 2, mereka makin banyak bertemu dengan pendaki lain, beberapa kali saling bertukar sapa dan menyemangati satu sama lain, sejujurnya ini yang paling mereka tunggu-tunggu dalam mendaki yaaa kebersamaan satu sama lain walau tak saling kenal.

Dua setengah jam berlalu akhirnya mereka sampai dipuncak kenteng songo, salah satu dari tiga puncak tertinggi gunung merbabu. ternyata lebih lama 30 menit dari perkiraan yang katanya hanya 2 jam.

Afa, Nisa, dan Syila sangat senang dan haru bercampur menjadi satu. Rasa capek, lelah mereka terbayar lunas dengan pemandangan yang sangat luar biasa dipuncak.

"Rasanya seneng banget!!!" teriak Nisa dengan semangat.

Afa dan Syila hanya terdiam dan masih terkagum-kagum dengan keindahan puncak merbabu.

"Kali ini gue ngelarang lo buat bersikap dingin sama kita berdua!" ucap Afa sambil tertawa.

Syila mengerutkan kening nya,

"Emang gue es," ucap nya sambil menggerutu.

"Permintaan yang lagi ulang tahun tuh," ledek Nisa mendekati Afa dan Syila

"Ehiya Happy b'day manusia kepala batu!!" ucap Syila seraya memeluk Afa.

"Selamat milad yaaa faa, jangan ngambek ngambek mulu," ditambah Nisa ikut memeluk Afa.

Afa kemudian terdiam dan memejamkan mata untuk meminta harapan di hari ulang tahun nya ini.

"Terima kasih tuhan, terima kasih untuk berkurang nya umur ini. aku berharap Syila dan Nisa selalu bahagia dan terima kasih atas hadiah terindah hari ini bersama mereka," ucap Afa dalam hati.

"Lo minta apa?" tanya Nisa.

"Gue minta semoga Syila gak jomblo lagi!" ledek Afa seraya berlari kecil menjauh dari Syila yang segera ingin mencengkram nya.

Melihat kedua teman nya saling bercanda tawa Nisa hanya bisa tersenyum dan kembali mengabadikan pemandangan melalui kamera miliknya.

Tiba-tiba...

*BRUKKKK**

"Maaf maaf ga seng- ," ucapan Syila terhenti setelah ia menabrak seseorang.

"TAMA?!!!!"

∆∆∆

𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐩𝐚𝐫𝐚 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

tunggu Senja Merbabu series 2💜

Senja Merbabu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang