Kelas yang semula ribut seketika hening karena kedatangan seorang guru yang dianggap galak seantero sekolah.
"Han Jisung" panggil sang guru seraya melihat kearah satu siswa yang duduk paling belakang.
"Saya pak" Jisung mengangkat tangannya.
"Ngapain kamu angkat tangan? Saya juga tau Jisung itu kamu."
"Saya kira mau diabsen pak" jawab Jisung.
"Sini kamu" Jisung berjalan ke arah gurunya.
"Kenapa pak?" Tanya Jisung yang tidak tahu apa yang membuatnya dipanggil ke depan kelas.
"Kenapa cuma kamu yang remedial di kelas ini?" Guru itu menunjukkan kertas ulangan Jisung yang bernilai 20.
"Mana saya tau pak" jawab Jisung sangat pelan.
"Apa?"
"Kan udah saya bilang saya gak bisa kimia pak" jawab Jisung seadanya.
"Terus kamu gak mau belajar gitu?" Tanya gurunya heran. Biasanya tidak akan ada yang berani menjawab pertanyaan dari nya tapi sekarang anak ini malah jawab kaya gini.
"Bukannya gak mau pak, saya belajar ampe kapan juga gak akan bisa. Kimia tuh susah banget pak, apalagi yang reaksi-reaksi saya bener-bener gak bisa pak" curhat Jisung dengan polos. Mungkin hanya Jisung yang tidak takut saat berbicara dengan guru galak satu ini.
"Kok kamu malah curhat, yaudah sana duduk. Jangan lupa pulang sekolah kamu harus remedial." Guru itu memberikan hasil ulangan kepada Jisung.
"Kan bapak yang nanya, ya saya jawab" gumam Jisung yang hanya didengar oleh dirinya sendiri.
"Ngapain masih disini Jisung?"
"Iya pak saya duduk" Jisung berjalan ke arah tempat duduknya dan mendaratkan bokongnya di kursi kesayangannya.
"Mau remedial berkali-kali juga gak akan bagus nilai gue. Paham juga ngga gimana mau ngerjain. Buang-buang waktu aja." Jisung ngedumel saat guru itu mulai menjelaskan.
Bel pulang berbunyi, Jisung segera membereskan buku dan alat tulis yang ada dimejanya. Ia berjalan keluar kelas dan segera menuju ruangan guru kimianya.
Jisung mengetuk pintu ruangan tersebut.
"Permisi pak" Jisung melongokkan kepalanya kedalam ruangan tersebut. Tidak ada siapa pun.
"Ngapain kamu?" Tanya orang tepat dibelakang Jisung membuat Jisung terlonjak kaget.
"Ahh.. maaf pak, saya kira bapak ada diruangan bapak."
"Awas"
"Hah?" Jisung mengernyitkan dahinya bingung.
"Kamu ngehalangin pintu" jelas guru itu membuat Jisung langsung menggeser tubuhnya agar tidak menghalangi pintu lagi dan ia langsung meminta maaf.
"Cepetan masuk saya mau pulang" ucap guru itu karena Jisung tak kunjung masuk kedalam ruangannya.
"Baik pak" balas Jisung dengan cengiran gugup.
Jisung duduk dihadapan guru itu menunggu diberikan soal yang harus ia kerjakan untuk remedial. Namun guru itu tak kunjung memberikan soal. Guru itu hanya memandang Jisung saja.
"Pak Hyunjin" panggil Jisung agar guru didepannya tersadar dari acara menatap Jisung.
"A maaf saya lupa" jawabnya dan langsung mengambil kertas soal dari dalam laci mejanya. Jisung tanpa berkata apapun langsung membaca soal yang Pak Hyunjin berikan. Baru membacanya saja Jisung sudah ingin menyerah. Ia hanya menatap kertas soal itu. Hyunjin yang melihatnya tertawa. Mendengar tawa Hyunjin, Jisung langsung menatap Hyunjin kesal.
"Kenapa sih pak seneng banget bikin saya susah. Kan udah saya bilang saya itu gak bisa kimia. Ini disuruh remedial terus udah gitu soalnya lebih susah dari soal ulangannya. Mana mungkin saya bisa pak" keluh Jisung panjang lebar membuat Hyunjin semakin tertawa melihat imutnya Jisung saat sedang kesal.
"Makanya kalo disuruh belajar tuh nurut. Jadi istri guru kimia tapi setiap ulangan remedial mulu" sindir Hyunjin.
"Ya gimana mau belajar, bapak aja gak pernah ngajarin saya kalo dirumah. Saya nya malah diajak main game terus. Gimana mau gak remedial coba" jawab Jisung kesal.
"Kamu kan gak pernah minta ajarin, ya aku gak ngajarin lah. Kalo kamu minta baru aku ajarin" balas Hyunjin.
"Kan ada sekolah itu buat kita belajar jadi ngapain aku belajar kalo dirumah hehe" Jisung nyengir.
"Iya iya terserah kamu. Yaudah kerjain cepetan. Gak mau pulang kamu?"
"Ya mau lah, tapi aku ngerti juga ngga ini apa gimana mau ngerjain"
"Yaudah kerjain sebisanya, nanti aku kasih nilai 80 tapi ada syaratnya" ucap Hyunjin sambil menaik turunkan alisnya.
"Pasti minta jatah kan? Gak mau ah besok kan sekolah, nanti jalan aku aneh pasti langsung ditanyain sama felix" Jisung sangat tahu kebiasaan Hyunjin yang akan bermain kasar.
"Yaudah kerjain aja ini soal sampe kamu dapet nilai bagus" Hyunjin tersenyum mengejek.
"Yaudah iya, nanti aku kasih jatah" Jisung pasrah, lebih baik ia memilih opsi pertama daripada harus mengerjakan soal ini yang bahkan hingga kepalanya botak pun tak akan bisa.
"Yeeeyy.. ayo pulang" ajak Hyunjin. Ia segera membereskan barangnya dan menarik tangan Jisung keluar dari ruangannya dengan wajah gembira. Tak lupa ia mengunci pintu ruangannya. Jisung meninggalkan Hyunjin yang sedang mengunci pintunya karena ada beberapa siswi yang lewat.
Tidak ada yang tahu tentang hubungan mereka. Jisung dan Hyunjin sepakat untuk merahasiakan hubungan mereka karena permintaan Jisung. Ia berpikir semua orang akan membicarakan tentang pernikahan mereka berdua dan Jisung tak siap untuk dijadikan bahan perbincangan.
Jisung berjalan menuju halte. Ia menunggu bus yang akan datang 10 menit lagi. Jisung memainkan ponselnya untuk mengusir kejenuhan.
"Honey! Cepat masuk!" teriak seseorang yang membuat Jisung langsung melihat ke sumber suara. Setelah tahu siapa pemilik suara itu Jisung bergegas mendekati mobil hitam itu dan langsung masuk kedalamnya.
"Ish, kalo ada yang liat gimana?" Jisung mengomel pada suaminya.
"Gak mungkin Honey, sekarang udah lewat 1 jam dari bel pulang sekolah. Gak akan ada orang selain kamu yang harus remedial" Hyunjin mengusak rambut Jisung.
"Gak usah ngejek. Yaudah cepet jalanin mobilnya aku ngantuk mau tidur" Jisung membenarkan rambutnya yang berantakan.
"Hehe.. Bener kamu harus istirahat soalnya kita bakal main sampe pagi" jawab Hyunjin yang langsung menerima pukulan dari Jisung.
"Enak aja. Inget ya! Jangan main kasar, jangan bikin tanda di leher. Aku gak mau ditanya sama temen apalagi guru" Jisung memberi peringatan yang tak akan mungkin di dengar oleh Hyunjin karena pada akhirnya Jisung lah yang meminta hal yang ia larang.
"Siap bos" Hyunjin melakukan gerakan hormat.
🦊🦊🦊
Jisung dan Hyunjin berada di kamar mereka. Jisung sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru lain sekarang. Sepertinya Jisung melupakan janjinya dan Hyunjin tidak mungkin membiarkannya.
Hyunjin mendekati Jisung. Menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan Jisung. Ia berbisik tepat di belakang telinga Jisung yang berhasil membuat tubuh Jisung meremang."Jangan lupakan janjimu Honey~" setelahnya Hyunjin langsung mengangkat tubuh Jisung dan membantingnya ke atas kasur empuk milik mereka. Dan melanjutkan kegiatan panas mereka hingga pagi. Dapat dipastikan Jisung tidak akan bisa jalan. Sepertinya bolos adalah pilihan yang tepat. Lagi pula Hyunjin libur jadi mereka bisa istirahat bersama atau mungkin melanjutkan permainan semalam.
~END~
Jangan lupa vomment ya~ 😁😁