© rougannu, All Right Reserved.
Misunderstood
Di dalam sebuah pusat perbelanjaan ibu kota yang begitu megah, Lisa tengah berjalan sendirian menikmati waktu sendirinya. Ia dan kepribadian introvert-nya memang lebih nyaman menyendiri meskipun tetap memiliki banyak teman. Maka dari itu di hari minggu yang berbahagia ini ia pergi ke mall untuk sekedar menyenangkan diri.
Lisa sudah menonton film di bioskop, ia juga sudah membeli beberapa buku untuk koleksinya. Sekarang waktunya ia memanjakan perutnya yang sudah berdemo sedari tadi. Lisa kemudian berjalan ke sebuah restoran yang cukup ramai pengunjung. Seluruh mejanya bahkan sudah dikuasai oleh pelanggan, tetapi karena ia sudah menginginkan salah satu menu spesial restoran ini sejak lama, maka ia rela masuk ke daftar tunggu.
"Atas nama Lisa!" panggilan salah satu waiters yang mengorganisir meja kepada Lisa menandakan meja sudah tersedia untuk gadis itu.
Lisa pun berdiri dari kursi tunggu menghampiri waiters dengan wajah gembiranya. "Saya Lisa mba."
Waiters itu mengangguk, kemudian berjalan mendahului Lisa sebagai penunjuk arah.
"Di sini tempatnya untuk satu orang ya kak. Pesanannya kira - kira akan siap dalam lima belas menit ke depan. Mohon ditunggu." jelas sang waiters yang lalu undur diri setelah Lisa menyetujui perkataannya.
Baru saja Lisa menduduki kursinya, matanya menangkap sebuah pemandangan yang mengagetkannya.
"Loh? Itu bukannya Pak Hangyul ya??" gumamnya dalam hati.
Pak Hangyul, guru biologi di sekolah tempatnya menimbah ilmu. Selain guru sebetulnya Pak Hangyul cukup dekat dengan Lisa layaknya teman karena dulu saat masih kelas sepuluh Lisa pernah mengikuti olimpiade yang dibimbing oleh pria berumur 27 tahun tersebut.
Bukan karena melihat gurunya sedang makan di restoran yang sama dengannya yang menyebabkan Lisa kaget. Namun gadis yang terlihat seperti seumurannya yang bersama gurunya yang mengagetkan Lisa!
Belum lagi tangan mereka yang saling bertaut membuat pikiran Lisa seketika terarah pada hal yang tidak - tidak. Meskipun gurunya belum mempunyai istri, tetapi setaunya Pak Hangyul tengah menjalin kasih dengan salah satu guru favoritnya pula, Bu Jihyo si guru fisika.
"Oh my God!! Ini gimana, kok bisa - bisanya sih Pak Hangyul punya simpenan. Perasaan Bu Jihyo paket lengkap deh. Aduh . ." Lisa kembali bergumam sendiri.
Saat salah satu waiters akhirnya mengantarkan pesanannya Lisa belum juga melepaskan pandangan dari Pak Hangyul, karena sebetulnya jika tiga meja di depannya dihilangkan maka Lisa dan Pak Hangyul saling berhadapan. Dan benar saja, tanpa perlu menyingkirkan tiga meja yang menghalangi Pak Hangyul sudah lebih dulu menangkap basah Lisa yang memperhatikannya.
Lisa seketika dilanda gugup, keringatnya mengalir begitu saja, bahkan pendingin ruangan tak mampu menahan keringatnya untuk terus mengalir.
Kini yang bisa Lisa lakukan hanyalah menundukan kepalanya. Ia secara terburu - buru melahap habis satu porsi fusilli carbonara, garlic cheese bread, dan terakhir satu mangkuk choco lava cake yang dihidangkan untuknya. Selama kurang lebih dua puluh menit ia sudah melahap habis semuanya. Dan selama itu juga ia menundukan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHORIA •|• SERIES OF LISA'S ONESHOT PT. II
FanfictionEuphoria /eu·fo·ria/ /éuforia/ n perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan Lisa dan kisah-kisahnya. [PT. II] [ONESHOT] 🏅#1 - lisaxboys © 2021, rougannu.