L E I O 3

9K 491 18
                                    

Ezra terbangun saat telinganya menangkap suara air yang mengalir dari dalam kamar mandi.

Dia meringis saat punggung dan juga bagian bawahnya terasa nyeri.

Apa suaminya yang memindahkan dirinya ke atas kasur? Seingat Ezra, dia tidak sengaja tertidur di lantai tadi malam. Bagaimana bisa dia terbangun dengan posisi berselimut rapi di atas kasur?

Ezra memutuskan untuk mencoba berdiri, dengan tertatih dia mendekati kaca lemari yang memantulkan lekuk tubuhnya.

Dengan pelan dia meraba tubuhnya, mulai dari wajah, leher, perut, hingga ke daerah bawahnya.

Sebenarnya seganas apa Langa tadi malam? Bagaimana bisa tubuhnya dipenuhi banyak kissmark dan gigitan lainnya?

"Sial," umpat Ezra saat tiba - tiba cairan putih keluar dari lubang pantatnya.

Dia menatap wajahnya di cermin. Mata bengkak, bibir pucat, wajah yang tampak berantakan. Bagaimana jika teman - temannya menyadari ini?

Dia ingat jika hari ini dia masih harus pergi ke sekolah. Dengan wajah dan juga leher yang seperti itu. Ezra harus bagaimana? Ditambah lagi bagian bawahnya benar - benar terasa perih, untuk berjalan saja sangat sulit untuknya.

Ceklek..

Ezra memutar tubuhnya, dengan cepat menutupi tubuhnya menggunakan selimut yang dia seret dari atas kasur.

Langa menatap dirinya, tatapannya datar, terlihat jika dia tidak tertarik dengan apa yang tengah dilakukan Ezra di depan cermin.

Ezra menunduk, dengan perlahan dirinya berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan bersiap untuk ke sekolah.

Tok... tok.. tok..

Ezra menoleh ke pintu kamar mandi, "Kenapa?"

Suara deheman terdengar tepat setelah Ezra menjawabnya.

Ezra mematikan air shower nya guna mendengarkan apa yang akan dikatakan Langa.

Langa diam beberapa detik, "Seragam lo udah gue siapin."

Ezra ikut berdehem menjawabnya.

"Udah gue masakin sarapan, sebelum berangkat jangan lupa lo makan dulu. Nanti, lo nanti gue anter ke sekolah," lanjut Langa.

"Kalo lo nggak keberatan, biar gue bantu bersihin. Bisa lo buka pintunya?" tanya Langa.

Ezra di dalam yang sibuk membersihkan bagian bawahnya tersentak, "Nggak. Aku bisa sendiri."

Langa di luar pintu mengatupkan bibirnya mendengar ucapan Ezra.

Dia menggaruk lehernya, "Aku.. tunggu di luar."

Sedangkan Ezra di dalam menghentikan pergerakannya mendengar perubahan suara Langa.

Beberapa menit setelahnya, Ezra keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit rapat pinggangnya. Ezra mendongak saat Langa sudah berdiri di depannya dengan menenteng seragam dan juga dalamannya.

Langa nyengir idiot, dengan gigi yang masih terlihat dia mendekati Ezra. Langa tanpa aba - aba menggendong Ezra, dia menggotong tubuh Ezra menuju kasurnya dan dengan lembut dan hati - hati dirinya mendudukkan Ezra di atas benda empuk itu.

Ezra memekik pelan tatkala kakinya tiba - tiba tidak menapak pada lantai, "Mau apa?" tanya Ezra was - was.

Langa menatap wajah ketakutan di depannya, "Biar gue bantu."

Ezra dengan keras menggeleng, "Mari, nggak usah. Aku bisa sendiri."

Langa lagi - lagi mengatupkan bibirnya mendengar jawaban Ezra, "Biar aku bantu."

Langa, Ezra, dan IkatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang