Susu Pisang

862 145 15
                                    

Sorry For Typo
07/03/21

Biasakan Vote & Comment

Cahaya redup berwarna keemasan di tangkap kuat oleh pupil mata seseorang yg sedang berbaring diatas ranjang UKS, ia mencoba untuk melihat keadaan sekitar dan mengingat kejadian beberapa saat yg lalu sebelum tubuhnya jatuh kedalam pelukan seseorang yg amat ia gemari.

Jimin menjadi sangat malu karena telah mengingat semua kejadian,  ia bahkan ingin melarikan diri saat ini juga. Ruang UKS tampak sepi mungkin karena pelajaran ketiga telah dimulai dan semua murid telah kembali ke kelas masing-masing.

Jimin memeriksa ponselnya dan membaca pesan di grup chat pertemanan yg beranggotakan Baekhyun dan Lay, mereka berpesan agar Jimin tetap melanjutkan istirahat di UKS hingga jam pelajaran usai. Mereka akan membantu membawa seluruh barang-barang Jimin ketika pulang sekolah dan mengantar teman barunya itu pulang ke rumah.

Semilir angin sore menyeruak di dalam ruangan melalui jendela yg terbuka, Jimin kembali menutup mata dan siap tidur lagi hingga dua jam kedepan. Namun belum beberapa saat ia menutup mata, bayangan seseorang yg sangat tinggi datang dan berdiri di sampingnya, Jimin merasakan jika seseorang itu menatap kearahnya namun ia tak berani membuka mata.

"Apakah dia baik-baik saja Saem?" suara berat yg sangat familiar di telinga Jimin, jantungnya mulai berdetak tidak karuan lagi.

"Heum... aku sedang menuliskan resep obat untuknya"

"Apa dia harus meminum obat? kurasa dia hanya mengalami gangguan kecemasan"

"Iya dia harus bahkan sebaiknya dia rumah sakit untuk bertemu dokter"

"Kau juga seorang dokter"

"Aku dokter umum, Park Jimin membutuhkan seorang dokter psikolog"

"Kenapa?"

"lihat ini, dia mengkonsumsi obat penenang tanpa resep dokter, takaran yg ia minum juga sangat berlebihan. Sepertinya ia selain mengalami kondisi gangguan kecemasan, ia juga berpotensi menghadapi penyakit lemah jantung"

Dua orang yg sedang berbicara sangat serius itu mengusik waktu tidur Jimin, semua rahasia yg ia tutupi dengan tekad kuat kini telah di ketahui oleh sang idola. Mungkin nilai Jimin dimatanya akan semakin menurun.

"Kenapa dia harus melakukan itu?"

"Molla, sepertinya keadaan ini harus di ketahui oleh keluarganya"

"ANDWE!!!" Jimin berteriak keras hingga semua perhatian tertuju padanya.

"Kau sudah bangun?" Jungkook mendekat kearah ranjang.

"S-s-sa-saem... Ja-jangan be-be-beri tahu ke-keluargaku" tubuhnya bergetar hebat.

"Sampai kapan kau akan menutupi masalah serius ini?" Dokter sekolah itu menantang Jimin tak bergeming.

"A-aku bi bi bisa meng-atasinya"

"Park Jimin, kau pikir dirimu seorang dokter? aku akan memberitahu kepala sekolah untuk memanggil orangtua mu"

"Ja-jangan S-saem..." bola mata Jimin semakin panas, ia siap menangis karena takut.

"Saem... Aku akan membantunya untuk berkunjung ke rumah sakit akhir pekan ini, jadi sebaiknya jangan menghubungi keluarganya"

[Hiatus] Sangnamja (Jikook/Vmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang