Chapter 9

88 13 0
                                    

You're My Choice
.
.
.
.
.
Chapter 9
.
.
.
.
.
.

"Apa kau melihat mereka?" samar suara seseorang terdengar

"Aku kehilangan jejak mereka bos" jawab salah satu dari gerembolan orang yang kini nampak kebingungan mencari seseorang.

Target yang seharusnya telah babak belur ditangan mereka kini malah raib entah kemana. Bos gerombolan tersebut mendengus kesal dan mengepalkan jari-jari tangannya melampiaskan amarahnya.

"Kita kembali saja!" ucapan si bos dengan nada meninggi.

"Baik bos"

Sementara itu,  dibalik tumpukan kayu di sudut gang nampak dua orang yang sedang bersembunyi.

"Yakkkkk!!" teriakan kesal dari mulut So Eun mengagetkan seseorang yang tengah ngos-ngosan disampingnya.

"Kenapa berteriak?!" tanya Jungkook kesal. Jeon Jungkook, pemuda yang menarik So Eun dan melibatkan dalam urusan tawurannya malam ini.

"Masih bertanya kenapa Hah?!" emosi So Eun semakin membumbung melihat reaksi yang diberikan pemuda jakung disampingnya.

"Yaakk!!  Mau kemana kau?!" cukup sudah,  So Eun kehilangan kesabarannya ketika Jungkook dengan cueknya meninggalkan dirinya sendiri tanpa mau mengajaknya pergi.

Lawong tanya keadaannya saja tidak gimana mau ajak dia pergi dari gang sepi ini batin So Eun menjerit miris.

***

Sekolah pagi ini nampak seperti biasanya,  suara jeritan para gadis yang mencari perhatian pangeran sekolah masih mendominasi. Membuat kuping sang pangeran sekolah terasa terbakar.

Taehyung atau Kim Taehyung kini tengah berjalan santai menuju kelasnya.  Disepanjang jalan ia selalu menerima teriakan serta ucapan selamat pagi dari pengemarnya. Karna tak ingin terus mendengar teriakan mereka yang dapat menyebabkan telinga tuli itu,  Taehyung mempercepat langkahnya. 

Namun ketika sampai di belokan menuju lorong kelas 11, tiba-tiba ia menubruk seseorang dengan cukup keras.  Secara reflek tangan berkulit tan itu melingkar di pinggang seseorang tadi dan menariknya kepelukan agar tidak jatuh.

***

Pagi sekitar 1 jam sebelum kelas mulai,  So Eun sudah terlihat berjalan di lorong sekolah. Sudah seminggu ia bersekolah disini dan ia merasa cukup betah meskipun ada beberapa orang yang kerap menjahili hingga membulinya namun ketua kelasnya selalu sedia melindungi dia.

Yap Park Jimin,  si ketua kelas sejuta pesona itu. Entah bagaimana dia selalu ada ketika tangan tangan jahil seseorang hendak menjahilinya.

Cklek~

Suara pintu yang memekakan telinga terdengar nyaring disepinya lorong.  So Eun adalah pelaku dibalik nyaringnya suara itu. Kini ia telah meletakkan tas kuningnya di meja yang selalu ia gunakan untuk belajar di sekolah ini.

Mendengus kesal ketika ia menginggat alasan kenapa ia berangkat sepagi ini. Piket kelas,  yapp hari ini adalah gilirannya. Tak ada yang mau membantu dan peduli jika piket kelas gilirannya. Mereka yang seharusnya mendapat giliran dihari yang sama dengannya malah acuh tak acuh dan membebankan semuanya kepadanya. 

Rasanya ingin dia maki dan cakar saja wajah semua orang dikelas ini, kecuali Jimin sih. Namun pikiran itu segera ia enyahnya karena sadar posisinya disekolah ini.  Tidak lebih dari siswa miskin dan tak memiliki kekuatan untuk melawan orang-orang berkantong tebal.

Miris sekali ketika keadilan yang seharusnya didapat oleh semua orang tanpa memandang kedudukan kini malah menjadi keadilan untuk mereka yang berkantong tebal dan memiliki kedudukan yang tinggi.

Menyapu, mengepel lantai, membersihkan papan tulis,  dan tugas piket lainnya sudah ia kerjakan dan telah selesai. Bunyi nyaring dari perut kecilnya terdengar. Membuatnya malu saja jika terdengar orang lain dan untungnya ia masih menjadi satu-satunya murid yang berad di kelas.

Dengan bergegas ia merapikan semua perlengkapan untuk membersihkan kelas dan menaruhnya diruangan khusus dipojok kelas. Kemudian berjalan keluar menuju kantin untuk sarapan,  karna ia sempat lupa sarapan gara-gara tergesa-gesa pergi ke sekolah hanya untuk piket.

So Eun berjalan santai dan cuek ketika disepanjang jalan selalu diberi tatapan mencemoh dari siswa lain yang berpapasan dengannya.

"Ternyata sudah banyak orang yang berangkat,  Hufff!  Siapkan mental untuk hari ini So Eun!!" batinnya.

Dengan tergesa-gesa So Eun berjalan menuju kantin kala tanpa sengaja ia melihat jam dinding yang berada di lorong. 20 menit lagi kelas dimulai dan ia harus segera sampai ke kantin untuk membeli sepotong roti dan sebotol air mineral untuk sarapannya.

Hanya itu yang mampu ia beli, jujur ia merasa kesal dan emosi ketika ia tahu berapa saja harga makanan dan minuman yang dijual di kantin sekolah ini. Jika kalian tahu maka kalian akan merasakan hal yang sama dengan So Eun. Jiwa jiwa miskin bergejolak parah.

Namun semua umpatan serta niatan untuk menyentil ginjal para penjual dikantin seketika buyar ketika ia tanpa sengaja menubruk seseorang di belokan.

Tubuh kecil So Eun terhempas cukup kuat hingga mampu membuatnya hampir terjatuh mengenaskan dilantai. Namun sebuah tangan secara tiba-tiba meraih pinggangnya dan menariknya menuju kepelukan.

Bau parfum mahal serta maskulin tercium diindra penciumannya membuat ia merasa nyaman serta lupa sesaat. So Eun merasa ia bisa tertidur pulas jika ia hanya bersandar nyaman di dada orang yang kini maaih memeluknya. Dan bodohnya lagi ia malah ikut melingkarkan tanganya memeluh tubuh tegap pemuda didepannya. Hinggaa....

Bruk~

Khayalan tingginya harus terhempas jatuh hingga kekerak bumi ketika tubuhnya didorong kuat oleh pemuda tadi. Emosi So Eun memucak setelah ia sadar dari keterkejutannya. Ia ingin protes namun seketika terhenti ketika netra almonnya menemukan pangeran sekolah di depannya.

Taehyung berdiri angkuh dengan wajah datar khasnya hanya memandang malas gadis yang tengah terduduk didepannya dan dengan cueknya ia berjalan melewati So Eun untuk menuju ke kelasnya.

Bisik-bisik terdengar ditelinga So Eun,  ia sekarang baru tersadar jika ia tengah diperhatikan oleh banyak siswa. Yakin mulai hari ini kehidupan sekolahnya akan semakin suram setelah kejadian ini.

Detak jantung yang berpacu cepat serta semburat merah jambu di kedua pipinya muncul secara spontan kala ingatanya memutar kembali kejadian tadi. Senyum lebar mengembang tawa bahagia mengema dilorong.  Ia total melupakan semua orang yang masih berada disana dan mungkin mereka mengangap si gadis miskin ini tengah gila.

Gila akan pesona pangeran sekolah hingga ia melupakan satu fakta kecil bahwa kemarin ia menaruh dendam kesumat pada pangeran sekolah.

.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.

Siapa nih yang bakal dipilih So Eun, si ketua kelas Jimin,  si pangeran sekolah Taehyung,  atau malah si berandal Jungkook?

You're My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang