Kamu terlalu tiba-tiba untuk ku yang mudah terkejut
____Allinna____
Aku kembali menyeka keringat yang ada di pelipisku. Saat ini matahari sedang terik-teriknya, jam yang ada dipergelangan tanganku menunjukan tepat pukul satu siang.Seharusnya dijam sekarang ini aku sudah di rumah, tapi karna hari ini ada jadwal ekskul pramuka jadilah aku dan beberapa siswa lainnya menetap di sekolah untuk beberapa saat.
Sebenarnya tahun lalu ekskul pramuka sudah tidak berjalan dengan baik, karna memang anggotanya yang sedikit dan juga pada tahun lalu sama sekali tidak ada anggota baru yang mendaftar. Mungkin karna malas harus panas-panasan seperti ini, belum lagi sudah lelah dengan jam pelajaran sebelumnya.
Tapi pada tahun ini, entah kenapa peminat pramuka malah melonjak, aku sendiri sempat terkejut. Dulu hanya ada sekitar 25 anggota tapi sekarang lebih dari 50 anggota.
Karna itu aku juga Rizal memutuskan untuk menghidupkannya kembali.
"Panas Al, neduh dulu aja sana" katanya yang baru saja tiba dengan satu botol air mineral dingin -menyodorkan kearahku
Aku menerimanya dan meminumnya hingga setengah, baru kali ini aku merasa bahwa air mineral bisa sesegar ini, mungkin ini karna efek panas dan juga haus.
"nggak usahlah Jal, bentar lagi juga pulang"
"lagian aku masih mau ngajarin mereka buat tandu"
"biar aku aja, nggak papa lah. Kulit mu udah melepuh tuh" Rizal terkekeh dengan menunjuk tanganku yang kulitnya sudah memerah.
Kulitku memang sangat sensitif jika terkena matahari, awalnya akan berubah warna menjadi kemerahan lalu besoknya sudah dapat di pastikan akan berganti menjadi hitam alias gosong.
Entah kenapa seperti itu aku juga tidak tahu, padahal jika dibilang putih, kulit ku ini tidak bisa dikatakan putih sebenarnya tapi juga tidak hitam eemm bagaimana ya.
Ah sudahlah kenapa juga jadi bahas warna kulit.
"yauda... "
Ucapanku terputus saat aku mendengar suara gaduh dari lorong bagian barat lapangan, atensi ku langsung teralihakan, bukan hanya aku tapi juga mereka yang ada di lapangan, bahkan mereka sampai menghentikan kegiatannya, untuk memastikan suara gaduh tersebut.
Aku melotot ketika melihat dua sosok laki-laki yang sedang beradu tinju dengan lihainya disana.
Sepertinya aku mengenalinya, dia Raka yang pernah aku tabrak beberapa hari yang lalu dan satunya lagi aku tidak tahu, laki-laki dengan surai sedikit kecoklatan entah karna dicat atau memang dari sananya seperti itu, jika dilihat mereka berdua sedikit mirip hanya saja memang jika dilihat dari perawakannya laki-laki dengan surai coklat itu memiliki bahu yang lebih lebar.
Bughh...
Bughh...
"udah gue bilang jangan sampai lo bawa-bawa dia!"
"kenapa lo takut? Kalo dia nanti juga bakal jatuh ke gue"
"bangsat"
Samar-samar aku mendengar cecok dari keduannya, juga dengan bunyi dentuman hasil dari mereka beradu pukulan.
Aku memekik saat melihat Raka yang menggeram setelah mendengar jawaban dari laki-laki bersurai coklat itu, karena setelahnya Raka mengayunkan kakinya hingga mengenai wajah laki-laki tersebut sampai terhuyung jika saja tidak ada tembok di belakangnya mungkin saja dia sudah terkapar di lantai
KAMU SEDANG MEMBACA
JATUH HATI
Teen FictionBismillah baca aja mudah-mudahan suka _______________________ Nyatanya dengan rasa yang kita miliki, tidak cukup dijadikan alasan untuk saling mempertahankan. _______________________ Boleh coba di baca, siapa tahu suka. Salam sayang 😘