Chapter 10

99 18 0
                                    

You're My Choice
.
.
.
.
.
Chapter 10
.
.
.
.

Kring... Kring...  Kring...

Bel terdengar nyaring sampai ke penjuru sekolah yang menandakan pelajaran pertama akan segera dimulai.

So Eun yang masih berada di kantin bergegas kembali ke kelas dan mengambil baju ganti untuk mengikuti pelajaran pertama hari ini,  yaitu pelajaran olahraga.

Dengan berbekal baju olahraga yang ia peluk, So Eun berjalan santai sambil bersenandung riang menuju ruang ganti khusus perempuan. Ruangan yang didekorasi dengan warna pastel yang cantik dan dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap seperti kursi, kamar mandi,  cermin dan lainnya ini membuat siapa saja betah hanya untuk sekedar berdiam diri atau malah saling bertukar cerita tentang gosip terhangat hari ini.

So Eun yang baru saja masuk langsung mendapatkan tatapan sinis serta cibiran dari teman-teman sekelasnya. Samar-samar So Eun mendengar cibiran mereka tentang kejadian tak terduga pagi tadi yang melibatkan ia dan pangeran sekolah. Mendengar hal itu sontak saja pipi So Eun bersemu merah, merasa luar biasa beruntung bisa dipeluk Taehyung.

'Jantan sekali' batin So Eun nista membayangkan dada lebar nan hangat milik Taehyung.

***

Udara pagi ini cenderung hangat yang menandakan bahwa musim panas segera datang. Dibawah matahari yang bersinar dan awan-awan putih yang berterbangan bagaikan permen kapas dilangit, nampak sekelompok siswa tengah berbaris rapi di lapangan basket outdoor. Di depan mereka telah berdiri seorang pria paruh baya yang menjabat sebagai guru olahraga di sekolah tersebut.

"Anak-anak hari ini kita akan belajar tentang basket" ucapan pak Oh, selaku guru olahraga serta guru yang menjabat sebagai guru kedisiplinan.

Mendengar tentang basket sontak membuat murid perempuan menjerit tertahan serta secara otomatis otak mereka memikirkan betapa seksinya Park Jimin bermain basket.

Dengan tubuh penuh keringat,  baju olahraga yang menempel ketat di tubuh berabsnya,  serta gerakan menyugar rambut kebelakang membuat para gadis mimisan berjamaah.

Sial sunguh seksi dan tampan ketua kelas yang satu ini.

Sedangkan So Eun yang mendengar bisik-bisik antusias dari sekitarnya hanya mengendikan bahunya acuh. Apanya yang seru sih cuma basket batin So Eun mengerutu sebal.

So Eun adalah tipe murid yang tak terlalu suka pelajaran olahraga,  karena ia sangat lemah dibidang ini.  Jadi setiap jam olahraga, semangat apinya tiba-tiba padam tak bersisa.

"Park Jimin, awasi teman-teman mu. Dan ajari mereka.  Saya ada urusan di ruang kedisiplinan" ucap pak Oh kepada Jimin.

"Baik Pak" jawab Jimin penuh wibawa.

Mata para gadis langsung berbinar-binar mendengar bahwa Jimin yang akan mengajari mereka. Otak mereka yang hanya memikirkan bagaimana cara menarik jimin untuk mengajari mereka, menyentuh lengan kokoknya, langsung bekerja secara maksimal memikirkan strategi apa yang harus mereka pakai.

"Jeon Jungkook,  ikut saya ke ruang kedisiplinan"

Dengan langkah yang diseret malas Jungkook mengikuti pak Oh menuju ruang kedisiplinan. Ia dapat menebak hal apa yang akan terjadi di dalam sana karena ruang kedisiplinan adalah ruang kedua yang sering ia tempati setelah rooftop yang menjadi favoritnya.

***

"Jimin! Jimin! Jimin! " teriakan para gadis semakin mengema ketika Jimin mengiring bola menuju ke ring. Lelaki berambut hitam legam itu mengshot bolanya dan hap,  bola tersebut secara mulus masuk ke ring.

"AAAA,  JIMIN"

Jimin,  selaku pemilik nama hanya mampu memberikan senyum dan melambaikan tangan ke arah para gadis.

Jimin berjalan menuju ke tepi lapangan, sudah 15 menit ia dan teman-temannya bermain basket, sekarang adalah saatnya untuk mengajari teman-temannya yang kurang bisa bermain basket.

Rata-rata yang tidak bisa bermain basket adalah para gadis. Mereka hanya tau bagaimana cara mempercantik diri dan nol besar soal olahraga.

Ketika ia ingin berjalan ke arah segerombolan gadis yang kini tengah menatapnya berbinar,  mata tajamnya melihat seorang tengah mencoba memasukkan bola ke dalam ring.

***

So Eun menatap malas gerombolan yang berada didepannya. Kupingnya serasa mau tuli mendengar teriakan yang terlontar dari mulut-mulut yang biasanya mengosipkan dirinya. Dari pada menjadi tuli betulan So Eun lebih memilih menjauh dari tepi lapangan yang dipakai ketua kelasnya bermain.

Ia berjalan menuju kotak bola yang berada di pojok lapngan. Tangan kecilnya mengambil salah satu bola yang berwarna oranye dan membawanya menuju ke lapangan basket yang lainnya.

Sekolah elit yang ditempatinya ini memiliki tiga lapangan basket,  satu di indoor sedangkan dua di outdoor yang sekarang ia dan teman-temannya gunakan.

So Eun menghela nafas sejenak ketika ia telah sampai di depan ring basket. Ia kini telah berdiri di atas garis yang biasanya digunakan oleh pemain basket mencetak point pinalti. Tangannya mulai mendrible bola dengan susah payah dan kemudian melempar bola besar itu ke arah ring.

Dug~

Bola oranye itu mengenai tepi ring, memantul ke samping menuju luar lapangan.  Gagal, hasil yang selalu ia dapat ketika mencoba memasukan bola besar itu ke ring. Kaki kecilnya ia paksakan berjalan meski langkah kakinya seperti orang yang ingin pingsan saking malasnya.

Namun baru berjalan beberapa langkah So Eun berhenti ketika bola yang seharusnya ia ambil kini telah berada didepannya,  digengaman tangan kokoh ketua kelasnya. Park Jimin.

"Cara memengang bola mu salah So Eun" ucapan lembut Jimin membuyarkan tatapannya. Mata almond So Eun menatap penasaran ke arah Jimin.

"Sini aku ajari" ucap Jimin sambil menarik lembut pergelangan tangan So Eun menuju titik yang sama ketika So Eun mencoba tadi.

Jimin berdiri dibelakang So Eun,  tanganya membimbing tangan kecil So Eun untuk memengang bola dengan benar.

"Posisikan tanganmu seperti ini" bisik Jimin didekat telinga So Eun.

Tangan kokoh Jimin memengang tangan So Eun dan membimbingnya untuk mendorong bola menuju ring. 

Hap!!

Bola sukses masuk ke ring. Sontak Jimin tersenyum bangga. Ia mengusak lembut rambut So Eun dan berbisik

"Kau hebat So Eun"

Dan kemudian Jimin pergi menuju segerombolan gadis yang menatap tajam So Eun.

Jangan tanyakan keadaan So Eun sekarang. Pipi memerah,  nafas yang sedari tadi di tahan,  serta berdiam diri layaknya patung menjelaskan kondisinya saat ini.

Deg~ Deg~ Deg~
.
.
.
.
.

Tbc

Maaf makin gk jelas (╥_╥)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang