Sudut Pandang

802 157 22
                                    

Sorry For Typo
07/02/21

Biasakan Vote & Comment

Pelajaran olah raga pada saat jam siang adalah yg terburuk, harus berlawanan langsung dengan sinar matahari, debu serta polusi udara tingkat tinggi, belum lagi jika suhu udara meningkat maka tunggu saja tanggal kematian.

Sebenarnya di sekolah ini fasilitas serba lengkap dan hampir semuanya tertutup dengan atap di berbagai sisi, tapi kenapa tidak ada gedung olah raga yg tertutup? misalnya lapangan basket, lapangan futsal, lapangan tennis, lapangan bulu tangkis dan lapangan upacara. Semuanya terhampar di padang terbuka.

Hanya ruangan khusus renang saja yg tertutup rapat, tapi di minggu ini pelajaran olah raga tidak tentang memacu adrenali di dalam air, melainkan olah raga adu fisik di lapangan basket.

Jimin memiliki alasan kenapa ia tidak menyukai pelajaran olah raga, selain karena fisiknya yg lemah jantungnya juga tidak sekokoh milik pria lain, kekuatan gugupnya melebihi getaran ketika gedung tua akan di robohkan oleh pemerintah.

Di sekolah lamanya Jimin di beri kelonggaran untuk tidak mengikuti pelajaran olah raga, tapi di sekolah khusus laki-laki ini tak ada pengecualian. Jika memang ada murid yg mengidap suatu penyakit maka ia tetap berpartisipasi untuk membantu para murid lain yg akan berolah raga.

Bukan duduk diam seperti sebelumnya,  murid-murid dengan kesehatan tubuh yg lemah akan menyediakan serta mengantarkan minuman atau handuk kecil yg di butuhkan jika yg murid lainnya sedang mengambil nilai.

Dari sekian banyak siswa di kelas 02-A hanya ada 3 murid yg tidak bisa mengikuti kegiatan olah raga, Salah satunya yaitu Park Jimin.  Ia juga menyertakan surat medis yg mendukung.

Jimin duduk sopan di podium khusus penonton bersama tiga siswa lainnya, ia tampak sibuk dengan kamera kecil di genggaman. Sudah pasti ia akan membidik gambar sang idola, senyuman manis terpatri saat ia mendapatkan gambar Jungkook sesuai dengan keinginan.

"Ya kau fanboy nya Jungkook?" murid di sebelah mengajaknya berbicara

"Mmm.. F-fan-fanboy i-itu apa?" Jimin melirik kearah teman sekelasnya itu.

"Tunggu sebentar, kau ini siapa?" ujar yg lainnya

"Ya babbo! dia teman sekelas kita! dia anak baru" mereka saling memukul kepala untuk menyadarkan.

"Ah Jinjja? emangnya di kelas kita ada murid baru?"

"I-i-itu su-sudah ti-tiga bu-bulan, ak-aku bukan mu-murid ba-baru lagi" Meski ia butuh waktu untuk menjelaskan tapi murid lainnya masih mau mendengarkan ucapan Jimin hingga akhir.

"Tiga bulan? ommo! aku tidak tahu" dua diantaranya saling menatap seperti orang bingung.

"apa yg kau tahu hm?"

"Baiklah aku minta maaf teman, hmm namaku Lay aku keturunan Tiongkok"

Untuk pertama kalinya ada orang yg mau berkenalan dengannya, Jimin masih belum menjabat tangan calon temannya itu karena ia tersipu malu akibat kegembiraan.

"Uh? kau tak mau berteman denganku?"

"A-an-anni, a-aku mau" ujarnya pelan sekali hampir tidak terdegar.

[Hiatus] Sangnamja (Jikook/Vmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang