JATUH TIGA

1 0 0
                                    

"kamu mengawalinya cukup baik aku harap, kamu tidak berniat mengakhiri"

____________

Aku sama sekali tidak tahu jika berangkat sekolah bersama Raka akan membuat ku langsung terkenal seperti ini.

Ya karna tadi pagi aku berangkat sekolah dengannya. Awalnya aku akan menolak tapi mau bagaimana ibu menyuruhku menerima ajakannya, katanya kasihan.

Itu sih salahnya,  aku kan tidak memintanya. Tadinya aku ingin menjawab seperti itu tapi yang keluar adalah "Ya"

"All,  tadi lo bareng Raka ya?  gue kok nggak tahu kalu lo deket sama Raka"

Reza yang baru saja datang langsung menanyakan hal yang sama seperti sepuluh orang sebelumnya. 

Ah iya Reza ini ketua kelas di kelasku,  aku lumayan dekat dengannya karna aku adalah sekertaris baik dikelas maupun di Osis dan dengan kebetulan yang pas Reza juga menjadi ketua Osis nya,  karena itulah aku bisa dekat dengannya.

"All?"

"eh iya?? " aku bingung,  mengerjap beberapa saat

"nggak tahu Ja,  tiba-tiba tadi pagi dia dateng kerumah terus ngajak berangkat bareng.  Tadinya mau nolak tapi nggak enak, ya udah" aku ku,  rasa nya aneh sendiri  dengan jawabanku sendiri

"Raka tahu rumah kamu? "

Aku mengulang kalimat tanya dari Reza, benar juga darimana dia tahu rumahku, dan mengapa aku baru sadar sekarang. Aku menggedikan bahu sebagai jawaban entah tidak peduli atau tidak tahu.

Jujur saja aku tidak suka dengan topik ini, aku takut jika mereka berpikir aku ada apa-apa dengan kak Raka,  padahal aku tidak mengenalnya sama sekali,  kalau saja aku tahu jika kak Raka seterkenal ini aku tidak akan sungkan untuk menolaknya

"eh iya Ja, gimana nanti, Osis jadi rapat nggak?"

Pembicaraan ku berlanjut mengenai Osis dan beberapa hal yang akan di bahas pada rapat nanti,  apa-apa saja nanti yang akan di sampaikan Reza pada anggotanya,  juga dengan beberapa revisi kegiatan yang akan kami adakan. Ini adalah masa baru kepemimpinan Reza juga dengan angota barunya,  baru beberapa minggu lalu dilantik. Tentu saja kami ingin menunjukan kinerja kami dengan baik. 

"ini bukannya acara yang mau di adain 3 bulanan lagi Ja" kata ku setelah melihat rencana kegiatan dan catatan agenda

"iya All, pikirin mulai sekarang aja, biar nanti agak enakan, kalau nanti mepet-mepet takutnya malah nggak sesui harapankan"

***

"katanya tadi pagi nggak sempet sarapan All,  kok makan seblak sih.  Bukannya kamu punya magh" komentar Reza begitu sampai setelah memesan makanan. 

Sendok ku menggantung,  yang tadinya ingin aku masukkan ke dalam mulutku, aku masukkan kembali kemangkuk yang ada didepanku.

"lagi pengen makan seblak soalnya"

Reza duduk di depanku,  tiba-tiba tangannya terulur -mengambil mangkukku, dan menggantinya dengan piring yang dibawanya

"ini kamu makan batagor ku aja, nanti kalo magh mu kambuh aku juga yang repot All"

"ehh,  enggak usah"

"Ini kan masa sibuk-sibuknya Osis,  aku bisa keteteran kalo kamu sakit"
Mendengar Reza mengatakan hal itu,  aku langsung mengangguk.  Benar juga ada banyak bagian tugas yang belum aku selesaikan, belum lagi dengan tugas yang diberikan oleh beberapa guru,  kalau sampai aku benar-benar jatuh sakit, bukan hanya aku saja yang repot tapi Reza juga

"hmm... hmm... " aku dan Reza reflek menoleh saat mendengar febby terbatuk

"jantung aman All? " Febby mencondogkan kepalanya kearahku seperti sedang mencuri dengar sesuatu. 

Aku mendorong bahunya "apaan sih? "

"bisa-bisa nya kamu nggak baper digituin sama Reza"

"aku tuh gemes tau sama kalian,  kenapa nggak pacaran aja, kalian cocok tau"

Lagi-lagi sendok yang ingin aku masukkan kemulut terhenti -mengambang di udara,  tapi kali ini bukan hanya sendokku saja tapi juga sendok Reza,  beberapa saat mata kami bersitatap lalu terputus saat dengan tiba-tiba Febby berseru

"tuh kan!! Kalian gemes banget"

Aku segera meletakkan sendokku, mendelik kearah Febby. Sementara Reza melanjutkan suapannya.

"Ja, emang kamu nggak suka gitu sama Allin? "

Aku melotot mendengar ucapan yang keluar dari mulut Febby, hampir saja aku terbatuk.

Setelah ini kamu nggak akan selamat Feb  -aku memperingatinya dengan senyuman mengerikan kearahnya tapi Febi malah membalas dengan senyuman juga -dia tidak paham maksudku

"gimana Ja nggak suka?" Febby mengulangi

"suka kok" jawab Reza tenang, tapi malah membuat ku terbatuk. Belum lagi tiba-tiba tubuhku merinding,  wajah juga tiba-tiba panas, ditambah detak jatungku yang berdetak tidak normal.  Reza menyodorkan minuman ke arahku,  aku mengambilnya lalu meminumnya hingga tandas

"wiihh... Kalo gitu mau dong pacaran? "

"mau"

Terkejut? Tentu saja, jatungku bukan hanya berdetak tidak normal sekarang tapi,  rasanya jantungku sudah jatuh ke paling dasar saking kagetnya -semoga saja tidak ikut dicerna.

"mau pacaran maksudnya?"

"mau makan Feb!"

"gih makan,  habisin.  Bentar lagi bel"

Febby mendesah -karna jawabannya tidak sesui dengan apa yang dia harapkan. Tapi kenapa wajahku masih saja panas,  malah sekarang telinga ku juga ikut panas.  Aku memegang perutku yang tidak terasa sakit.

Apa maghku benar-benar kambuh?

•••JATUH HATI•••

Assalamualaikum, selamat malam yorobun!!
Malam-malam gini aku up nih,  jangan lupa buat kasih bintang atau komennya ya!!


JATUH HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang