"Mengagumi dalam diam adalah hal yang menyakitkan, walau itu yang bisa dilakukan."
~Secret Admirer
Selamat membaca semua, semoga suka dengan cerita ini.
.
.Dengan ogah-ogahan, Naila memasuki kamar mandi di kamarnya. Padahal berulang kali dia masih menguap, tetapi Gavin sudah stay di ruang tengah untuk berangkat sekolah.
Sepuluh menit kemudian, Naila menyelesaikan ritual mandinya dan berlanjut menyisir rambut.
"Vin, masih pagi juga lo udah di sini aja," celetuk Naila yang mulai menuruni anak tangga.
"Lo gak lihat udah setengah tujuh?" Naila melirik malas ke arah jam dinding itu.
"Oh ya papa udah berangkat kerja ya? Udah sepi."
"Iya, tadi waktu gue ke sini. Papa Bastin udah siap berangkat. Tunggu apa lagi, mending sekarang ke sekolah keburu telat."
"Eh, tapi gue belum sarapan ...."
"Udah gue siapin kotak bekal, ntar makan di sekolah aja."
Gavin menarik pergelangan tangan Naila, tak lama setelah itu, motornya sudah melesat jauh dengan Naila di boncengannya.
Gerbang sekolah bertuliskan Nusa Indah sudah terpampang jelas di depan, Gavin memarkirkan motornya sementara Naila, dia sibuk menata rambutnya yang sedikit berantakan, akibat terpaan angin di jalan tadi.
Meskipun mereka berdua berbeda kelas. Namun, Gavin selalu mengantar Naila sampai kelas terlebih dahulu sebelum ke kelasnya. Mungkin karena sudah terbiasa satu kelas sejak masih SD, hanya saja ketika masuk ke jenjang SMA, Naila tidak memilih jurusan yang sama dengannya, dia lebih memilih IPS dibanding IPA.
"Vin, mana bekal gue? Katanya tadi lo bawain," ujar Naila setelah meletakkan tas di kursinya.
Gavin lantas membuka tas dan menyerahkan kotak bekal berwarna hijau ke arah Naila. "Nih, gue ke kelas, ntar istirahat jatah lo yang samperin gue!" Naila mengacungkan kedua jempolnya.
Begitu Gavin pergi, Naila lantas melahap makanan itu. Padahal bel masuk tinggal lima menit lagi. Tiba-tiba suara Raisa menghentikan aksi makannya.
"Nai, lo udah kerjain tugas PKN belum?" tanya Raisa.
"Ya pasti Naila belum lah, gue tebak dia pasti lupa," celetuk Vanda.
Kedua sahabatnya ini entah kenapa selalu saja mengganggunya, jelas-jelas Naila sudah sering mengatakan jika dirinya sedang makan, maka tak boleh ada yang menganggunya. Namun, mendengar kata tugas, dia lantas menepuk jidatnya lalu menyudahi aksi makannya.
Semua isi tas Naila keluarkan, tetapi sepertinya yang dia cari tidak kunjung ketemu.
"Gue sebel deh, giliran semalem gue lembur bikin tuh tugas. Eh, sekarang gak kebawa coba."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ganai
Teen FictionKetika kita dipertemukan dengan yang namanya "sahabat" sejak kecil. Hal itulah terjadi pada Gavin dan Naila. Mereka ditakdirkan bersama sejak kecil, suka dan duka sering kali mereka lewatkan bersama. Namun, saat mereka beranjak remaja. Akankah persa...