Jungkook melangkahkan kakinya dengan tergesa, membuatku sedikit kesulitan mengimbangi langkah kakinya itu. Namun, tak ada sedikitpun layangan protes keluar dari belah bibirku, aku tahu Jungkook ingin segera menemui putra semata wayangnya.
Putra yang selama ini aku pisahkan paksa darinya.
Dalam diam, Jungkook menggenggam erat tanganku, menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan di mana putra kami di rawat.
Cklek!
Pintu terbuka, membuat dua presensi yang berada di sana seketika menoleh ke arah kami berdua.
"Papa!"
Genggaman tangan Jungkook terlepas, pria itu melangkah lebar menuju sang putra dan mendekap tubuh mungil itu dengan erat.
Kedua pelupuk mataku tergenang, pemandangan yang begitu ku rindukan kini terpampang jelas di kedua mataku. Dimana tubuh kekar itu mendekap erat tubuh mungil puteraku dengan penuh kasih.
Setitik penyesalan hinggap di benakku, aku sadar aku salah, memisahkan dua orang yang bahkan terhubung dengan aliran darah yang sama.
"Papa! Kuki rindu!"
Tes! Setitik airmataku jatuh begitu saja. Rasa sesak dan haru yang menyelimuti benakku, kini tak lagi mampu ku tahan. Aku bahagia, tawa ceria puteraku telah kembali seperti semula. Seolah bocah kecil itu lupa akan jarum infus yang masih menancap di tangan mungilnya.
Ku langkahkan kakiku mendekat, berdiri sedikit di belakang Jungkook dan mengusap lembut surai legam pria-ku itu. Membuat Jungkook mendongak dan mengulurkan salah satu tangannya melingkar pada pinggangku dan membawaku turut masuk dalam dekapannya.
Larut dalam haru, tiba-tiba Jungkook mendongak kala ia menyadari pergerakan lain yang bermaksud keluar dari ruangan itu diam-diam.
"Jaehyun-ah?"
Sosok yang bermaksud keluar dengan diam -Jaehyun, itu seketika menghentikan langkahnya. Ia menoleh, membuat Jungkook seketika melepaskan dekapannya dariku dan puteraku.
"Tak ku sangka, kita bertemu di sini." Ucap Jungkook seraya berdiri. Membuat ku seketika merasa cemas kala aku menangkap sorot mata yang berbeda darinya.
"Senang bertemu denganmu, Jungkook-ah..." Ucap Jaehyun dengan seukir senyum di wajahnya.
Raut wajah Jungkook mengeras, rahang pria itu mengetat kuat. Sontak ku genggam erat tangan Jungkook, mencoba menurunkan amarah yang kini tengah melanda Jungkook. Aku paham, Jungkook sangat membenci Jaehyun, karena bagi Jungkook, Jaehyun adalah awal mula semua masalahnya berasal. Dan juga, orang yang membuat Minyoung Noona memilih mengakhiri hidupnya.
"Aku jauh lebih senang bertemu denganmu, bagaimana jika kita bicara?"
Sempat terdiam sejenak, Jaehyun mengangguk perlahan. Pria itu melangkah keluar lebih dulu, sepertinya sudah saatnya untuk ia dan Jungkook meluruskan segalanya.
Jungkook menghela napas panjang, sementara tanganku tak hentinya mengusap lengannya, membuat Jungkook menatapku dengan seulas senyum tipis di bibirnya.
"Papa..."
Jungkook menoleh, mengalihkan atensinya pada Jungki.
"Papa, Dokter Jaehyun orang yang baik, papa jangan marah ya..."
Jungkook terkesiap, dengan cepat pria itu menangkup wajah mungil Jungki dengan senyum mengembang di wajahnya.
"Siapa yang marah? Papa tidak marah." Ucap Jungkook dengan senyum yang mengembang sempurna, seolah tengah berusaha menyembunyikan emosinya yang telah membuncah."Papa, wajahmu terlihat menyeramkan..."
Jungkook menoleh padaku, membuat pandangan kami saling beradu beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU || Lizkook ( END ) ✓
Fanfic[ Rate : Mature ] Lalisa Kim, wanita cantik bak boneka itu tak pernah mengeluh kendati ia harus hidup dan besar di sebuah panti asuhan, Lalisa Kim sama sekali tidak mengenal siapa orang tuanya. Kehidupannya sangat keras, bahkan ia harus berjuang mel...