Sudah terbit di JaksaMedia
Tersedia versi PDF, dm me 🥰
CERITA INI MENGANDUNG 100% UNSUR KEBAPERAN, HATI-HATI DALAM MEMBACA!!!
Menjadi anak dari pengusaha terkenal (Hanung Brawijaya) tidaklah mudah. Semua yang berkenaan dengan kehidupan ada di dalam...
Aku kembali fokus dengan buku yang kudapat dari Reza. Aku tidak menyangka akan secepat ini. Jam baru saja menunjukkan pukul 10 pagi tapi aku sudah di bagian duduk diantara dua sujud.
Tak lupa, selain menghafal aku juga mempraktikannya. Walaupun tak menggunakan kain yang ku ketahui disebut dengan nama sajadah.
Saat sedang besujud, aku dikagetkan dengan masuknya Reza kedalam kamar. Ia mengambil pakaiannya dari lemari lalu memasuki kamar mandi.
Aku segera mengalihkan fokus ku lagi pada buku yang aku pegang lalu mengulangi bacaan doa duduk diantara dua sujud.
"Yeay." teriak ku saat kalimat yang aku ucapkan tak ada yang salah. Aku sangat senang mempelajari buku ini. Hatiku terlalu bersemangat menerima tantangan Reza agar bisa sholat dzuhur berjamaah dengannya.
"Kamu mau ikut?" tanyanya tiba-tiba saat keluar dari kamar mandi.
"Kemana?" tanyaku dengan wajah yang ku pastikan begitu polos.
"Supermarket dekat sini." ucapnya.
Aku berpikir apakah aku harus ikut dengannya atau melanjutkan pelajaran ku. Jika aku ikut dengannya, hafalan ku akan tertinggal padahal sedikit lagi selesai.
"Ayo, sebentar saja tidak lama. Hitung-hitung refleksi otak kamu." ucapnya yang tersenyum padaku.
"Pakai baju ini?" tanyaku padanya.
Reza menganggukkan kepalanya. "Tapi kalau mau ganti nggak papa sih. Aku bisa nunggu kok, palingan cuma sebentar kamu ganti baju." ucapnya yang sudah duduk di sofa.
"Tapi aku kalau make-up lama." ucapku mengatakan yang sebenarnya.
"Tidak perlu bermake-up. Kamu cantik walau tanpa make-up." ucapnya.
Blushhh...
Kalimat terakhirnya membuat pipiku memanas. Aku memalingkan wajahku yang ku rasa sudah berubah menjadi berwarna kemerahan ini.
"Ayo, keburu siang ini." ucapnya yang membuatku beranjak mengambil pakaian didalam lemari kemudian berlalu menuju kamar mandi.
Aku keluar dari kamar mandi menggunakan baju panjang berwarna pink dusty yang sangat pas dengan tubuhku.
"Ayo." ucapku yang membuatnya seketika beranjak dari tempat duduknya.
Bukannya keluar dari kamar, ia malah menuju lemari dan mengambil sesuatu dari dalam lemari tersebut.