Part 5 : Serangan Dini Hari

7.9K 457 12
                                    

Halooo... Aku balik lagi setelah hampir sebulan nggak up cerita ini 😂😂 Part ini diwarning ya 🔞 Happy reading...

***

Clara sudah bangun dari tidur meskipun hari belum pagi. Keningnya dibuat terangkat saat Clara menyadari Zhian yang tertidur sambil memeluknya erat-erat seolah ia akan kabur. Namun kemudian, Clara mengingat peristiwa yang semalam terjadi, di mana ia bermaksud mengakhiri hidup tetapi dihalangi oleh lelaki itu.

Lantaran merasa ingin buang air kecil, Clara bermaksud melepaskan pelukan Zhian. Tetapi rupanya hal itu malah membuat sang suami terbangun.

"Lo mau ke mana? Gue nggak akan ngebiarin lo ke mana-mana," ujar lelaki itu yang malah menahan pergelangan tangan Clara.

Mendengar hal itu, Clara pun memutar bola matanya malas. "Gue mau ke kamar mandi!" serunya gemas. Kalau ke kamar mandi saja ditahan, jangan salahkan dirinya jika sampai pipis di celana.

"Gue temenin."

Sekarang, mata Clara dibuat terbelalak kala mendengar sahutan suaminya itu. "Mesum!!!" rutuknya.

"Gue nggak lagi mau mesum, Ra. Gue pengen mastiin lo nggak bakal macem-macem lagi," bantah Zhian menjelaskan. Apa yang terjadi semalam benar-benar membuatnya merasa takut Clara akan melakukan hal yang nekat. Kalau tahu seperti ini kejadiannya, harusnya Zhian tidak membawa Clara berbulan madu ke pantai.

Zhian sengaja memilih tempat bulan madu ini sebab tahu Clara menyukai pantai. Meskipun pada kenyataannya Clara tak bisa berenang dan hanya melihat-lihat di tepinya saja. Tapi rupanya pilihannya sudah salah dikarenakan Clara yang malah teringat orang tuanya dan berniat bunuh diri untuk menyusul mereka.

"Gue nggak bakal macem-macem. Gue pengen buang air. Itu aja!" sahut Clara gemas. "Lagi pula, gue baru ingat belum balas dendam ke keluarga lo. Jadi gue nggak akan bunuh diri sekarang," tambahnya lagi yang benar-benar kesal karena dirinya sudah tidak tahan lagi.

"Lo janji 'kan?"

"Iya. Gue janji? Udah 'kan?" Setelah berkata demikian, Clara langsung beranjak ke kamar mandi.

Zhian menghela napas lega manakala melihat istrinya itu keluar dari kamar mandi dengan kondisi yang baik-baik saja.

"Puas 'kan lo?" sinis Clara kesal. "Lo emang brengsek ya, Zhi! Kemarin lo sengaja nahan pelepasan gue. Semalam lo nahan gue bunuh diri. Sekarang malah nahan gue yang pengen buang air. Besok-besok lo nahan gue ngapain lagi?"

"Oke. Gue minta maaf karena kejadian yang kemarin."

"Seenak itu lo minta maaf," cibir Clara tidak terima.

"Terus lo maunya apa? Gue ngelanjutin yang malam itu tertunda? Iya?" sahut Zhian yang malah sengaja menggerakkan alisnya berniat menggoda Clara.

"Sembarangan!"

"Apanya yang sembarangan sih? Kita suami istri. Wajar aja kalo emang mau kayak gitu," tambah Zhian lagi.

"Pas kita belum jadi suami istri pun, lo udah berani kayak gitu."

"Gue khilaf."

"Basi tau nggak?"

Zhian menghela napas berat lagi saat sadar Clara kesal sungguhan kepadanya. Zhian pun melangkahkan kakinya mendekati istrinya itu kemudian memeluknya dari belakang.

"Please, Ra... Selama kita di sini, gue pengen lo ngelupain semuanya untuk sementara. Gue pengen, kita menikmati saat-saat seperti ini. Hanya ada kita berdua," bisik Zhian di depan telinga Clara.

"Lo pikir, gue bisa ngelupain semuanya gitu aja?" tanya Clara menohok.

"Maaf. Tapi gue cuma pengen ngeliat lo ceria lagi kayak dulu. Gue kangen senyum lo."

Misunderstanding LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang