26. Keanehan Raisa

144 32 88
                                    

Selamat membaca semua, semoga suka dengan ceritaku ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca semua, semoga suka dengan ceritaku ini.

.
.

Gavin tengah berada diperjalanan yang membawanya menuju bandara. Dia duduk termenung sambil melihat jalanan yang ramai. Gedung-gedung tinggi berjejeran di pinggir jalan, banyak sekali orang yang berlalu-lalang di sekitarnya. Awan terlihat cerah, tak ada menunjukkan tanda-tanda hujan akan datang.

Namun, dalam hati Gavin merasa gusar. Bayang-bayang Naila selalu saja hadir. Pasalnya sejak usulan perjodohan dari kakaknya pagi tadi, wajah Naila sangat murung. Bahkan saat dia pergi tadi, Naila sama sekali tidak menyapanya atau mungkin dia yang terlalu berharap? Tak mau berlama-lama hanyut dalam pikiran itu, dia lantas mengambil handphone dan mengetik pesan pada Naila, sebab nanti jika sudah sampai di tempat olimpiade semua handphone disita.

Usai mengetik pesan, Gavin segera mengirimkannya. Terlihat pesannya yang masih centang dua abu-abu, mungkin kegiatan PAS sudah dimulai. Dia lantas memasukkan kembali handphone-nya, dan menyandarkan kepalanya. Dua puluh menit kemudian, dia sampai di bandara.

---o0o---

PAS mapel pertama hari ini sudah selesai dilaksanakan, semua murid SMA Nusa Indah diberikan waktu 30 menit untuk beristirahat sebelum lanjut mapel kedua.

"Nai, gimana lo mau di kelas aja atau ke kantin?" tanya Vanda.

"Kantin aja lah, Van. Mood belajar gue turun hari ini," jawab Naila.

"Baru juga kemarin-kemarin semangat belajar. Oh ... gue tahu, nih. Pasti gara-gara gak ada Gavin, ya? Dia ikut olimpiade itu 'kan?"

"Apaan sih, Van. Bukan itu kali, ntar gue jelasin di kantin."

"Ya udah, yuk ke kantin!" Vanda merangkul Naila.

Sementara pandangan Naila jatuh pada Raisa, dia kini terdiam di bangkunya.

"Sa, ke kantin bareng?" tawar Naila.

"Nai, udah kita berdua aja," sergah Vanda.

Seolah tahu maksud mimik wajah Naila. Vanda kembali berkata, "Lo tahu kan akhir-akhir ini, dia kayak gak suka gitu sama kita."

"Siapa tahu ada alasan dibalik itu, lagi pula Raisa juga sahabat kita." Naila lantas mengandeng tangan Raisa.

Terlihat tak ada penolakan dari Raisa seperti kemarin-kemarin. Alhasil kini mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin sekolah. Namun, begitu sampai di kantin, bel masuk tiba-tiba berbunyi padahal baru saja 7 menit sejak bel istirahat tadi. Banyak murid di kantin yang kaget.

Ganai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang