Ada yang bertanya: "Kenapa setiap hari kau menggubah sajak-sajak aksara?"
Lantas, aku menjawabnya:
Semenjak mengenalnya, aku dirundung asmara, sekaligus dimabuk aksara.
Setiap hariku hanya tentang dia, dia dan dia. Pagi, siang dan senja, serta malam yang mengharap jumpa.
Detik-detik yang kulalui tanpanya, mengisahkan rindu yang membuatku merana, dan terpenjara dalam nestapa, yang entah kapan akan berakhir jua.
Peternak Rindu.
Mukalla, 18 Feb 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peternak Rindu
PoetryPeternak Rindu Oleh: Imam Abdullah El-Rashied Ini adalah lembaran-lembaran keresahan yang kutumpuk dalam seikat kenangan. Keresahan-keresahan karena jarak yang lantas menyesatkanku di lembah kesendirian. Waktu yang menghalang, serta nafas yang setia...