Bagian 7

6 1 0
                                    

Aira cepetan kabarin pak Hanan!

"Hah?" pekik Aira tidak mengerti apa maksud dari pesan singkat Nabila.

Aira saat ini sedang berada di suatu cafe yang tidak jauh dari rumahnya. Setelah membahas sedikit urusan dengan pamannya, Aira pun memutuskan mampir sebentar ke cafe, dia pikir tidak ada salahnya untuk bersantai sebentar. Ia pikir juga untuk apa pulang lebih awal toh di rumah hanya seorang diri. Ia menunggu balasan dari Nabila, dan Aira yakini pasti saat ini Nabila masih berada di ruang kelas.

Ting...

Aira cepetan kabarin pak Hanan!!

Keburu nanti kamu kena masalah

Aira makin bingung dibuat oleh Nabila, dia tidak paham sepenuhnya apa maksud Nabila. Ia pun memutuskan untuk menghubungi Nabila melalui sambungan telpon.

"Halo, Assalamualaikum bil"

"Wa'alaikumussalam ra, ra udah kabarin pak Hanan belum kalau kamu izin?" cecar Nabila di sebrang sana.

"Kenapa sih emang bil?"

"Tadi itu kamu suruh hubungin langsung pak Hanan loh ra. Kamu suruh kabarin beliau kalau kamu izin" jelas Nabila disebrang sana.

"Ohhh iya deh nanti aku kabarin pak Hanan kirimin aja nomernya ya bil. Yaudah aku tutup, makasih loh infonya. Asslamualaikum" balas Aira seraya menyudahi panggilan telponnya.

"Wa'alaikumussalam"

Tidak lama kemudian, Aira dapat pesan lagi dari Nabila yang memberikan nomer Pak Hanan – salah satu dosen pengampu mata kuliahnya oada semester pertama ini.

Assalamualaikum pak

Ini Aira, maaf menganggu waktunya pak

Maaf Aira baru kasih kabar, hari ini

Aira tidak bisa mengikuti mata kuliah bapak

Ada satu hal yang harus Aira urus

Terimakasih sebelumnya pak

Aira kembali menikmati hidangan yang disajikan di cafe ini, ia memesan roti bakar coklat dan segelas milshake. Tiba-tiba Aira teringat masa-masa sekolahnya bersama Dinda dan Diana. Ia sering sekali berkunjung ke cafe ini sesekali, ketika mereka merasa lelah dengan tugas sekolahnya. Saat ini Aira duduk seorang diri tanpa keberadaan kedua sahabatnya yang entah saat ini bagaimana kabarnya.

Ting...

Wa'alaikumussalam, kali ini saya maafkan

Aira membuka pesan masuk pada ponselnya dan membacanya tanpa ada niat membalasnya. Karena masalah perizinannya sudah selesai dengan pak Hanan.

Padahal Hanan sangat menunggu balasan dari Aira, dengan terus menggenggam ponselnya dan duduk di bangku yang ada di ruangannya. Ia sangat menunggu balasan pesan Aira. Sangat bahagia bagi Hanan ketika mendapatkan pesan dari Aira, dan itu pun pesannya hanya soal perizinan.

"Kira-kira urusan apa ya yang Aira urus?" hati Hanan terus bertanya-tanya.

"Sepenting itukah urusannya, sampai harus meninggalkan mata kuliah?" ucap Hanan lagi yang masih setia mengenggam ponsel di tangannya.

Rasa ingin menghubungi Aira sangat besar tetapi ia urungkan niatnya untuk menghubungi Aira. Sedangkan Aira masih duduk di cafe sesekali menyantap cemilan yang ia pesan tadi. Ada sosok yang ia kenali sedang memasuki cafe tersebut, Aira menyipitkan matanya untuk memastikan bahwa ia tidak salah lihat.

"Dinda" panggil Aira ketika seorang wanita melewati meja cafe yang Aira tempati. Wanita itu berhenti dan melepas masker yang menutupi setengah wajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit Yogyakarta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang