04. Help

94 65 42
                                    

"Gila, soal kuis udah kaya soal ujian akhir anjir susah banget." ucap Gea mengeluh tentang kuis mata kuliah pada hari itu.

Tahun ini Lily adalah mahasiswa semester tiga jurusan bisnis. Pilihan jurusan yang Lily jalani saat ini tentu bukan pilihannya, melainkan pilihan orang tuanya. Orang tua Lily sangat berambisi agar anaknya dapat meneruskan karir mereka. Padahal, Lily sangat benci semua hal yang berhubungan dengan bisnis.

Impian Lily dari dulu adalah masuk ke jurusan hukum. Namun Lily hanya bisa menahan impiannya dan pasrah. Ia tidak ingin mempersulit keadaan lagi.

Tentu Lily menjalankan harinya sebagai mahasiswa dengan setengah hati. Bahkan ia lebih memilih untuk aktif di organisasi dibandingkan akademik. Alasannya hanya karena ingin punya banyak teman dan banyak bersosialisasi. Maklum saja, karena sejak SMP sampai SMA ia home schooling. Teman SD pun tidak banyak yang dekat dengannya.

"Lebay lo. Makannya dengerin kalo dosen lagi ngejelasin." saut Shanon.

Shanon adalah salah satu teman sekelas Lily. Bisa dibilang dekat karena saat di kampus mereka selalu bareng.

"Tuh, Ge dengerin. Jangan sibuk main aplikasi dating mulu!" celetuk Lily sambil mengunyah cemilan yang ia beli saat itu di kantin.

"Mana ada woy fitnah! Emang lo dengerin, Ly?" ucap Gea.

"Enggak, hahaha." jawab Lily diiringi tawa.

"Dihh sialan." umpat Gea.

"Hmm. Bikin gue was-was aja punya saingan baru." ucap Shanon.

Sedikit membahas mengenai Shanon, ia adalah cewek yang pintar dan sangat perfectionis. Teman-temannya memanggilnya dengan sebutan 'si ambis'. Walaupun kadang sifat tidak mau kalahnya menutupi kebaikannya, Shanon tetaplah teman Lily dan Gea yang baik. Ia bahkan sering membantu kedua temannya itu dalam belajar atau mengerjakan tugas.

"Santai. IPK lo pasti ga bakal berubah kok walaupun punya saingan baru." ucap Lily yang seolah-olah akan menyaingi Shanon.

Kedua mata Shanon melotot menatap Lily. "Eh serius lo mau nyaingin gue?!"

"Iya serius. Nanti IPK gue diatas lo."

"4,1 gitu?" tanya Shanon dengan polosnya.

"Mana ada anjir IPK 4,1. Shanon mau aja dibegoin Lily." ucap Gea yang sudah membaca rencana Lily untuk meledek Shanon.

"Kok lo gitu sih. Yah ga seru." gerutu Lily.

"Kurang ajar lo, Ly." ucap Shanon

"Lagian ga masuk akal sih kalo lo bisa nyaingin Shanon. Tiap hari aja kerjaannya nonton netflix."

"Gue tuh sibuk anjir sama proker bem. Tiap hari aja begadang." ucap Lily

"Halah. Padahal dikerjain kak Zayn mulu." tepis Gea.

"Ihh ga semua juga kali."

"HAHAHA." Gea dan Shanon tertawa dengan kemenangannya memojokkan Lily.

"Eh tapi bersyukur juga sih gue bisa deket sama kak Zayn. Apa sekalian aja ya gue gebet? Hahaha." ucap Lily

Kali ini Lily berusaha membalas Gea dengan menjadikan kak Zayn umpan yang empuk. Itu karena kak Zayn adalah senior yang disukai Gea. Ia adalah mahasiswa semester lima jurusan Hukum. Ya, jurusan impian Lily.

Kak Zayn dekat dengan Lily sejak Lily masih maba. Dulu saat ospek, kak Zayn menjadi pendamping kelompok ospek Lily. Sejak saat itu, Lily sering berhubungan dengan Kak Zayn untuk membicarakan hal-hal mengenai kuliah. Lebih tepatnya Lily banyak bertanya tentang jurusan hukum, sih. Orangnya sangat friendly ke siapapun. Sampai-sampai banyak wanita yang baper dengan kak Zayn.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang