"Ketika waktu terus berjalan, mungkinkah nantinya akan ada sekat di antara kita?"
~Gavin Sanjaya Putra
Selamat membaca semua, semoga suka dengan cerita ini.
.
.Bel pulang sekolah belum dibunyikan, tetapi kebanyakan murid kelas XI IPA 1 sudah meninggalkan kelas. Terkecuali Gavin dan kedua temannya, yang tengah merundingkan sesuatu.
"Vin! Lo mau ikut kita ke cafe gak? ajak Naila sekalian kalo perlu, soalnya Dimas lagi mau nraktir. Ya gak, Dim?" tanya Raka.
"Yoi, lagian kita juga jarang nongkrong bareng," jawab Dimas.
Raka Zaidan Abimanyu dan Dimas Andika Wardhana, mereka berdua adalah teman dekat Gavin di kelas. Istilah lainnya satu CS lah.
"Oke, gue kabarin Naila dulu." Ketika Gavin ingin mengetik pesan, Dimas mencegahnya.
"Kita samperin aja ke kelas, bel tinggal lima menit juga, toh juga jamkos."
Alhasil mereka bertiga berjalan beriringan, menyusuri koridor sekolah yang mulai terlihat ramai, sebab bel pulang sekolah tinggal beberapa menit lagi.
Begitu sampai kelas tujuan, Gavin tak melihat tanda-tanda keberadaan Naila, hanya ada kedua temannya.
"Van, lo lihat Naila?"
Vanda yang merasa terpanggil lantas menoleh. "Naila tadi udah keluar tuh sama mantan ketua OSIS."
"Abang gue maksud lo?" tanya Dimas.
"Iya kali."
"Woi dia emang abang gue, Bang Arya."
Dimas adalah adik kandung dari Arya Wardhana—mantan ketua OSIS Nusa Indah. Usia mereka hanya terpaut satu tahun tiga bulan.
"Habisnya muka lo sama Kak Arya itu beda jauh, bagaikan permata sama batu dan pastinya lo batunya."
"Lo kenapa sih, kalo ketemu gue bawaannya marah mulu? Lagian udah berapa lama kita kenal, masa lo gak tahu kalo gue adiknya Bang Arya? Atau lo pura-pura lupa? Udah lah emang susah ya ngomong sama cewek lemot kaya lo!"
Vanda yang tidak terima atas perkataan Dimas lantas mengebrak meja dengan sangat keras. Sampai-sampai tumblr milik Raisa hampir saja terjatuh, untung ada Raka yang berhasil mencegahnya, kemudian memberikan pada pemiliknya.
"Bisa diem gak! Dasar colek lo!"
"Colek apaan woi?"
"Cowok jelek!"
"Daripada lo? Cemot! Cewek lemot!"
"DIEM!" bentak Vanda tepat di depan Dimas.
Memang seperti inilah tingkah Dimas dan Vanda ketika mereka disatukan, tak pernah akur. Padahal jika dilihat-lihat mereka itu cocok, bahkan memiliki kesamaan, yaitu sama-sama tidak mempunyai mantan dan hobi mengoleksi sepatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ganai
Ficção AdolescenteKetika kita dipertemukan dengan yang namanya "sahabat" sejak kecil. Hal itulah terjadi pada Gavin dan Naila. Mereka ditakdirkan bersama sejak kecil, suka dan duka sering kali mereka lewatkan bersama. Namun, saat mereka beranjak remaja. Akankah persa...