Chap 14[End]

525 44 28
                                    

.
.
.
.
.
Happy reading~
.
.
.
.
.
Karena ini ending, aku bikin lumayan panjang ya🌚✨
.
.
.
.

Arnest masih menatap Gavyn penuh kerinduan, walau gara-gara dia jari-jari Gavyn biru, Gavyn mencoba menonjok Arnest, dan jelas kulit dan daging Arnest keras, membuat Jari-jarinya patah, syukur-syukur Arnest memberikan papan dan dibalut kain kasa d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arnest masih menatap Gavyn penuh kerinduan, walau gara-gara dia jari-jari Gavyn biru, Gavyn mencoba menonjok Arnest, dan jelas kulit dan daging Arnest keras, membuat Jari-jarinya patah, syukur-syukur Arnest memberikan papan dan dibalut kain kasa di tangannya agar tak makin sakit. Arnest juga sudah memberikannya baju walau bajunya kebesaran.

"kau tak bosan menatapku?"

Gavyn risih, walau dia kangen Arnest juga, tapi Arnest benar-benar menatapnya dari pagi sampa mau sore, ini sangat memalukan..

"aku bahkan bisa menatapmu sampai sebulan kedepan~"

Arnest benar-benar jatuh cinta dengan Gavyn, bahkan Aiden memohon untuk bertemu Gavyn tak diberikan ijin oleh Arnest.

Posisi mereka sangat bahaya, bahaya untuk Gavyn karena Arnest tidur disebelahnya memangku kepalanya sambil menatap Gavyn, ditambah tangan satunya yang mengurung badan Gavyn.

"Eummm... Sudahlah jangan menatapku lagi... Aku tak akan pergi juga~"

Gavyn mengelus dada Arnest, dadanya sangat panas seperti demam, tapi ini panas yang normal buat Werewolf.

"aku tak akan memberikan ijin juga~ kau jangan pergi lagi.."

Gavyn tersenyum, tapi kepalanya memikirkan nasib istananya yang kosong, dan gimana nasib warga yang masih hidup. Tapi saat menatap Arnest, pikirian itu sirna.

'didunia ini sekarang aku sebatang kara, jadi yang kumiliki hanya pria wolf ini~'

"apa yang kau pikirkan?"

Gavyn menggeleng~

"apa kau memiliki istri sekarang?"

Arnest tersenyum

"aku memiliki calon istri skrng,"

Gavyn terlihat terkejut, dan sedih.

"jadi maukah kau menjadi istriku? Agar aku memiliki istri~"

Gavyn merubah wajah sedihnya menjadi senyum-senyum malu.

"cih~ ga romantis,"

Arnest mengecup kilat pipinya.

"aku ingin punya anak~"

Meet You [Gyuwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang