4

13 2 1
                                    

Tin tin tin

Kyna sedang berjalan menuju sekolahnya. Ia menoleh ke belakang saat mendengar klakson itu. Ternyata-

"Eh ada Kyna. Sendirian aja neng. Mau akang temenin ngga nih?"

Ternyata anak setan muncul.

"Maaf anda siapa? Saya tidak mengenal anda,"

"Oh kalo gitu kenalin gue Raka Pradipta, cowo paling keren paling ganteng paling cool pokoknya nomer satu di dunia,"

"Hmm, kayaknya gue mo bolos sekolah aja deh,"

"Kenapa?"

"Mo nganter lu ke rumah sakit. Badan lu panas nih. Lu demam. Jadi gila deh," Kyna memegang dahi Raka.

"Halahh, bilang aja lo suka sama gue. Lo mau berduaan sama Raka ganteng ini kan," kata Raka sambil menaik turunkan alisnya.

"Idih idih idih. Pede."

Kyna berlari menuju sekolah meninggalkan Raka.

"Eh Adinda!! Jangan tinggalkan Kakanda sendirian disiniii," teriak Raka.

"Cih, dasar orang gila," batin Kyna.

Gubrakk!!

"Eh sori sori ga senga-" Kyna terdiam.

"3 kali."

"Hahh??"

"Dasar pikun." Ia mengusap kepala Kyna lalu meninggalkan Kyna yang masih bengong.

"Oh iya, ini ketiga kalinya gue nabrak dia. Kok bisa ya gue nabrak dia mulu. Pake elus elus kepala lagi, hihh," pikir Kyna sambil berjalan menuju kelasnya.

Ya, yang ditabraknya tadi adalah Evan.

***

Hari ini ada pelajaran prakarya. Materinya adalah memasak. Minggu depan, para murid diminta untuk membuat makanan pembuka, inti, dan penutup.

"Kita mo masak apa nih buat besok senin?"

"Appetizer nya salad buah aja biar gampang," usul Vanya.

"Gaboleh makan buah sebelum makanan utama." kata Raka

"Lho malah harusnya dimakan sebelum makanan utama bego," Kyna menoyor kepala Raka.

"Emang gitu? Serah lah. Gue pengen pie apple. Dessert nya itu aja fix,"

"Maincourse nya apa?" tanya Vanya.

Semua berpikir keras. Kecuali Evan.

"Lasagna aja gimana? Keknya enak," kata Kyna.

"Boleh boleh. Oke fix ya makanannya. Masaknya di rumah Vanya gapapa. Kebetulan ayah sama bunda lagi keluar kota,"

"Trus yang beli bahannya siapa?" tanya Vanya.

"Gue sama Adinda Kyna ajaa,"

"Hih apa sih lu, jijik gue mas jijik." Kyna berpura-pura muntah.

"Kenapa Dinda begitu jahat kepada Kanda. Apa salah Kanda?" Raka memasang wajah dengan puppy eyes.

Kyna mendorong Raka. "Rak, sumpah ya kesambet apa si lu. Hihhh,"

"Gue sama Evan aja yang belanja. Biar dia berguna disini." lanjut Kyna.

Evan hanya mengangguk.

***

"Lama."

"Yamaap panggilan alam tadi. Yauda, yok ke supermarket.

•Ephemeral•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang