Sorry I Love You

208 15 2
                                    

Hyunjin mengikuti kemanapun Jisung pergi. Hal itu tentu saja membuat Jisung risih. Baru satu hari Jisung tinggal bersama dengan pria ini dan ia sudah dibuat jengkel olehnya.

"Hyunjin, berhentilah mengikutiku!" titah Jisung yang dihiraukan oleh pria di belakangnya itu.

Sebenarnya tidak masalah jika hanya diikuti, masalahnya adalah Hyunjin mengikuti dan langsung memeluk Jisung saat ia berhenti. Sangat risih bukan?

"Berhenti disini!" titah Jisung lagi, kali ini Hyunjin menurutinya. Tentu saja, Jisung berhenti di depan pintu kamar mandi dikamarnya. Mana mungkin Hyunjin ikut masuk bersama Jisung kan?

Jisung bergegas masuk ke kamar mandi. Ia menghela napas lega karena akhirnya bisa lepas dari anak tirinya itu. Ya, anak tiri. Baru sebulan Jisung menikah dengan ayah dari Hyunjin, Hwang Yunseong. Jisung sedikit menyesalinya. Tidak, ia tidak menyesal menikah dengan Yunseong. Yang ia sesali adalah mengapa ia menyetujui tinggal bersama dengan anak dari suaminya itu saat Yunseong harus pergi ke luar kota untuk bisnisnya.

Hyunjin dengan Yunseong tinggal terpisah. Hyunjin memiliki apartemen sendiri karena katanya ingin hidup mandiri. Jisung ragu dengan alasan Hyunjin. Nyatanya ia selalu menempel pada Jisung, mana mungkin bisa hidup mandiri. Entahlah, memikirkannya membuat kepala sakit.

"Jisung! Sedang apa kau? Lama sekali!" ucap Hyunjin sedikit berteriak agar Jisung mendengar suaranya.

Satu lagi, Hyunjin tak mau memanggilnya dengan sebutan eomma karena usia mereka sama. Sungguh anak durhaka memang.

Jisung menghela napasnya lelah, sepertinya ia tidak akan bisa lepas dari Hyunjin.

Jisung keluar dari kamar mandi. Dan benar saja, Hyunjin langsung memeluknya. Kali ini Jisung mengabaikan Hyunjin. Ia berjalan ke kasurnya.

"Lepas, aku mau tidur" ucap Jisung. Anak tirinya menurut.

Segera ia rebahkan tubuhnya. Ia selalu tidur menyamping dan sialnya Hyunjin mengambil kesempatan untuk memeluknya, lagi. Sudah puluhan kali Hyunjin memeluk tubuhnya hari ini.

Jisung memejamkan matanya berusaha untuk tertidur. Hyunjin mengelus kepalanya membuat kantuknya datang. Tak butuh lama, Jisung sudah masuk ke alam mimpinya.

Hyunjin tersenyum saat menyadari napas Jisung yang teratur. Pertanda pria manis dipelukannya ini sudah tertidur. Ia pustuskan untuk mengikuti Jisung ke alam mimpi.

---

Sinar mentari dari celah jendela membangunkan Jisung dari tidurnya. Matanya berkedip beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk.  Jisung mendongak melihat wajah anak tirinya yang masih tertidur lelap. Ia terpesona dengan wajah tampan anaknya itu.

"Aku tahu aku tampan" ucap sang anak yang ternyata tidak benar-benar tidur.

Jisung mendengus mendengarnya. Ia akui memang anak tirinya ini tampan. Tentu saja, ayahnya saja tampan mana mungkin anaknya tidak.

Hyunjin mengeratkan pelukannya pada Jisung. Begini lagi.

"Jin, aku lapar" ucap Jisung.

"makan aku aja" jawab Hyunjin enteng yang dibalas dengan jitakan oleh Jisung.

"Bercanda, ayo masak"

Hyunjin melepas pelukannya. Ia menarik tangan Jisung guna membantunya bangun.

Mereka masak dengan tenang. Tumben kan? Tentu saja karena Jisung mengancam Hyunjin jika pria tinggi itu memeluknya lagi ia akan langsung pulang. Hyunjin yang diancam demikian langsung ciut nyalinya. Ia tak ingin ibu tiri manisnya itu pergi dari apartemennya. Jadilah ia hanya diam dan sesekali membantu Jisung masak.

Makanan telah siap di meja. Mereka makan dengan tenang.

"Kita kaya suami istri ya Ji" ucap Hyunjin tiba-tiba.

"Ngawur kamu" balas Jisung.

Hyunjin terkekeh mendengarnya. Memang anak tirinya itu aneh pikir Jisung.

"Kamu tahu?" tanya Hyunjin membuat Jisung bingung.

"Aku menyukaimu" tambah Hyunjin membuat jisung menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Aku menyukai mu sejak appa membawamu pertama kali kerumah. Saat itu, melihat senyummu aku langsung jatuh cinta padamu. Entahlah, mungkin aku gila karena mencintai istri dari appa ku. Tapi aku tidak bisa menahannya. Aku terus berpikir, apa aku harus mengatakannya padamu atau aku harus terus menahannya. Sudah lama aku ingin mengungkapkan perasaanku padamu. Tapi aku takut kau semakin menjauh. Setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya aku mengatakan ini padamu. Mungkin kau akan langsung bilang pada appa dan akan semakin jauh dariku. Tapi aku lega, akhirnya bisa mengungkapkan isi hatiku. Maaf, aku mencintaimu Jisung" jelas Hyunjin.

Jisung tersenyum mendengar ungkapan Hyunjin. Ia sudah tahu sebenarnya. Cara Hyunjin memperlakukannya sama seperti perlakuan Yunseong padanya. Mereka sama-sama mencintai Jisung sebagai pria. Hyunjin tidak mencintai Jisung sebagai ibu dan anak.

"Aku tahu kau mencintaiku, terlihat dari caramu memandangku, perlakuan mu padaku. Dan ucapan cintamu dua malam ini saat aku tidur" Balas Jisung sukses membuat Hyunjin terkejut.

Jisung tertawa melihat reaksi Hyunjin.

"Mungkin, jika aku bertemu denganmu lebih dulu. Aku juga akan memiliki perasaan yang sama dengan mu. Mungkin kita yang akan menikah. Bukan aku dan Yunseong. Kita akan menjadi pasangan suami istri bukan menjadi ibu dan anak tiri. Tapi sayangnya, Tuhan tak menginginkan hal itu. Nyatanya aku lebih dulu bertemu dengan appa mu. Dan aku jatuh cinta padanya bukan padamu. Maafkan aku Hyunjin, aku hanya menganggapmu sebagai anak tiri ku." Jisung menatap Hyunjin iba.

"Ya, Aku sadar. Cintaku padamu tak akan terbalas. Mustahil. Aku juga tidak akan benar-benar bahagia jika kau meninggalkan apa dan memilih bersamaku. Ya, walaupun tak mungkin kau memilihku. Haha" ucapannya ia akhiri dengan tawa paksa.

"Ku harap kau menemukan cintamu yang lain Hyunjin." ucap Jisung.

Ia beranjak dari duduknya, membereskan bekas makanan nya dan Hyunjin.

Hyunjin hanya diam di bangkunya. Ia menatap punggung ibu tirinya itu yang kian menjauh.

Sungguh sakit saat cintamu tak berbalas. Apalagi kau harus terus melihat cintamu bersama orang lain, bukan dirimu. Dan orang itu adalah Ayahmu sendiri. Sungguh malang nasibmu Hwang Hyunjin.

"Sorry I love You Hwang Jisung" ucapnya lirih.

END

Hehe, maap kalo ga jelas dan cringe. Langsung pengen bikin ini setelah liat track 6 skz. jadi maap ya kalo maksa.

jangan lupa vote sama komen nyaaa :)

InsomniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang