Part 4 : Ingin Bunuh Diri

6.1K 473 6
                                    

Zhian menghela napas lantaran Clara sangat susah diatur. Bukannya segera bersiap-siap dan berkemas, tetapi wanita itu malah duduk santai di kasur sambil memainkan ponsel.

"Yang pengen pergi bulan madu 'kan lo. Gue mah ogah. Jadinya lo aja yang beres-beres," ujar Clara tanpa repot-repot menatap sang suami.

"Oke, fine!" sahut Zhian mengalah. Lelaki itu membuka lemari untuk mengambil beberapa pakaian yang akan dimasukkannya ke koper. Setelah selesai dengan pakaiannya sendiri, ia juga mengambilkan pakaian milik sang istri. Bibirnya menyeringai licik ketika ia melihat pakaian dalam milik Clara.

"WOW!" seru Zhian yang membuat alis Clara berkerut tapi masih belum mau melihat sang suami. "Payudara lo ternyata besar juga ya, Ra. Baru sadar gue," sambung Zhian sembari menenteng bra berwarna hitam. Clara yang mendengar itu praktis menoleh dan berhasil dibuat terbelalak. Bergegas ia menghampiri Zhian dan merebut barang keramat miliknya.

"Brengsek lo, Zhian! Siniin!" makinya ketika Zhian malah sengaja menjauhkan branya itu. Wajah Clara bahkan sudah memerah karena merasa jengah sekaligus malu dalam waktu bersamaan.

"Ngapain buru-buru sih? Gue 'kan masih mau lihat," sahutnya masih sambil menyeringai. Ia membiarkan saja Clara yang masih berusaha meraih bra di tangannya. Namun sayangnya, istrinya itu cukup pendek kalau dibandingkan dengannya. Sehingga sampai sekarang Clara belum juga bisa meraih branya. Malah yang ada, wanita itu tanpa sadar memeluknya.

Zhian melingkarkan sebelah tangannya yang bebas di pinggang ramping Clara. Sehingga mau tidak mau, Clara menghentikan aksinya menjangkau bra yang ada di tangan sebelah kirinya.

"Lo ngapain meluk gue?" tanya Clara dengan raut wajah kesal. Melihat hal itu, sang suami pun tersenyum sinis.

"Bukannya lo yang dari tadi udah meluk gue duluan? Nggak sadar 'kan lo?" balas Zhian.

"Enak aja! Gue nggak pernah tuh ya sengaja mau meluk lo. Gue cuma mau ngambil punya gue!" protes Clara tak terima.

"Oh ya?" tantang Zhian. Dengan Clara yang masih berada di pelukannya, Zhian sengaja membimbing wanita itu melangkah mundur menuju tempat tidur. Setibanya di samping kasur, ia menghempaskan Clara dan dirinya sendiri ke sana.

"Lo... lo ma...u apa?" tanya Clara tergagap.

"Menurut lo?"

"Jangan macem-macem!"

"Semacam aja udah cukup kok," jawab Zhian lagi masih sambil menyeringai.

Clara dibuat menahan napas ketika perlahan Zhian mulai memajukan wajahnya. Sehingga jarak wajah mereka terbilang sangat dekat. Ia bermaksud mendorong Zhian, akan tetapi lelaki itu sigap menahan dan menggenggam tangannya. Sampai akhirnya, Clara spontan memejamkan mata kala jarak wajah mereka hanya tinggal beberapa senti saja.

Chup!

Sejenak, Clara dibuat terdiam karena dapat merasakan kecupan lembut di dahinya. Tadi ia pikir Zhian akan mencium bibirnya seperti yang sudah-sudah. Namun, ternyata dirinya telah salah menduga. Ia pun membuka mata dan langsung bertatapan dengan Zhian yang sialnya berhasil membuat dadanya berdebar.

"Sekarang lo mau beres-beres sendiri atau kejadian kayak tadi terulang?" ancam Zhian yang membuat Clara mencebik kesal.

"Gue nggak mau pergi!"

"Dan gue nggak mau dibantah. Titik!"

"Lo ngeselin banget," gerutu Clara. Meskipun malas-malasan, ia segera mendorong Zhian dari atas tubuhnya. Kemudian, ia berkemas seperti apa yang diperintahkan sang suami.

"Kalo lo nurut 'kan keliatan cantik, Ra."

"Basi!"

***

Misunderstanding LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang