CHAPTER 8

61 1 0
                                    

Setelah berpamitan, Dara dan Aldric pulang. Saat mobil sudah jauh meninggalkan rumah kedua orang tua Aldric, tiba-tiba suaminya yang dari tadi diam membisu berbicara memecah keheningan diantara mereka.

"tadi itu hanya pura-pura jadi..."

Belum sempat Aldric melanjutkan kata-katanya, Dara memotong pembicaraannya "iyah aku tahu kok kak. Jadi Dara mohon stop membicarakan hal itu."

"oh sudah tahu, bagus deh. Tapi saran gue, lo harus terbiasa dengan sikap gue yang tiba-tiba sangat manis sama lo sampai membuat gue JIJIK dekat-dekat dengan lo didepan kedua orang tua kita. Tadi lo sedikit terkejut" ujar Aldric panjang meremahkan sambil menekankan kata 'jijik'.

Dara tidak membalas perkataan suaminya itu, ia memilih memalingkan wajah ke jendela samping sambil mendengarkan lagu yang diputar di radio mobil yang mungkin mirip banget dengan keadaannya saat ini.

Easy come, easy go, that's just how you live
Mudah datang, mudah pergi, begitulah caramu
Oh, take, take, take it all but you never give
oh, kau mengambil semuanya tapi tak pernah memberi
Should've known you was trouble from the first kiss
Harusnya kutahu kau adalah masalah sejak ciuman pertama kita
Had your eyes wide open, why were they open?
Matamu terbuka, kenapa begitu?


Gave you all I had and you tossed it in the trash
Tlah kuberikan segalanya dan kau buang begitu saja ke tempat sampah
You tossed it in the trash, you did
Kau buang ke tempat sampah, kau melakukannya
To give me all your love is all I ever asked
Yang kuminta hanyalah berikan seluruh cintamu padaku
'Cause what you don't understand is
Karena yang tak kau mengerti adalah


I'd catch a grenade for ya
Kan kutangkap granat demi dirimu
Throw my hand on a blade for ya
Kan kuhempaskan tanganku ke belati demi dirimu
I'd jump in front of a train for ya
Rela kulemparkan diriku ke depan kereta demi dirimu
You know I'd do anything for ya
Kau tahu kan kulakukan segalanya demi dirimu

I would go through all this pain
'Kan kutahankan semua luka ini
Take a bullet straight through my brain
Hujamkanlah peluru di otakku
Yes, I would die for you, baby
Ya, aku bersedia mati untukmu, sayangku
But you won't do the same
tapi kau tak kan melakukan hal yang sama
No, no, no, no

"miris sekali" pikir Dara menerwatakan kehidupan pernikahannya sendiri. Entah sampai kapan ia harus bertahan?

*
*
*
*
*

Mobil yang sedang melaju kencang tiba-tiba berhenti dipinggir jalan yang membuat Dara terbangun dari tidurnya "mobil nya kenapa kak? Mogok??" tanya Dara.

"turun_!" jawab Aldric singkat, padat, dan jelas.

"hah tapi kak ini masih jauh dari apartemen."

"gue bilang turun yah turun Dara, gue ada rapat mendadak di kampus" seru Aldric.

Dara akhirnya dengan terpaksa turun dari mobil Aldric dan Aldric langsung meninggalkan dirinya sendiri. Entah umpatan apa yang pantas untuk suaminya yang tega menurunkan istrinya dipinggir jalan.

Dara melihat sekitar, hanya ada satu dua mobil yang melintas dan tidak ada angkutan umum yang lewat. Ia mengeluarkan smartphone nya, memesan ojek online.

Butuh waktu 15 menit untuk ojek online sampai dititiknya. Ia cemas karena daerah ini sangat sepi, dia takut ada orang jahat yang ingin melukainya.

Tiba-tiba mobil honda jazz berwarna putih berhenti dihadapannya dan kaca jendela terbuka menampilkan Tiwi sahabatnya.

"Dara lo ngapain disini? Ayo naik" panggil Tiwi dengan kaca mata hitam bertengger di atas kepalanya.

Dara langsung masuk ke mobil Tiwi dan mobil langsung melesat jalan "gue habis kerumah tante gue tapi angkot yang tadi gue naik tiba-tiba turunin gue disitu, sepi lagi jalannya" ungkap Dara berbohong padahal suaminya lah yang menurunkan dirinya.

"biasanya lo naik motor. Motor lo kemana?" tanya Tiwi sambil menyetir.

"motor gue ada dirumah, tapi tiba-tiba kunci nya hilang entah kemana. Jadi gue naik angkot deh" tutur Dara berbohong lagi.

"kasihan. Oke deh, gue anterin lo pulang kerumah dengan selamat."

"ehhh sampai depan gang ajah deh Tiw soalnya di belokan pas kerumah gue ada perbaikan jalan. Mobil nggak bisa lewat" ucap Dara sedikit terkejut pasalnya kan ia sudah tidak tinggal dengan orang tua nya, dia tinggal di apartemen bersama Aldric dan ia tidak mau sampai sahabat nya itu mengetahui.

"oh gituh. Oke deh" kata Tiwi mengiyakan. Dan Dara bisa bernafas dengan lega.

Dara dan Tiwi sudah sampai di depan gang rumah Dara. Dara langsung turun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada sahabat tersayangnya itu "thanks yah tiw."

"sama-sama. Bye sampai jumpa besok dikampus."

Dara tersenyum mengangguk dan mobil Tiwi langsung pergi. Ia juga langsung menyetop taksi yang lewat takut keluarga nya melihat dia sekarang berada di sekitaran komplek rumahnya.

ALDRICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang