Chap 13

249 35 35
                                    

.
.
.
.
Maap gue rada ngebut ceritainnya, greget pingin Gavyn ketemu ma Arnest😌
.
.
.
.
.
Happy reading~
.
.
.

Arnest menuruti kata-kata kakaknya, dia membiarkan Eddy menemaninya kemanapun, dan ada sedikit rasa nyaman dihati Arnest, tapi dia mencoba untuk tetap setia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arnest menuruti kata-kata kakaknya, dia membiarkan Eddy menemaninya kemanapun, dan ada sedikit rasa nyaman dihati Arnest, tapi dia mencoba untuk tetap setia. Karena ingin setia itu cobaannya selalu banyak.

Hari ini Arnest libur latihan, karena tempat latihannya mau direnovasi dulu. Jadi yang ia lakukan hanya melihat hutan dibelakang rumahnya melalui kaca jendela kamarnya.

Dia bosan, dia merasa ingin jalan-jalan, tapi lagi-lagi dia malas.

Dia mendengar suara Vano, tapi dia tetap diam, Vano sudah berusia 2 tahun sebentar lagi, dan mulai nakal. Arnest kadang kewalahan.

"DYDY~" Arnest mengerutkan dahinya, 'dy? Ada Eddy?'.

Setengah hati dia bahagia, setengah hatinya lagi, dia meyakinkan diri kalau dia setia.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka pelan. Tak perlu menoleh sudah ketebak itu siapa.

"Nest?" Arnest masih mencoba konsen melihat 1 pohon yang tak ada anehnya sebenernya.

Dia hanya menjawab dengan gumaman.

"kata bunda kamu belum makan? Aku membawakan makanan dari rumah, ibu yang memasaknya." Arnest membalikan badannya dan melihat Eddy yang terlihat sangat bersinar. 'dia habis mandi?'

"huum, aku belum makan, apa kau membawa sendoknya jg?" Arnest membuka satu-satu bungkusnya, dan tak kaget dengan masakan yang terlihat menggiurkan.

"ahhh benar, sebentar aku ambil didapur" Eddy langsung berlari kecil keluar.

Arnest sudah menjalankan pdkt sekitar hampir setahun, tak ayal mrmbuat Arnest sedikit melupakan Gavyn, tapi Aiden.. Sampai saat ini Aiden tak pernah berkomunikasi dengannya. Terasa kosong. Tapi Arnest tak peduli.

Eddy kembali dengan 2 sendok ditangannya. Dan memberikannya 1 ke Arnest.

Dan mereka makan sambil saling menatap.

"kau baru mandi langsung kemari?"

Eddy hanya mengangguk.

"apa terlihat basah?" Eddy mengusap rambutnya.

Arnest menggeleng.

"kau terlihat bersinar"

Tak ayal kata-kata Arnest membuat muka datar Eddy memerah.

Meet You [Gyuwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang