JATUH SATU

5 0 0
                                    

Kamu bukanlah sebuah kebetulan, kamu adalah yang di kirim Tuhan untuk mengenalkanku apa itu rasa yang sesungguhnya

____Allinna____

"Allinna!!!"

Aku berdecak sebal,  suara perempuan cempreng itu terus saja memanggil namaku.  Aku menutup novel yang sedang aku baca,  berhenti sejenak dan menoleh kearahnya.

"apa?"

"ihh. . . Orang dipanggil juga!"

"ya tadi aku kan udah nyautin Bi"

"tapi nggak noleh,  gak sopan tahu"

"kebiasan ya Al,  kalau jalan jangan sambil baca kenapa? kalau nubruk orang gimana? " omel Febi

Dia merebut novel yang ada di ditanganku "ck.  Iya iya, udah siniin aku mau lanjut baca"

"nggak boleh!  Sini ambil, ambil kalau bisa"

"FEBII!!!"

aku berteriak saat Febi kabur membawa novelku.  Koridor kelas sudah ramai dengan murid-murid, karna memang sebentar lagi bel masuk kelas akan berbunyi,  mereka menatap aku dan Febi sekilas dengan  beragam padangan ada yang menatap jengah, aneh,  bahkan sinis.  Aku mendengus melihatnya

"Bi siniin!!"

"nggak mau!!"

Aku mengatur nafas ku yang satu dua, sementara Febi sudah hapir sampai di ujung kelokan koridor kelas ku.  Aku berlari lagi, saat itu aku tidak sadar tepat pada pintu ketiga dari aku berdiri  seorang laki-laki keluar dengan tiba-tiba, karna aku yang tidak sempat menghentikan kaki ku berhasillah aku menubruknya,  jika saja dia tidak kuat menahan tubuhku pasti aku dan dia akan terjatuh dengan posisi yang tidak enak dilihat.  Aku meringis membayangkannya

Posisi yang sekarang saja, sudah membuat jantungku ingin meledak.  Dimana aku yang mencengkram kedua pundaknya dan tangan dia yang memeluk pinggangku. Jatungku! semoga dia baik-baik saja!

Bukan, bukan karna aku yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya tapi karna aku tahu dia adalah kakak kelasku meski aku tidak tahu namanya ataupun mengenal dia, aku tahu karna dia keluar dari kelas XII IPA2

"kamu tidak apa-apa?" dia bertanya dengan posisi kami yang masih sama.  Aku tersadar dan langsung menarik tubuhku

"ma..maaf ak..aku tidak seng..sengaja"

"hmm"

"lain kali jangan lari-lari,  nanti bisa jatuh"

"iya kak maaf" aku menunduk, tidak berani menatapnya,  bagaimana kalau dia sedang melotot kearahku.  Dasar Febi!!  Awas nanti

Setelahnya laki-laki itu pergi,  aku menghembuskan nafas lega,  ini benar-benar memalukan untung tadi tidak ada yang melihat.  Aku bersyukur untuk itu,  tapi tunggu dulu

"hihihi..."

Suara cekikikan itu,  aku mendongak kesamping kiri tepat pada jendela itu terdapat dua manusia yang berjenis kelamin laki-laki sedang tertawa,  melihat ponselnya. Apa mereka melihatnya?  Dan apa mereka memfotonya?  Astaga!!

"tenang aja, lo disini cantik kok" salah satu laki-laki itu membalikkan ponselnya kearahku dengan tertawa di ikuti yang satunya.  Sementara itu mata ku melotot. Disana ada dua pasang manusia yang terlihat seperti  berpelukan. 

Astaga,  astaga aku malu sekali, wajah ku terasa terbakar,  aku berlari menyusul Febi yang mungkin sudah duduk tenang di kelas.

Dan satu hal yang aku sadari ternyata kejadian itu tidaklah hal yang kebetulan semata,  aku tidak menyangka setelah kejadian itu aku menemukan sosok manis dan menyenangkan. Pada akhirnya aku sangat bersyukur  dengan kejadian hari ini

***

Haii apa kabar,  selamat membaca ok!  Semoga suka jangan lupa beri bintang dan tinggalin komennya 😉

JATUH HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang