Fortress 'O1

2.2K 343 21
                                    

Sun, February 7

» chapter 1

» chapter 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KARINA!"

Sayup-sayup dentuman musik bercampur dengan suara keramaian orang yang terdengar bising di telinga. Alunan musik yang sering sekali dimainkan pada club malam manapun, suara bass memekikan telinga namun mampu membuat para insan tenggelam ke dalam kesenangan sesaat.

Nama yang dipanggil keras oleh sosok gadis mabuk di depannya, Karina mendudukkan diri disampingnya lalu merebut kilat gelas vodka di tangan sahabatnya itu dan meneguknya.

"Ken-apa ka-kau minum?" sedikit terbata karena kesadarannya, 4 botol vodka di meja sudah mampu membuatnya menggelengkan kepala. Karina menerima telefon dan ternyata sahabatnya mabuk dengan kasus 'patah hati'. Benar-benar menyusahkan.

"Kau sudah minum hampir 4 botol, berbaikan lah dengan kekasihmu itu, tidak ada guna juga mabuk seperti ini. Toh, dia peduli saja tidak padamu." katanya sarkas, sahabatnya lantas merengek dengan wajah memerah.

"Mulutmu sangat tajam, te-tapi memang benar. Peduli saja belum tentu. Ken-ekk kenapa nasibku malang sekali?"

"Aku sudah mengatakan ribuan kali, broke up with him. Open your eyes, Lian!"

Nadanya meninggi, Karina cukup dibuat kesal dengan pemikiran sahabatnya itu. Lian sudah sering kali disakiti, bahkan Karina melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kekasih gadis itu menggila saat ia bertemu tanpa sengaja di club yang sama. Tangan wanita pekerja yang meraba jeans yang di gunakan oleh tuannya. Menggoda adiknya dengan gerakan sensual dengan utuh tertutupi celana.

Mengingatnya saja, dia butuh kantung muntah.

"I love him, much. Aku tidak bi..bisa lepas."

Karina menghela napas panjang dan menepuk pelan punggung sahabatnya, sudah terisak dengan gumam makian yang lirih terdengar. Pembodohan memang. Terdorong dirinya untuk pergi ke tempat ini meski sedang tak ingin berkunjung, panggilan telefon dari Lian mengakhiri pijakannya sampai sini dan lagi-lagi kembali mendengar curhatan memuakkan atas ketidakmampuannya melepas si bajingan itu.

Ia meraih botol vodka yang tersisa setengah itu dan menuangkan pada gelas kosong, meneguknya lagi dengan pelan sembari terus melirik pada gadis di sampingnya dan tidak menyadari ada seorang pemuda yang tengah berdiri dibelakangnya sembari merengkuh posesif pinggang si wanita pekerja.

"Sedang apa kau di sini?" Karina berbalik dan menemukan kenalannya, si pemilik club malam ini.

"Lihat sendiri, aku malas menjelaskannya."

'𝐅𝐎𝐑𝐓𝐑𝐄𝐒𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang