Bab 1

3.1K 157 0
                                    

"Oh Tuhan! Bukankah itu suamimu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh Tuhan! Bukankah itu suamimu?"

Nana Brady terdiam mendengar bisikan waswas itu. Sesaat sebelumnya, ia sedang merasa senang setelah adanya satu kesepakatan yang menyimpulkan keperluan bisnisnya untuk minggu depan-sebagian besarnya seperti itu. Galeri itu benar-benar menyita waktu yang ingin ia sisihkan, bahkan hanya untuk satu hari. Namun pada saat ini, teleponnya tidak berdering, pikirannya damai, benaknya melayang-layang bersama angin sepoi-sepoi di tengah kesibukan dan keindahan Piazza Navona di Roma sementara sentuhan ringan dari seorang pria Italia seksi yang duduk di sebelah kanannya terasa membelai telapak tangannya.

Rasanya nikmat. Nana merasa nikmat. Dan ia bertanya-tanya apa mungkin kali ini...

Yah, tidak perlu diteruskan.

Ia menggeleng meminta maaf kepada Lucas, pria Italia seksi yang menjadi pertimbangannya, dan kemudian memberi Hecha-sahabatnya, asisten, dan pengganggu abadi-isyarat tidak yang tegas.

Nana tahu berbagi rahasia tentang mantannya akan menjadi bumerang, tetapi itu menyeimbangkan perasaan terkucil setelah usahanya untuk menutup diri selama bertahun-tahun, peringatan Hecha yang terkadang salah adalah harga yang lebih bersedia ia bayar. Namun, untuk ketiga kalinya 'penampakan Jeno' muncul di dalam bulan ini saja.

"Pria itu tinggal di California. Amerika Serikat. Lagi pula, kalau ia bepergian ke luar negeri, kita pasti sudah mengetahui itu," Nana meyakinkan diri sembari mengangguk ke arah kios koran di sudut alun-alun.

Ketika yang lainnya gagal, tertunda, atau lenyap, ada satu hal dalam pernikahannya dengan Jeno Brady yang bisa Nana andalkan. Dan medialah yang membuatnya tetap mengikuti detail memuakkan dari setiap hubungan, keberhasilan finansial, dan petualangan Jeno sehari-hari. Tanpa perlu menunggu lama di depan pintu dengan gelas koktail di tangannya pada pukul lima. Ia memiliki berita dunia yang memberitahunya bagaimana Jeno menjalani hari dan dengan siapa Jeno menghabiskan malam. Dan dalam hal ini, ia memiliki sumber terpercaya bahwa lima belas jam lalu Jeno Brady bertemu pengacaranya di pusat kota L.A.

Hecha mengerucutkan mulutnya tanda tidak yakin. Tatapannya tertuju bergantian antara kios koran dan air mancur di seberang jalan. "Hmm, tapi orang itu benar-benar kelihatan seperti dirinya."

Tentu saja. "Seperti tunawisma di stasiun yang kelihatan seperti si aktor itu... Gerard Bu-"

"Hei, dia bisa saja menyamar."

"Dengan makan dari tempat sampah?" Nana mencoba menahan tawa, tapi lalu ia menyerah. Ketika rahang Hecha terlihat mengeras, ia menarik temannya ke pelukannya sembari mencubit pelan. "Aduh!"

"Hei, mungkin dia seorang aktor watak atau semacamnya."

Tawa mereda, Nana tersenyum kepada temannya dan mengiakan, "Mungkin."

Ia menyesap espresso-nya, menikmati rasanya yang kuat bergulir di lidahnya, dan menaruh kembali cangkir berukuran kecil itu di meja berlapis kertas.

the S before EX [NOMIN] [GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang