7. Quality Time With Rava

212 67 274
                                    

"Tanpa adanya pertemanan, mungkin hidup ini akan terasa hampa, seperti botol tanpa isinya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tanpa adanya pertemanan, mungkin hidup ini akan terasa hampa, seperti botol tanpa isinya?"

~Naila Arasya Bastindria

Selamat membaca semua, semoga suka dengan cerita ini.

.
.

Biasanya hari Minggu Naila bersama Gavin, tetapi tidak untuk hari ini, karena rencananya dia berniat quality time bersama Rava. Siapa itu Rava? Rava itu singkatan dari nama Raisa dan Vanda yang disatukan.

Pukul 09.23 WIB, Raisa sudah berada di depan rumah Naila, memainkan ponsel dalam genggamannya. Sesekali dia bersenandung kecil. Terlalu fokus pada kegiatannya, dia tidak menyadari kehadiran Gavin yang sudah di depannya.

"Sa, emang lo sama Naila mau kemana?" tanya Gavin.

Ketika Raisa hendak menjawab, suara Naila membuat dia mengurungkan niatnya. "Kepo lo! Ini urusan cewek, lo gak perlu ikut campur!" gertak Naila.

"Gak ajak gue? Tumben?"

"Gue bilang apa tadi? Gak denger lo? Ini itu urusan cewek, kecuali lo cewek baru gue ajak."

Gavin melirik sebentar ke arah Raisa yang menundukkan kepalanya. "Emang mau kemana sih, Sa?" tanya Gavin sekali lagi, sambil menarik pelan dagu Raisa.

"Udah dijelasin sama Naila 'kan?"

"Cewek mah ribet, tinggal ngomong mau kemana."

"Diem! Udah mending lo pulang, bantuin mama Gina nyapu, ngepel, cuci piring, cuci baju deh sana! Atau gak, mau bantuin Bi Ijah di dalem?"

Nama yang disebut Naila itu tak lain adalah asisten rumah tangga, yang bekerja di rumahnya, sejak dia masih berusia setahun.

"Nai, mending berangkat sekarang. Kasihan Vanda, ntar dia nunggu kelamaan lagi."

Ketika Naila hendak beranjak, tangan Gavin mencegahnya. Dengan wajah tertekuk malas, dia menoleh ke arah belakangnya, mendapati Gavin yang tersenyum manis ke arahnya.

"Gak salim sama pamitan dulu sama gue?"

"Emang harus banget ya?"

"Haruslah, gue 'kan calon imam lo. Itung-itung lo latihan."

---o0o---

Sebuah taksi menurunkan tiga cewek di depan Cafe Borneo, di mana mereka adalah Naila, Raisa dan juga Vanda. Setelah menyerahkan beberapa lembar uang, Vanda mengajak kedua temannya untuk segera masuk ke dalam.

Kesan pertama yang dilihat mereka, cafe ini cukup unik dan klasik. Terdapat beberapa spot foto menarik, temboknya terdapat beberapa macam ukiran-ukiran. Menambah keindahan cafe yang baru saja dibuka Minggu lalu.

Ganai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang