Maybe this is the longest part I've written in this story. Hope you guys still enjoy it.
Happy Reading!
**✿❀ ❀✿**"Kim."
Gadis itu mendongak menatapku kemudian bergumam untuk menjawab panggilanku.
"Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu." Ucapku dengan nada serius.
Gadis itu menukikkan alisnya dengan tajam, seperti melihat hantu di siang bolong. Dia menggeser kursinya untuk mendekat ke arahku kemudian meletakkan punggung tangannya pada keningku.
Ku hela napas pelan. "Aku serius. Aku tunggu di ruang tamu." Ucapku meninggalkannya seorang diri di dapur.
Ku hempaskan tubuhku di atas sofa ruang tamu. Memainkan ponsel pintar yang berada dalam genggamanku sambil menunggu adikku.
Ibu jariku sibuk bergerak dalam mesin pencarian di internet untuk mencari sesuatu yang berhubungan dengan adikku yang seorang little. Mulai dari penyebab seseorang menjadi seorang little sampai kriteria menjadi seorang caregiver yang baik.
Aku membaca setiap artikel dengan seksama, tanpa melewati satu pun artikel yang muncul dalam mesin pencarian itu. Namun kegiatanku terhenti ketika ponselku berdering menampikan beberapa digit nomor asing sebagai panggilan masuk.
Ku kerutkan keningku sebelum mengangkat panggilan masuk itu. Menunggu beberapa detik untuk si penelpon membuka suaranya terlebih dahulu.
Terdengar suara lembut seorang wanita di seberang panggilan. Wanita itu mengatakan bahwa dirinya adalah salah satu karyawan Disertopia, tempat adikku bekerja. Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Selena Chamberlain. Dia menanyakan keadaan Kim saat ini dan kapan adikku itu akan kembali bekerja.
Aku berpikir sejenak sebelum menjawab bahwa adikku akan kembali bekerja lusa nanti. Aku memutuskan panggilan setelah menjawab pertanyaan wanita bernama Selena itu. Aku memiringkan kepalaku ke kanan ketika tersadar bahwa aku mengambil keputusan tanpa melibatkan orang yang bersangkutan. Ku angkat bahu dengan acuh, ya aku hanya akan mengatakan kepada adikku jika dia mendapatkan hari libur dari tempatnya bekerja.
Tiba-tiba bantalan sofa yang ku duduki terasa semakin turun di sampingku, ku lihat adikku sudah duduk manis dengan kaki kanan yang naik ke atas sofa sedangkan kaki kirinya menjuntai menyentuh lantai. Aku menggelengkan kepala melihat caranya duduk. Benar-benar pemandangan yang terlihat kontras dengan wajahnya yang bagaikan puteri dari negeri dongeng.
Aku berdehem untuk menarik atensi adikku. "Jadi.. Sejak kapan?"
Adikku itu mengerutkan keningnya atas pertanyaan ambigu yang terlontar dari bibirku. "Sejak kapan kau menjadi seorang little?" Ucapku memperjelas pertanyaanku yang sebelumnya.
Gadis itu membeku, raut wajahnya terlihat tidak terbaca namun sarat akan kewaspadaan, kemudian dia tertawa dengan hambar. "Apa maksudmu? Little? Apa itu little? Kecil?" Tanyanya beruntun dengan mata yang meliar untuk menghindari tatapanku.
Aku menghembuskan napasku perlahan, menopang kepalaku di atas sandaran sofa sambil menatap langit-langit apartemenku, berusaha sesantai mungkin untuk tidak memberikan tekanan pada adikku, namun gadis itu justru bergerak gelisah sambil meremat tangannya dengan kuat sampai buku-buku jarinya memutih.
Ku pejamkan mataku, menahan diri untuk tidak membombardir adikku dengan rentetan pertanyaan yang beberapa hari ini memenuhi kepalaku. "Kau tahu, Kim? Terkadang rasanya menyakitkan mengetahui fakta bahwa kau menyimpan semuanya untuk dirimu sendiri dan mengabaikan keberadaanku sebagai kakakmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby
Fiksi RemajaContains: ✿Little space ✿Absolutely save place for littles ✿A little bit of drama Warning: If you're uncomfortable with this kind of story please don't read. ❗❗❗RANDOMLY UPDATE (Once or Twice in a Month) ❗❗❗