Bulan mati.
Itu yang tengah mereka tunggu saat ini untuk melancarkan sebuah serangan yang nantinya akan berujung seperti apa. Dan setelah menempuh perjalanan selama sehari penuh kemudian beristirahat secukupnya membuat mereka bernafas lega karena telah menemukan sebuah kastil yang terlihat seperti bangunan tua di abad pertengahan namun terlihat begitu terawat. Membuat Naru yang belum pernah mengetahui hal ini mendecak kagum dan melupakan jika kini zaman yang ia pijaki telah modern di luar sana.
Tak ada yang mengeluarkan banyak suara, hanya isyarat tubuh yang memiliki arti perintah dan suara hanya di perlukan saat benar-benar di butuhkan. Dan Naru faham, mereka memang membutuhkan hal yang seperti ini. Karena bisa saja ada bawahan musuh berada di sekitar mereka dan melaporkan ada yang akan menyusup ke daerah mereka. Namun mereka, sudah mencoba hal terbaik untuk menyamarkan keadaan dan bau mereka dengan wolfsbane. Meski hal itu bukan insting werewolf yang tentunya lebih suka bertindak secara terang-terangan. Tak apa, karena bagi mereka hal ini teramat penting mengingat yang akan mereka hadapi bukanlah werewolf sembarangan.
Kedua bangsa -werewolf dan vampire- memilih jalur tempuh berbeda untuk mereka lalui dan hal itu di maksudkan untuk menghindari beberapa hal. Dan mereka berharap, rencana mereka berhasil tanpa menimbulkan korban jiwa. Karena jika mereka berhasil, bangsa werewolf akan kembali damai seperti sedia kala tanpa ada satu golongan yang terasingkan, yakni para Rogue.
Dan begitu mereka berada di dekat perbatasan wilayah, mereka segera menyebar dan menyisakan beberapa gelintir werewolf di depan gerbang. Termasuk di dalamnya Naru dan ayah Davian. Mereka memang sengaja menyertakan Naru di barisan pertama karena mereka menilai Naru adalah pion terpenting dalam serangan mereka kali ini. Dan untuk bulan mati, Naru telah banyak berlatih untuk mengontrol jiwa serigalanya lebih giat. Memang, waktu belum banyak terlewati semenjak ia mendapatkan statusnya dan hanya beberapa kali ia melewati bulan mati bersama werewolf. Namun tentunya hal itu sama sekali tak ingin ia jadikan kendala.
Tak lama, gerbang terbuka begitu saja seolah kedatangan mereka teramat di sambut oleh si empunya rumah. Mereka tak heran, mengingat bagaimana dalamnya informasi yang di ketahui oleh ayah Davian yang ia dapatkan dengan susah payah selama ini.
"King telah menunggu kedatangan kalian. Mari ikut kami." Seorang yang merupakan salah satu dari tiga utusan yang datang menyambut mereka di gerbang mencoba memberi penghormatan dengan membungkukkan badannya ke arah rombongan mereka. Terkesan sopan, namun mereka mencoba waspada dan tak ingin lengah sama sekali.
Mereka memang waspada, namun mereka juga tetap tak bisa menghentikan mata mereka untuk tidak melirik dan melihat-lihat tata letak bangunan di sekitar mereka. Bangunan itu memang terlihat kuno dari luar gerbang, namun begitu memasukinya, mereka merasa takjub akan tatanannya. Mereka seolah tersedot ke dunia zaman kerajaan modern.
"Aku seolah ikut serta dalam syuting drama kerajaan." Bisik Naru.
Ayah Davian yang berada di sebelahnya mencoba membenarkan dengan mengangguk pelan. "Waspadalah." Bisiknya.
Kelima anggota yang mengikutinya mengngguk pelan. Ketiga utusan yang mengikuti mereka seolah tak mengindahkan apa yang terjadi di belakang mereka. Mereka enggan untuk tahu. Yang mereka tahu, mereka bertiga hanya bertugas membawa mereka menuju pusat dengan baik dan sopan tanpa paksaan dan kekerasan. Beruntung juga tamu mereka tidak terlalu banyak menuntut atau bertingkah hingga mereka bisa mempersingkat waktu dan pekerjaan mereka.
Ketika mereka berhenti, mereka sama sekali tak bisa menahan napas lebih lama. Aroma busuk tercium dari tempat mereka berdiri, dan ketika Naru menajamkan matanya melihat sekeliling, ia terkejut saat mendapati beberapa potongan kepala tergantung di sekitar satu-satunya bangunan yang menjulang tinggi di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naru wolf
FanfictionNaru, seorang werewolf yang ia bingungkan sendiri jalan takdirnya sebagai werewof. bertemu mate adalah hal yang membahagiakan untuknya, meski nyatanya mate nya memiliki status yang lebih rendah darinya. tapi baginya hal itu bukan penghalang, hingga...