Chapter 6

211 49 4
                                    

"You're My Choice"
.
.
.
.
Chapter 6
.
.

Sepasang bola mata yang tadinya terpejam kini mulai terbuka kala indra pendengar sang pemilik mendengar suara pintu yang terbuka disusul oleh langkah kaki.

Mata tajam sang pemilik rungu menangkap pemandangan satu orang lelaki tengah memapah seorang perempuan yang nampak kepayahan untuk berjalan.

"Kau tunggu disini dulu, aku akan memanggil dokter yang berjaga disini oke?" ucap Jimin-- lelaki yang memapah tadi--.

Yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya sambil meringis kesakitan. Setelah melihat respon So Eun, Jimin bergegas pergi mencari perawat diruangannya.

"Awawww!" teriakan So Eun mengema diruang UKS yang sepi, karena dengan cerobohnya gadis berambut sebahu itu menekan kuat lukanya.

"Berisik!!" bentak seorang lelaki yang sedari tadi berada di UKS.

So Eun terlonjak kaget ketika suara seorang lelaki terdengar keras dari balik selimut diatas ranjang yang berada dipojok sana.

Sang lelaki mari kita sebut Jeon Jungkook kini tengah terduduk di atas ranjang sambil menatap tajam kearah So Eun.

"A...aapa?" tanya So Eun takut.

Heol, siapa yang tak takut ketika kau ditatap tajam oleh seorang berandal sekolah yang suka tawuran, tak ada kan?.

"Kau, tak dikelas tak disini selalu menggangguku!" bentak Jungkook galak. Ia beranjak bangun dan berjalan keluar UKS, sambil melayangkan tatapan tajamnya kearah So Eun.

Tepat ketika tangan yang dipenuhi memar milik seorang Jeon Jungkook memengang knop pintu disaat itu pula pintu bercat putih dibuka oleh seseorang dari luar UKS.

Dua pasang mata saling bersibobrok dengan binar mata yang berbeda, yang satu menatap dengan pandangan benci sedangkan yang satunya menatap dengan binar  rindu yang sedetik kemudian diganti dengan pandangan angkuh.

"Taehyung, Jungkook" pangil Jimin yang kini telah kembali ke UKS dengan seorang dokter yang mengekor berada dibelakangnya.

Jungkook yang mendengar namanya dipanggil hanya melengos pergi tanpa mengatakan apapun. Sedangkan Taehyung berjalan pergi dan melupakan niatnya untuk ke UKS.

Melihat sapaannya diacuhkan oleh kedua laki-laki tadi jimin mendengus kesal.

"Ayo kita masuk, tolong segera obati temanku" ajak jimin kepada dokter penjaga UKS.

                               ***

Taehyung kini tengah berjalan menuju kelasnya dengan raut datar dan sedingin es. Rahang tegasnya mengeras ketika sebuah memori dimasa lalu kembali diputar.

Memori dengan kenangan pahit yang tak akan pernah ia lupakan

Sampai kapanpun....

"Aku membencimu Jeon sangat membencimu" ucap Taehyung lirih namun sarat akan kebencian.

Langkah kaki Taehyung terhenti ketika ia telah sampai didepan kelas 2-1--kelasnya--. Suara ricuh yang berasal dari dalam seketika berhenti ketika Taehyung membuka pintu kelas.

Semua orang menatap memuja kepadanya khususnya para perempuan yang mengaku fans dari sang pangeran sekolah.

"Oiii, Tae sudah tau siapa yang mengempeskan ban mobilmu kemarin?" tanya Namjoon teman sekelas sekaligus teman dekatnya.

Namun diamlah yang diterima Namjoon atas pertanyaanya. Taehyung selaku yang ditanya hanya melengos pergi melewati Namjoon yang kini tengah berdiri didepan kelas.

"Dasar manusia kutub!!!" batin Namjoon berteriak kesal.

                             ***

Bel pulang telah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu. Koridor-koridor nampak sepi karena semua siswa telah bergegas keluar dengan semangatnya meninggalkan bangunan yang disebut sekolah, tempat yang mereka anggap penjara dari kebebasan.

Didalam UKS nampak So Eun yang tengah berusaha berdiri dengan sebuah tongkat penyangga yang berada dikedua sisi tubuhnya.

Cklekk

Pintu putih ruang UKS dibuka oleh seorang lelaki tampan dengan mata yang membentuk bulan sabit ketika ia tersenyum.

"Jimin?" tanya So Eun heran.

"Hai So Eun, ayo kuantar pulang" ajak Jimin.

"Tak usah Jimin, aku bisa pulang sendiri" tolak So Eun, ia merasa tak enak dengan sikap baik ketua kelasnya ini.

"Tak apa, memangnya kau yakin bisa pulang dengan keadaan kaki seperti itu?"

So Eun sontak berpikir, akan sangat merepotkan bila ia naik bus apalagi kalau ia jalan kaki dengan keadaan kaki seperti ini. Jadi sebuah pilihan yang tepat jika ia menerima ajakan ketua kelasnya untuk diantar pulang.

"Emm, baiklah"
.
.
.
.

Tbc..

Update nih, maaf kalau lama. Aku lagi nyusun ulang alur cerita ini, jadi kalau ceritanya gk nyambung, aneh atau gk mutu mohon maaf ya..

Jangan lupa vote dan komennya aku tunggu loh..

You're My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang