Sudah sebulan Hyunjin berada di rumah sakit. Sebenarnya ia sudah sering bolak-balik rumah sakit selama 5 tahun. Tapi tak pernah sampai selama ini. Bahkan sekarang ia sudah akrab dengan beberapa dokter dan juga suster yang ada di sana. Ia juga berteman dengan pasien-pasien yang ada di sana.
Seperti saat ini, Hyunjin tengah membagikan permen kepada anak-anak yang dirawat di sana. Ia selalu berkeliling rumah sakit untuk menyemangati pasien-pasien. Semua orang dirumah sakit suka dengan pribadi Hyunjin. Ia selalu tersenyum dan riang. Membuat orang yang disemangati olehnya menjadi punya harapan hidup kembali. Apalagi para penderita kanker yang sama sepertinya. Ia sendiri sebenarnya sudah tak memiliki keinginan untuk hidup lebih lama. Hyunjin tidak tahu apakah ia bisa menahan segala rasa sakit jika ia hidup lebih lama. Tujuannya saat ini hanyalah memberikan orang lain semangat untuk hidup. Semangat untuk meraih kesembuhan mereka sendiri walaupun hasilnya tetap saja Tuhan yang mengatur.
🐿️🐿️🐿️
Hari ini Hyunjin melangkahkan kakinya ke taman rumah sakit. Ia melihat seseorang yang tengah duduk di bangku taman seorang diri. berinisiatif untuk menghampiri orang tersebut.
"Mau permen?" tanya Hyunjin pada orang yang sedang menunduk itu yang seketika mendongak menatap Hyunjin.
"Tidak" balasnya singkat.
Hyunjin memutuskan untuk duduk disamping orang itu.
"Aku Hyunjin, siapa namamu?" tanya Hyunjin lagi.
"Jisung" jawabnya kembali singkat. Sepertinya Jisung bukanlah orang yang mudah bergaul seperti Hyunjin.
"Siapa yang sakit?" tanya Hyunjin karena tak melihat Jisung memakai pakaian khas pasien.
"kakakku"
"bisakah kau berbicara lebih panjang?" tanya Hyunjin. Ia sangat tidak suka jika seseorang irit bicara padanya.
"Ah maaf. Aku hanya sedang pusing memikirkan kakakku" ucapnya.
"Ya, tak apa. Kakakmu sakit apa?" tak usah heran ya Hyunjin itu memang sangat banyak bicara dan selalu ingin tahu.
"Dia kecelakaan dan saat ini tengah koma" jawabnya. Jisung kembali menundukkan kepalanya.
"Bagaimana ceritanya?" Begitulah Hyunjin yang selalu menanyakan orang-orang yang baru masuk ke rumah sakit itu. Jadi tak heran ia memiliki banyak teman disana.
Jisung sepertinya ragu untuk menceritakan kisah kakaknya kepada orang asing. Lagipula memangnya orang disampingnya itu harus tahu semuanya. Aneh menurut Jisung.
"Biasanya dengan mengatakan masalah kepada orang lain atau lebih tepatnya bercerita itu bisa menghilangkan beban tidak hilang juga sih tapi setidaknya berkurang" ucap Hyunjin panjang lebar. Jisung hanya tersenyum tipis. Sungguh, ini pertama kalinya Jisung bertemu dengan orang macam Hyunjin.
"Aku tidak tahu bagaimana pastinya, karena aku tak bersamanya saat kejadian. Aku hanya mendengar dari cerita ibuku, katanya mobil kakak ditabrak oleh mobil lain yang sepertinya si pengendara sedang mabuk. Kecelakaannya cukup parah jika saja tak langsung dibawa ke sini mungkin Kakak tak bisa selamat" Jisung bercerita sambil menatap kosong ke depan.
"Ahh begitu, tapi maaf aku hanya bisa menjadi pendengar tanpa bisa memberi solusi" Hyunjin merasa bersalah karena sudah memaksa orang untuk bercerita, tapi ia tidak memberikan solusi apapun.
"Tak apa, tapi kau benar setidaknya sekarang aku merasa sedikit lega. Terimakasih Hyunjin" Jisung mengatakannya seraya tersenyum pada Hyunjin.
"Kau akan sering kesini kan?" tanya Hyunjin setelah menganggukkan kepalanya sebagai balasan dari ucapan terimakasih Jisung.