6B

6 2 0
                                    

" Kenapa di kasih disitu? Nggak suka? " tanya Je.

" Tak apa. Sudah kamu lanjutkan saja makanmu "

" Ni untukmu dan untuk mas itu satu. Jangan dihabiskan semua. " kataku pada Lily. Dan anak laki-laki itu menautan alisnya, tapi tidak ku tanggapi.

" El, disini ada siapa lagi? " kata Je memastikan. Dan anehnya, anak laki-laki yang berada disamping Je menyuruhku untuk tidak memberitahukan keberadaanya. Entah apa maksud dari tindakannya itu.

" Ada satu lagi. Sudah makan saja. Ngomong-ngomong, aku boleh minta lagi tidak ini? Aku masih cukup lapar. "

" Boleh lah, tapi besok temani aku ya El. " Balasnya.

" Tidak ikhlas? Ya sudah tidak usah. "

" Ikhlas El, besok masa gue pergi sendirian, kan kurang enak dilihat kalau cowok ganteng kayak gue pergi sendirian terus. " Katanya dengan percaya diri. Penyakit apa lagi yang dia derita sebenarnya, mengapa kepercayaan dirinya sangat tinggi, manusia macam apa sebenarnya dia ini.

" Kemana memangnya? " tanyaku langsung.

" Ketempat Papa, besok ada peresmian hotel baru. Dan kayaknya orang tua lo juga bakal ikutan kok. Daripada sendirian dirumah mendingan lo ikut kesana. Gue yang izin lagi udah, aman. Gimana mau? "

" Mana sushinya? "

" El, lo itu makan terus ya ternyata. Tapi gapapa lo lucu " katanya dengan tangan yang hampir mengenai rambutku. Sebelum tangannya mendarat dengan sempurna dirambutku, aku sudah menahannya terlebih dahulu.

" Jangan pegang rambutku. Aku tidak suka " kataku sedikit ketus.

" Oh, maaf gue gatau. " Katanya benar-benar menyesal.

" No problem kan juga kamu belum tahu, jadi pesankan aku sushi tidak? Atau aku pesan sendiri? "

" Ya gapapa pesan lagi aja, kamu mau yang apa? "

" Samain tadi aja ya, hehehe. Maaf ngerepotin kamu. "

" Bukan masalah kok. Aku senang kalau ada yang mau nyempatin makan bareng sama aku. " Ujarnya dengan mimik wajahnya yang berubah. Lalu Ia segera memesankan makanan yang aku pesan tadi. Sekarang aku tahu, selain memiliki sisi cool, sebenarnya dia orang yang cukup moodyan.

" Maaf kalau aku lancang, atau kurang sopan. Kalau kamu butuh teman untuk mendengarkan ceritamu, aku bersedia jadi pendengarnya. " Memang aku diawal tidak menyukainya, tetapi sepertinya dia memiliki banyak beban, aku tidak tega padanya.

" Wah, nona singa sudah mulai membuka hatinya pada pangeran Lee. Tinggal menunggu kapan tanggal mainya saja. " Katanya bangga, sambil menaik turunkan alisnya. Bukankah tadi dia menunjukan ekspresi sedihnya, bahkan sekarang ekspresinya mudah berubah. Apakah dia mengidap bipolar juga.

" Maksudmu, tidak. Aish bukannya apa-apa. Aku hanya tidak tega padamu. Sudahlah, kamu memang orang yang menyebalkan. Jika aku bisa mengendari mobilmu, aku akan pulang dan meninggalkanmu sendiri disini. "

J (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang