Subin Yang Tercinta

117 20 56
                                    

Tertawa pelan. Dengan kecepatan lebih lambat. Ayo jalan, pegang kedua tangan erat-erat. Sehingga akhirnya tidak bisa dilihat.

Slowmotion - Treasure

~~~~~

"Oppa!" pekik Subin saat melihat Yedam sedang duduk bersama kesebelas temannya di kantin. Langkah kaki Subin membawanya mendekat dan langsung memeluk lengan Yedam. Yedam juga membalas pelukan Subin dengan mengelus kepalanya.

"Kau mau makan apa?" tanya Yedam kepada Subin.

"Hmm ... aku membawa bekal hari ini. Eomma menyiapkannya untukku karena aku tidak pernah memakan nasi," ujar Subin sambil cemberut.

"Geurae, kau harus makan nasi biar kau sehat." Subin mengangguk dengan semangat, dia kemudian membuka bekalnya yang menampilkan bokkeumbap dan kimchi.

Saat Junghwan ingin mengambil kimchi milik Subin, tangannya langsung ditampar menggunakan sumpit oleh Subin. "Ya! Kau ingin mati jika menyentuh ini?" ancam Subin.

"Aish, kau sangat tidak bersahabat sekali."

"Ya! Junghwan-a, belikan aku air. Palli, palli," suruhnya yang langsung dibalas cibiran oleh Junghwan.

"Aku aja yang beli," sahut Yedam yang langsung ditahan oleh Subin.

"Aniya, aku hanya bercanda saja tadi. Junghwan-a, kajja, kita beli minuman seperti biasa." Setelah itu Subin pergi bersama Junghwan untuk membeli minuman di vending machine depan tangga.

"Yedam, kau tidak ingin memberitahunya? kurasa kau harus segera memberitahunya," sahut Jihoon saat dia sedang makan.

"Andwae. Aku tidak ingin membuat Subin merasa tertekan karena memiliki kekasih sepertiku," balas Yedam dengan lengah.

"Tapi pada akhirnya dia harus tahu."

"Kau saja yang beritahu saat waktunya tiba." Asahi langsung merangkul Yedam dan menepuk pundaknya pelan.

"Hei, kau akan sembuh. Percayalah!" Yedam tersenyum lebar mendengar hal itu, membuat yang lainnya ikut tersenyum.

"Kau akan ke rumah sakit lagi nanti?" tanya Junkyu yang dibalas anggukan oleh Yedam.

"Aku merasa benar-benar lelah akhir-akhir ini, mungkin karena aku terlalu banyak jalan-jalan bersama Sua." Yedam langsung menundukkan kepalanya yang sangat pusing itu. "Tapi aku tidak punya pilihan lain untuk menghindarinya." Mereka mengangguk.

Kesebelasnya paham dengan kondisi Yedam yang semakin hari semakin buruk. Mereka sudah menyuruhnya untuk istirahat saja, namun Yedam keras kepala. Dia tidak akan pergi ke mana-mana dan meninggalkan Subin sendirian. Karena dia sudah berjanji.

"Oppa! Ini aku belikan minuman untukmu. Dulu kau sering meminum ini, masa kau lupa." Yedam mengambil minuman yang berada di tangan Subin dengan terpaksa. Dia hanya mengambilnya tanpa membukanya membuat Subin menatap curiga kepada Yedam.

"Wae? Kau tidak suka?" tanya Subin melihat Yedam yang hanya menaruhnya di atas meja.

"Bukan begitu. Aku baru saja makan dan minum, sangat kenyang untuk minum meski secangkir lagi. Aku akan menyimpannya dan meminum saat aku mau nanti," kata Yedam semanis mungkin berusaha membuat Subin tidak terlalu curiga kepadanya.

Namun sepertinya gagal. Karena Subin terlihat menyipitkan matanya. Melihat hal itu Junghwan dan Jeongwoo serentak mengambil kimchi yang membuat perhatian Subin teralihkan.

"YA! KALIAN! AISH," Pekik Subin kesal melihat mereka berdua mengambil kimchi kesayangannya. Subin segera saja menutup bekalnya dan menghindari dua manusia.

Bang YedamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang