Fortress 'O2

1.7K 304 23
                                    

Friday, February 12

» chapter 2

Terbukanya mata karena sinar menyilaukan dari celah tirai biru langit yang membiarkan terik matahari menyusup pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terbukanya mata karena sinar menyilaukan dari celah tirai biru langit yang membiarkan terik matahari menyusup pelan. Masih dalam keadaan setengah sadar, merasakan atmosfir juga kehangatan kasur yang sangat berbeda dari yang biasa ia tiduri.

Masih ada rasa kantuk dan mengubah posisi menjadi duduk, matanya disuguhi dengan pemandangan asing. Sejauh mata memandang, ia yakini ini bukan lah tempat yang ia tinggali—ia berada di sebuah kamar. Entah dimana ia berada sekarang.

Menggaruk kasar rambutnya karena sedikit kesal, mengingat malam kemarin ia berakhir mabuk dan tak mengingat lagi seperti apa kondisinya. Menyesal karena sekarang berharap rasa sakit dan pusing dikepalanya akan lenyap.

Pria itu menoleh, pandangan kedua manik elangnya tertuju pada pintu kamar yang tidak tertutup rapat. Celahnya membuat ia bisa mencium bau masakan yang mampu meningkatkan segala hasrat lapar yang tertunda, perutnya tengah berbunyi sekarang.

Bangkit, ia menggerakan kedua tungkainya dan pria yang berada di ambang pintu itu langsung menghentikan langkah. Wanita bersurai hitam legam yang di kuncir kuda dan tangannya sibuk mengaduk masakan yang tengah dibuatnya.

"Kau sudah bangun, tuan?" Karina menyadari adanya hawa keberadaan yang besar di belakangnya dengan menolehkan kepala tanpa menghentikan kesibukannya mengaduk sup asparagus yang tengah di masak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sudah bangun, tuan?" Karina menyadari adanya hawa keberadaan yang besar di belakangnya dengan menolehkan kepala tanpa menghentikan kesibukannya mengaduk sup asparagus yang tengah di masak.

Suara wanita itu berhasil membuatnya tak berkutik sejenak. Bahasa korea? Baiklah, kepalanya semakin berdenyut tak karuan dibuatnya.

"Kau yang membawaku kemari?" tanya pria itu masih di tempat.

"Of course."

"Siapa namamu?" tanyanya lagi, "Kau terlalu kaku dan to the point, aku Karina. Penyelamatmu."

Setelah membalas, wanita itu kembali fokus pada masakannya. Tidak tahu jika pria asing itu mencoba mendekat sedikit terhuyung menahan sakit di kepalanya.

Dug!

"Apa yang kau lakukan?!" Karina meninggikan nada, jantungnya terasa mau copot begitu menerima pergerakan tak terduga dari si pria. Tubuhnya di dorong hampir terjatuh jika tidak mengenai tepat di meja pantry.

'𝐅𝐎𝐑𝐓𝐑𝐄𝐒𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang