Aku sudah menyiapkan sekantong gombalan, semangkok puisi dan secangkir humor. Semata-mata hanya untuk memancing tawa dan mencuri perhatianmu.
Namun, senja sudah beranjak, dan malam belum berdamai dengan jarak.
Aku pernah ingin membandingkan purnama dengan senyummu. Dahulu aku begitu yakin pasti senyummu lebih menawan dari purnama. Tapi, semua tinggal cerita, dan sebagiannya adalah luka.
Mentari kini sudah menatap semesta, harapan yang kutuang dalam secawan do'a, telah menguap bersama bayangmu yang kini hanya sebuah asa yang terlupa.
Dua jiwa yang terlepas dari genggaman cinta, apa jadinya?Peternak Rindu.
Mukalla, 20 Jan 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peternak Rindu
PoetryPeternak Rindu Oleh: Imam Abdullah El-Rashied Ini adalah lembaran-lembaran keresahan yang kutumpuk dalam seikat kenangan. Keresahan-keresahan karena jarak yang lantas menyesatkanku di lembah kesendirian. Waktu yang menghalang, serta nafas yang setia...