Bab 3. "Memasak"

6 2 0
                                    


~ 5 Januari. 9.00 AM ~

"Permisi, mengganggu waktunya sebentar. Atas nama Kuro, ada?" kata Bu Lisa dari pintu kelas 2-4.

Kuro mengangkat tangan, "Hadir, Bu."

"Oke, tolong ikut ibu ke kantor sebentar ya?" jelas Bu Lisa.

Kuro berdiri dari tempat duduk lalu menghampiri Bu Lisa di depan pintu.

"Aduh sampai lupa. Maaf ya, Pak Jaka, saya pinjam dulu si Kuro," ucap Bu Lisa.

"Ya ya, silahkan Bu," jawab Pak Jaka.

Kuro dan Bu Lisa menuju ke kantor guru.

Saat di jalan, Kuro bertanya ke Bu Lisa, "Kalau boleh tahu, ada perlu apa sama saya ya, Bu?"

"Ada seseorang yang ingin menemui kamu," jawab Bu Lisa.

"Hm? Siapa ya?" gumam Kuro.

Bu Lisa menjawab gumaman Kuro, "Nanti tau sendiri kok,"

Sesampainya di ruang guru, Kuro di antar ke ruang tamu. Ruang tamu ini terletak di bagian paling depan ruang guru, biasanya tempat ini digunakan untuk pertemuan guru dengan tamu atau dengan orang tua siswa.

*Dug dug dug* Kuro mengetuk pintu. "Permisi!"

"Silahkan," jawab seorang dari dalam ruang tamu.

Setelah masuk, Kuro melihat ada guru ekskul kesehatan, Evan, dan siswi yang ditolongnya kemarin saat upacara yang didampingi oleh dua orang tua.

"Silahkan duduk di samping Evan, Kuro," kata Bu Lani selagi guru pembina ekskul kesehatan.

Bu Lani menjelaskan maksud dari memanggil Kuro dan dipertemukan dengan keluarga dari siswi yang ditolong Kuro saat itu, bahwa keluarga siswi yang ditolong itu ingin mengucapkan terimakasih kepada Kuro.

Siswi yang ditolong Kuro memperkenalkan diri, namanya Wendy. Bisa dibilang bahwa Wendy itu sangat imut. Wendy dan kedua orang tuanya mengucapkan terimakasih ke Kuro. Terlihat Ayah Wendy yang terlihat sangat terbantu, karena sudah menolong anak perempuannya. Kuro dengan senang hati menerima ucapan terimakasih itu. Karena keluarga Wendy mengetahui bahwa seragam Kuro yang kemarin itu sudah tidak layak pakai, mereka memberikan satu set seragam baru untuk Kuro.

Kuro merasa sungkan, "Iho iho, kok repot-repot segala bu. Seragam Kuro yang kemarin masih bisa diperbaiki."

"Sudah diterima saja, mas. Dari pada menggunakan seragam tambal-tambal, ini saya belikan yang baru dan siap pakai. Ini juga sebagai ucapan terima kasih telah menolong anak saya," jelas Ibu Wendy.

Kuro yang masih sungkan, menerima seragam itu.

"Gimana ukurannya pas tidak, mas?" tanya Ibu Wendy.

"Sebentar coba saya cek," Kuro mencari ukuran seragamnya, "Oh ini. Ukuran L. Pas kok, bu dengan ukuran badan saya."

"Syukurlah kalau begitu."

"Sekali lagi, terimakasih banyak ya, pak bu," kata Kuro.

*Tettt* Bel istirahat pertama berbunyi. Dirasa semua cukup Kuro, Evan, dan Wendy kembali ke kelas masing-masing. Dan keluarganya Wendy pun pulang.

~ 8 Januari ~

Jam pulang sekolah, Kuro yang sedang berduaan dengan Monica dihadang oleh dua perempuan yang imut.

"HEH?!" Monica yang bingung melirik Kuro.

"Bentar ya, Mo-chi."

"Kak Kuro, aku mau bicara sebentar sama kak Kuro. Bisa tidak??" mohon Wendy.

IstimewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang