Lonceng berbunyi, pertanda seseorang memasuki toko. Jisung tersenyum seraya mengucapkan selamat datang, menyambut orang yang baru saja memasuki toko kuenya. Senyumnya kian merekah saat tahu siapa yang datang. Seseorang yang akhir-akhir ini selalu datang ke toko kuenya hanya untuk membeli kue cokelat dan juga satu strawberry cheesecake yang akan diberikan pada Jisung.
Entah apa yang membuat Jisung senang, mungkin karena diberi kue kesukaannya. Atau mungkin karena orang yang memberinya. Sepertinya kemungkinan kedua yang benar.
Pelanggannya itu menghampiri Jisung untuk memesan apa yang ia inginkan. Pria tinggi itu berpikir lebih lama dari biasanya.
"Aku bingung ingin memesan apa, bisa kau rekomendasikan?" Tanya pelanggannya.
"Untuk acara apa?" Tanya Jisung agar bisa merekomendasikan kue yang sesuai.
"Aku ingin memberikannya pada orang yang aku suka, hari ini ia berulang tahun dan rencananya aku akan menyatakan perasaanku padanya" jawabnya, tak lupa dengan sedikit rona merah di kedua pipinya.
Jisung terdiam, namun sedetik kemudian ia kembali tersenyum ramah. Ia langsung memilihkan kue yang cocok. Tak lupa meminta pendapat sang pelanggan. Yang tentu saja langsung di setujui tanpa debat sedikitpun dari si pelanggan.
"Terimakasih telah datang, semoga diterima" ucap Jisung dengan senyumnya dan tak lupa menyemangati pelanggan satu itu.
"Terimakasih juga Jisung, semangat kerjanya" balas pria itu yang juga ikut menyemangati Jisung.
Setelah pelanggan kesukaannya itu pergi senyum yang sedari tadi terpatri indah di wajah manis Jisung seketika hilang. Untung saja tidak ada orang lain jadi ia tak perlu berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
Jisung juga bingung kenapa hatinya terasa nyeri saat pria itu bilang akan menyatakan perasaannya pada orang yang ia suka. Mungkin memang benar Jisung menyukai pria itu.
Karena perasaannya yang buruk, Jisung memutuskan untuk menutup tokonya. Ia memasukan kue yang belum terjual ke dalam kulkas. Kemudian membereskan hal lainnya juga.
Jisung mengunci pintu tokonya. Setelahnya ia berjalan menuju rumahnya yang tak jauh dari toko kuenya.
Jisung memasuki rumahnya.
Tangannya baru saja menyentuh kenop pintu, tapi suara seseorang menghentikannya.
"Tumben pulang jam segini, biasanya betah banget di toko. kenapa?" ucap changbin, Kaka sepupu Jisung.
"Gapapa, cuma capek aja" bohong Jisung.
"Yaudah istirahat sana, nanti malem kita rayain ulang tahun kamu" balas changbin seraya mengusap kepala adik sepupunya itu.
"Okeyy, Jisung minta rumah buat hadiahnya jangan lupa" ucap Jisung dengan semangat.
"Tidak tahu diri sekali nih anak satu" balas changbin main-main. Membuat keduanya tertawa.
"Udah aku mau tidur. Jangan lupa bangunin aku nanti" ucap Jisung menyudahi acara tertawa keduanya. Lalu memasuki ruangan tersayangnya.
Jisung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Mengambil ponselnya untuk menyetel lagu galau. Sebagai penghantar tidur katanya. Benar saja, tak butuh waktu lama Jisung sudah terlelap.
---
Jam dinding sudah menunjuk angka 7 malam dan Jisung belum juga bangun dari tidurnya.
Changbin memasuki kamar Jisung, berniat untuk membangunkan adiknya. Tapi sebelum niatnya tersampaikan, changbin harus merelakan jantungnya berpacu dengan cepat karena terkejut. Bagaimana tidak, baru saja changbin menyentuh lengan Jisung, pria manis itu langsung loncat dari kasurnya dan berdiri tanpa oleng sedikitpun. Siapa yang tidak terkejut jika jadi changbin.