Sesampainya Dara di kampus, ia segera memakirkan sepeda motornya. Kampus masih sangat sepi hanya ada tukang bersih-bersih yang sedang menyapu halaman di setiap gedung fakultas. Jadi, Dara memutuskan untuk ke kantin saja dan melanjutkan streaming drama china kesukaannya.
Dari parkiran ke kantin harus melewati gedung fakultas manajemen dan lorong-lorong yang sepi. Dara menghembuskan nafas 'semoga saja tidak bertemu dengan kak aldric. Mau taro dimana muka gue.'
Baru sepuluh langkah Dara berjalan, ia melihat sosok yang ingin ia hindari itu. Dengan t-shirt hitam ditutupi jaket denim, levis hitam panjang, sneaker putih, dan jansport yang diselempangi di sebelah langannya menambah kesan macho pada dirinya.
Tubuh Dara menenggang seketika. Ia kembali berjalan dengan menunduk. Saat mereka berpapasan, Aldric dengan sengajanya menabrak lengannya pada pundak Dara yang membuat ia jatuh terjerembab. Bukannya membantu, Aldric hanya mengeluarkan smirk nya dan tetap kembali berjalan.
Aww
Dara bangun dengan memengang pundak nya yang terasa sangat sakit. "belom jadi suami ajah udah kasar."
Ia menghela nafas kasar dan kembali berjalan ke kantin.
*
*
*
*
*Dara memilih tempat yang ujung agar ia bisa konsentrasi menonton film tidak lupa ia juga sudah memesan nasi goreng dengan teh hangat.
Saat Dara sedang asik menonton film di layar gadget nya, ia dikagetkan dengan kemunculan sahabatnya itu.
Dorrr
"bisa gak sih, gak usah ngagetin"
"hehehe"
"tumben amat bu udah dateng pagi-pagi, kesambet jin ape lo" celutuk Tiwi dengan khas gaya bicaranya.
"yah sekali-kali lah gue dateng pagi-pagi. Masa terlambat mulu, bisa-bisa nilai gue c semua"
Dara memang salah satu mahasiswi yang sering datang terlambat. Tapi ia punya otak yang sangat encer, jadi tidak heran dosen-dosen pada memaafkannya.
"udah lah gue mau sarapan dulu laper, noh pesanan gue udah jadi" Dara menunjuk mang adi yang sedang membawa pesanannya.
Dara menyembunyikan tentang rencana perjodohannya dengan Aldric dari Tiwi. Ia tidak mau kalau sampai sahabatnya itu mengetahui. Biarlah waktu yang akan memberi tahunya.
"yaudahlah gue ke kelas duluan"
"lo nggak makan?"
"udeh nyarap gue dirumah"
"oke deh. Tempatin bangku gue yah tiw"
"siap bu bos"
Tiwi berlalu meninggalkan Dara di kantin. Ia melirik jam tangannya, ada waktu setengah jam lagi kelas dimulai. Dara cepat-cepat menghabiskan sarapannya.
*
*
*
*
*Hari pernikahan dimana dihari itu bagi sebagian orang adalah hari yang spesial. Namun bagi Dara dihari itu ia tidak merasakan apa-apa. Tidak ada yang spesial, ia hanya menjalankan skenario yang sudah ditulis oleh Yang Maha Kuasa. Entah itu skenario yang baik atau buruk.
Setelah acara ijab qabul dan acara adat-adat yang lainnya, ia dan Aldric sedang menyalami para tamu yang sudah hadir di pesta. Mungkin bagi tamu undangan, Dara dan Aldric adalah pasangan yang sangat berbahagia dan serasi. Tapi kenyataannya tidak.
"heh berdiri ada tamu lagi" ucap Aldric dengan setelan tuxedo hitam nya.
Saat Dara baru duduk di kursi pelaminan yang disediakan, ia disuruh berdiri oleh suaminya. Padahal kedua pergelangan kaki nya rasanya sudah mau copot karena Dara memakai heels berukuran 7 cm dari sembilan jam yang lalu.
Mau tidak mau Dara harus berdiri, memberikan senyum yang paling terbaik agar mereka mengira, dirinya dan Aldric adalah pasangan yang bahagia.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dara melihat sekelilling tamu undangan sudah pada pulang, tersisa hanya rekan bisnis papa mertua nya dan teman-teman Aldric.
Orang tua dan adik nya juga sudah masuk ke kamar yang disediakan oleh pihak hotel.
Dara memutuskan ke kamar setelah sebelumnya meminta kunci ke pelayan. Ia menghembuskan nafas kasar, setelah seharian menjadi ratu di pesta pernikahannya.
Dara langsung berlenggang menuju kamar mandi.
Di satu sisi Aldric sedang berbincang bersama teman-temannya tepatnya rekan bisnisnya. Ia dan Dara sepakat tidak memberitahukan pernikahan mereka ke pihak kampus dan teman-teman kuliahan mereka.
"hey bro happy wedding" sapa Brian salah satu rekan bisnis Aldric yang baru saja datang.
"thanks bro" keduanya saling berjabat tangan.
"by the way dimana istri lo?"
Aldric langsung menengok ke arah panggung yang menjadi tempat menyalami tamu dan mengedarkan matanya ke seluruh ruangan tidak menemukan Dara disana.
"oh mungkin dia udah ke kamar duluan_"
Brian mengangguk kepala "gue denger-denger lu dijodohin yah karna mertua lo punya utang ke bokap lo"
Aldric mengerutkan dahi bingung. Kenapa ayahnya tidak memberitahukan kepadanya. Seketika luapan amarah sudah mencapai ubun-ubun.
Tangannya mencengkram dengan kuat. Sekarang ia berasa dibohongin oleh semua orang, kenapa tidak ada yang memberitahukan hal ini kepadanya.
Aldric segera pamit kepada Brian, persetan dengan rekan bisnis dan teman-teman ayahnya yang mungkin akan mencari nya. Ia menyusul Dara di kamar.
Brak
Aldric langsung menutup pintu dengan keras yang membuat Dara terkejut.
"kak... Aldric kenapa?" Dara yang sedang mengeringin rambutnya diujung ranjang terkejut.
Aldric berjalan cepat menuju Dara dan mencengkram bahunya "KENAPA TIDAK ADA SATU PUN ORANG YANG NGASIH TAU GUE TENTANG HAL INI"
"aww apa maksud kak Aldric?" Dara menciut ketakutan.
"jangan pura-pura nggak tau deh lo. Sebenarnya lo tau kan semuanya"
Dara semakin bingung dan tiba-tiba Aldric mendorongnya ke ranjang. Melumat bibirnya dengan kasar dan brutal seolah-olah tidak ada hari untuk esok.
Dara meronta-ronta dan memukul dada Aldric karena dia sudah kehabisan nafas, ia tidak bisa menyimbangi ciuman yang diberikan Aldric.
Aldric geram karena wanita yang dibawahnya tidak mau diam, ia menampar pipi kanan Dara sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah.
"DIAM" bentak Aldric dengan suara yang begitu memilukan hati.
Dara yang ditampar dan dibentak seperti itu syok, ia tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh kedua orang tua dan orang-orang sekitarnya.
Air mata nya lolos begitu saja tidak bisa ditahan lagi, apa salahnya sehingga suaminya memperlakukan dirinya seperti ini.Aldric kembali melanjutkan aktivitas yang tertunda tersebut. Tidak ada penyesalan dalam dirinya karena telah menampar dan membentak wanita yang disebut sebagai istri itu.
Melumat dan menggigit kembali bibir Dara yang manis, entah karena lip balm strawberry yang sering dia pakai atau karena darah. Dan menekan kedua lengan Dara disamping tubuhnya agar ia tidak bisa memberontak. Terjadilah penyatuan kedua tubuh manusia.
Hello.......
Masih ada yang nungguin cerita ini?
Sebenarnya cerita ini tuh tersimpan rapi dikepala diriku tapi apalah daya mood mengalahkan semuanya😭Oh iyah, pengen nanya dun...
Kalo lagi gak mood ngapa-ngapain, apa yang kalian lakuin???
Coment yahThank you luv😚
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDRIC
Teen FictionAzka Aldric di kenal sebagai ketua BEM (badan eksekutif mahasiswa) disalah satu universitas negeri terkenal di Jakarta yang memiliki paras tampan serta sifat yang berwibawa dan tegas. Berbanding terbalik dengan sifat Aldric dengan Dara diapartemen y...