Senja mulai beranjak dan Mentari kian berjarak
Kudengar riuh burung camar berpesta di tepi pantai
Kepakan kawanan gagak, serta longlongan anjing
Pasir putih yang kujejaki penuh kenangan
Menguning keemasan tersiram cahaya perpisahan
Tarian ombak, siulan angin laut, serta langit biru
Orkestra dan harmoni alam, membuatku lama tenggelam
Kembali menghirup nafas rindu yang merajam
Mengenangmu dalam sebait asa yang kuterbangkan ke langit do'aHai, apa kabar?
Kau tahu, ufuk hatiku masih saja berwarna haru
Angin-angin yang berhembus membisikkan kata temu
Ah, selalu saja cinta berharap dua orang bisa berjumpa, lantas hidup bersama
Namun sayang, lengan takdir enggan memeluk mereka berdua, agar menua bersamaHai, apa kabar?
Langit masih biru dan rindu masih tentang dirimu
Ah, selalu saja ada asa yang ingin kulangitkan
Ada rindu yang ingin kusampaikan
Tapi, jarak tak pernah mengizinkan
Dan waktu enggan untuk bersekutuKini, dan entah sampai kapan
Aku akan terus sibuk mengasuh ternak-ternakku
Apa lagi kalau bukan Rindu?Peternak Rindu.
Pantai Mukalla, 6 Maret 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peternak Rindu
PoetryPeternak Rindu Oleh: Imam Abdullah El-Rashied Ini adalah lembaran-lembaran keresahan yang kutumpuk dalam seikat kenangan. Keresahan-keresahan karena jarak yang lantas menyesatkanku di lembah kesendirian. Waktu yang menghalang, serta nafas yang setia...