27 Desember 2020. *Tik-Tik* Bunyi hujan di Minggu pagi. Mie instan dan susu hangat, adalah persiapan Kuro untuk menghabiskan hari Minggu ini. Terhitung dari awal liburan, Kuro sudah menamatkan 10 judul anime (kartun). Berbeda dari didikan keluarga yang pada umumnya, Kuro tinggal sendiri di apartemennya. Walaupun hidup sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab dan harga diri seorang lelaki yang bermartabat. Bagi Kuro, layaknya seorang bapak yang mengerjakan semua kegiatan ibu-ibu rumah tangga sendirian. Semua kegiatan dari memasak, membersihkan apartemen, mencuci pakaian,, dan hal-hal rumah tangga lainya, Kuro sudah terbiasa akan semua hal itu. Ditambah lagi Kuro juga bekerja sebagai kasir di minimarket dekat apartemennya.
*Ting-tung* Suara bel rumah Kuro berbunyi.
Kuro segera membukakan pintu, "Ya, Sebentar!"
Tak diduga, ternyata Monica hujan-hujanan untuk datang ke rumah Kuro. "Ih lama banget sih kamu, Roku-Chi!" omel Monica yang kedinginan.
"Bukannya salam, malah ngomel. Gih, masuk dulu sana, lalu keringkan pakaianmu!" kata Kuro.
"Siap sayang!!" jawab Monica.
Monica adalah salah satu perempuan cantik di kalangannya, yang bisa Kuro taklukkan. Dengan awal yang dingin, Monica bisa menghangatkan Kuro dengan sekejap berkat mantra ajaibnya. Sebenarnya mereka berdua adalah teman masa kecil yang terpisah dan bertemu lagi setelah 7 tahun lamanya. Oleh karena itu keluarga mereka memiliki hubungan yang erat. Dimana setelah memperebutkan juara memasak di perkemahan pramuka akhir semester kemarin, Kuro dan Monica sudah resmi pacaran sejak 07 Desember 2020.
"Itu ada susu hangat di meja makan, sudah aku buatkan," kata Kuro.
"Tumben peka banget kamu, Yang?" Monica menunjukkan sesuatu, "Oh iya, ini aku bawa Opor ayam masakan ibuku dari rumah tadi."
"Ya, makasih. Tapi taruh dapur aja, barusan makan mie aku tadi. He he," ucap Kuro
"Kebiasaan!"
Kuro menggoda Monica yang kedinginan. "Iyaaa Sayang, nanti aku makan. Sini Sayang, biar gak kedinginan." Ajak Kuro, "Mau nonton atau ngegame aku layani hari ini."
Dikarenakan Kuro sedang cuti dari kerjanya, Ia bisa menemani Monica bermain di apartemennya. Monica memilih untuk bermain game. Monica ingin mencoba PlayStation 4 milik Kuro. Kuro menyarankan untuk bermain Minecraft. Monica menyetujuinya. Kuro mengajak bermain dengan mode survival, Monica menolak dan ingin bermain dengan mode creative.
"Aku mau bikin rumah, pertanian, peternakan, taman, dan semuanya yang asik pokoknya!" jelas Monica dengan penuh semangat.
Kuro kebingungan, "Lha? kan mode di survival juga bis-"
"Tidak! Maunya mode creative!" potong Monica.
"Siap sayang!" jawab Kuro mengikuti permintaan Monica.
Monica langsung membuat pondasi rumahnya, Kuro ikut membantu membuat peternakan dengan instruksi Monica. Seperti kata Monica tadi, ia mencurahkan semua imajinasinya ke game. Kuro mencoba menjahili Monica, dengan memanah karakter Monica dari semak-semak. Monica kesal, karena keseriusannya diganggu.
Ia menyiapkan pedang dan langsung mencari karakter Kuro, "Roku-Chi, awas kamu ya!"
"Lho kok marah? wkwk," jawab Kuro diiringi tawa jahatnya.
"Bantuin napa! Sini Roku-Chi!" panggil Monica. Monica mendekati Kuro, dan menempelkan keningnya ke Kuro, "Nah, sekarang bantuin ya?"
Kuro tersipu malu, "I-i-iya, siap!"
Mereka melanjutkan kembali gamenya, dengan penuh kegembiraan di setiap menitnya. Dengan waktu 2 jam, Kuro dan Monica berhasil membuat rumah dan taman. Mereka menyudahi gamenya lalu makan siang bersama. Monica memanaskan Opornya dan Kuro membereskan meja makan dan ruang bermain game tadi.
"Roku-Chi, Opor Ayamnya sudah siap, sini!" panggil Monica.
"Yokay, Mo-Chi," jawab Kuro.
Mereka menikmati Opor ayam masakan ibu Monica. Rasa manis dan empuk daging ayamnya, ditambah kuah yang menghangatkan suasana dinginnya hujan di siang hari.
"Ehmm, Enaknya," puji Kuro sambil menghabiskan makanannya.
"Yoi dong, siapa dulu yang masak?" tanya Monica.
Ledek Kuro, sambil menahan tawa, "Ibu Monica lah. Mana bisa Monica masak seenak ini?"
"Ihhh, awas kamu, Roku-Chi!" Monica menginjak kaki Kuro.
"Aduhhh!! Iya iya... Maaf, Mo-Chi," mohon Kuro.
Setelah makan, Kuro membereskan meja makan, sementara Monica yang mencuci peralatan makan. Setelah semuanya selesai, Monica menghampiri Kuro di depan TV, Monica ingin membicarakan sesuatu pada Kuro.
"Oh iya, Kuro. Kamu sudah diberitahu oleh orang tuamu?" tanya Monica. "Belum, memang ada apa?" jawab Kuro.
"Ya maklum sih, barusan tadi pagi juga kita mengabarinya. Jadi besok malam tahun baru keluarga kita berdua mau mengadakan acara tahun baruan di rumah mu. Lagian kita tidak pernah bertemu sejak 7 tahun silam," jelas Monica.
"Menarik juga. Mo-Chi, datang kan?" Ucap Kuro.
"Pasti dong. Sekalian kita berduaan kan boleh."
Kuro tiba-tiba memeluk Monica. Sambil berbisik, "Udah udah Mo-chi, kalau sudah nge-bucin gak ada obatnya."
Monica tersipu malu, akan kelakuan Kuro. Karena sudah lelah, Monica memutuskan untuk pamit pulang.
"Masih hujan nih? Butuh ojek payung gak?" tawar Kuro.
"Emang mau pacarnya hujan-hujanan??" kata Monica kesal.
"Ya tidak apa-apa kan? Lagian enak di rumah," canda Kuro.
"HM"
Kuro bergegas mengambil payung, "Ya, Tunggu sebentar!"
*Juglug* Kuro membuka payungnya. Langkah kaki yang diiringi rintik hujan, mereka tetap menerobos hujan dengan payung. Mereka jalan dari apartemen Kuro ke Halte busway terdekat 'Taman Budaya' yang berjarak 300 meter.
"Tolong bawa dulu payungnya!" Kuro memberikan jaketnya ke Monica, "Dah, biar aku yang bawa lagi payungnya."
"Makasih, Roku-Chi. Kamu sendiri memang tidak kedinginan?" kata Monica. "Oh tentu tidak, Kuro kan kuat," balasnya dengan penuh semangat.
"Awas kalau kejadian seperti dulu. Kamu yang ngajak hujan-hujanan, tapi kamu sendiri yang sakit," ledek Monica.
"Memang pernah ya? Aku tidak mengingatnya sama sekali," jawab Kuro kebingungan.
Monica menepuk pundak Kuro, "Hadehhh Dasar Roku-Chi pelupa."
Tak terasa mereka sudah sampai di Halte busway.
Monica pamit ke Kuro, "Roku-Chi, aku pulang dulu ya. Makasih untuk sebelumnya." "Ya, Hati-hati di jalan," Kuro melupakan sesuatu, "Mo-Chi, tunggu!"
"Kenapa? Sudah kangen?" tanya Monica.
"Jaketku kamu bawa!" teriak Kuro.
Monica melepas jaket, lalu memakaikannya ke Kuro, "Dah itu, Makasih ya. Busnya sudah datang, aku duluan Roku-Chi! Sampai Jumpa besok!"
~ BERSAMBUNG ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Istimewa
RomanceMengisahkan kehidupan sehari-hari Kuro sebagai siswa SMP 1 Teswa kelas 2 yang pemalas, gemar bermain game, dan suka menonton kartun jepang (anime). Mengejutkannya lagi, Kuro juga menjalani hubungan asmara. Kuro memiliki didikan keluarga yang berbeda...