⭐️ Happy Reading ⭐️
Budayakan vote & coment ♥️
-o0o-
Ketiga orang itu menatap makam dihadapanya dengan sendu. Yochi mengerti betapa sedihnya ayahnya dulu. Yochi tak bisa berkata apa-apa bahkan mulutnya terasa keluh.
Mahiro melirik sahabatnya yang tengah berjongkok dengan gerakan cepat, mahiro merangkul bahu Yochi erat. Sebari memberikan semangat padanya.
Sedangkan ayahnya Yochi masih sibuk membersihkan rumput-rumput kecil yang menghalangi makam dan sesekali mengusap lembut batu nisan itu.
"Yah, udah bersih ni" ucap Yochi yang berusaha menghentikan pekerjaan ayahnya.
"Doain kakek yuk yah" sambungnya, ayahnya menoleh dan mengangguk.
Ketiganya mengangkat tangan dan berdoa. Dalam doa mereka hanya ingin terbaik untuk semuanya.
Langit seketika mendung, sepertinya langit pun ikut bersedih. Menatap mereka yang tengah berdoa.
Yochi menyelesaikan doanya begitu pun mahiro. Sedangkan ayahnya masih berdoa, sepertinya ia meminta lebih banyak kebaikan.
Yochi menunggu ayahnya, sesekali ia mengelus batu nisan itu. Seketika ucapannya terlontar begitu saja "Kakek yang tenang ya disana, supaya ayah ga sedih lagi mikirin kakek. Makasih ya atas semua jasa kakek, Yochi bangga punya kakek dan ayah yang kuat"
Ayahnya mengahapus jejak air matanya. Doanya sudah selesai, tidak ada alasan lagi untuk bersedih. Karena sekarang dia punya penyemangat baru.. Yaitu Yochi.
Yochi tersenyum lebar kearah ayahnya, dengan pelan Yochi mengulurkan tangan membantu menghapus jejak air mata ayahnya.
"Kata kakek, ayah ga boleh sedih. Soalnya kakek udah bahagia diatas sana"
"Makasih ya kek, udah ngasih ayah yang terbaik untuk aku" sambung Yochi, ayahnya terdiam menatap Yochi lembut. Betapa beruntungnya dia memiliki Yochi, hatinya terasa rapuh memang. Namun kehadiran Yochi bisa membuat semuanya berubah.
"Liat noh kek, cucu kakek udah pinter muji.." adu ayahnya.
Yochi tersenyum "Diajarin ayah kek" jawabnya balik.
Mahiro yang melihat kejadian itu hanya tersenyum tipis.
"Oh iya kek, Yochi lupa. Ini kenalin namanya mahiro temen kecilnya Yochi" mahiro tersenyum "Halo kek mahiro sahabatnya Yochi"
Mereka berbicara lama seperti sedang mengobrol satu dan lainnya. Menceritakan keluh kesah mereka pada kakek, yang jelas-jelas dia hanya mendengarnya dari surga.
Setidaknya hati Yochi tenang melihat senyum ayahnya yang telah kembali.
Setelah dirasa cukup. Kangen-kangenannya.
Mereka berjalan pergi meninggalkan pemakaman dengan sesekali mengobrol ringan. Suasananya tidak secanggung tadi, karena mungkin ada ayahnya yang selalu mencari topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
| TRUZ |
Fantasy⚠️ follow sebelum baca ⚠️ siapa yang tak kenal mereka? anak dari 12 bujang selusin ini. memiliki sikap yang sama dengan ayahnya ♥️ 1. chilli 2. romy 3. yochi 4. bonbon 5. matetsu 6. lawoo 7. hikun 8. yedee 9. som 10. ruru 11. woopy 12. podong